4. Insiden Naga Lepas

19 5 0
                                    

Sepasang bola mata kuning menatap Katya lurus dari balik topiary yang tumbuh di vas tersebut. Lengan Katya yang menjulur sontak menjadi jembatan yang tepat bagi makhluk itu melompat dan berpindah ke posisi lain yang menurutnya lebih nyaman. Sepersekian detik yang terasa lambat itu membuat Katya terperanjat saat pemilik bola mata kuning sudah bertengger dengan cepat di bahu yang kosong.

"AAAAAAA!!!"

Seperti orang yang baru melihat hantu, Katya berteriak kencang, seluruh tenaga dan udara yang ada di paru-paru dia embuskan tanpa sisa. Kunci apartemen yang ada di tangan jatuh begitu saja menimpa lantai marmer yang menghiasi koridor. Dia melompat, berusaha mengusir makhluk mengerikan itu dari bahu, tetapi si mata kuning terlihat santai dan tak acuh dengan goyangan Katya yang sudah sangat heboh seperti biduan pantura.

"Kak! Jangan gerak-gerak! Nanti dia malah loncat ke kepala!"

Apa? Loncat ke kepala? Tidak! Katya tidak bisa begitu saja mendiamkan makhluk berengsek itu bertengger di rambut yang sudah dibilas dengan shampo aroma bunga dan kelapa miliknya! Dia baru membeli shampo itu kemarin dengan harga promo di toko daring dengan berebut secara bar-bar ketika berburu flash sale. Maka, setelah mendengar perintah untuk diam, Katya langsung mematuhinya meski seluruh bulu kuduk sudah meremang dan tubuhnya bergetar luar biasa seperti alat pijat elektrik.

Di sampingnya, Katya melihat seorang gadis muda dengan rambut yang diikat seperti ekor kuda berdiri santai mendekat. Dengan perlahan, gadis muda itu memajukan tangannya, meraih tubuh makhluk bermata kuning dari bahu Katya. Setelah itu, makhluk tadi sudah duduk dengan tenang di pelukan sang gadis yang kini tersenyum menampilkan deretan giginya seolah tidak merasa bersalah. Sial! Pasti dia pemilik hewan menjijikan itu.

"Maaf, ya, Kak. Rafael emang suka kabur," ujarnya seraya mengusap punggung hewan itu. "Aku juga lupa nutup kandang Rafael."

Mengatur pernapasan dan merapikan pakaian yang berantakan, Katya berdeham, kemudian menoleh ke gadis tadi. "Itu peliharaan kamu? Kenapa kamu melihara kadal, sih?"

Gadis itu melongo, bukan karena ucapan mengenai hewan peliharaan, tetapi karena Katya yang mengatakan jika dia memelihara seekor kadal. "Ini bukan kadal, Kak. Ini namanya bearded dragon. Dia jinak, tapi bukan peliharaan aku," paparnya.

"Ih, enggak peduli namanya apa, kadal itu nyeremin."

Rafael-begitu nama yang dia sebut-menoleh dengan statis ke arah Katya, langsung membuat wanita itu spontan memundurkan langkah menjauh. Ternyata hewan memiliki rasa yang cukup peka ketika diperbincangkan, baru saja dikatakan menyeramkan dia dengan cepat menatap Katya dengan tatapan lapar, seolah bisa kembali loncat dan hinggap di wajah.

"Bening! Rafael ke man-"

Dari balik pintu apartemen sebelah, terlihat seorang laki-laki muda dengan alis tebal, sepertinya dia memanggil nama gadis yang baru Katya temui ini, sekaligus memanggil nama hewan peliharaan mengerikan yang dia gendong. Baru pernah Katya lihat lelaki itu, agaknya mereka ini baru pindah ke apartemen sebelah karena sepanjang ingatan Katya, penghuni apartemen sebelah telah lama pindah karena tidak cocok dengan Katya dan sering bertengkar.

Bagaimana tidak bertengkar? Mereka setiap pagi sering menyetel lagu dangdut DJ jedag-jedug full remix yang menganggu Katya saat istirahat atau begadang membaca naskah para penulis yang ditangani. Mungkin tidak masalah saat disetel pagi hari ketika Katya sudah berangkat kerja, tetapi mereka dengan percaya diri menyalakan musik pukul 03.00 pagi. Iya! Pukul 03.00 saat di mana orang-orang sedang istirahat. Mereka justru sibuk seperti mengadakan hajatan atau dugem kecil-kecilan di dalam apartemen.

Karena sudah tidak kuat, Katya melapor ke pemilik apartemen melalui perantara resepsionis di lobi bawah, ternyata bukan hanya Katya yang merasa terganggu, tetapi juga banyak penghuni lain yang mengadukan dengan kalimat keluhan senada. Akhirnya, mereka diusir karena mengganggu kenyamanan para penghuni apartemen.

Manuskrip Tanda Tanya | [END]Where stories live. Discover now