Chapter 14: Sick

2.3K 315 31
                                    

Pagi harinya Irene terbangun saat mendengar suara Seulgi seperti sedang berbicara dengan seseorang. Gadis itu membuka matanya dan melihat Seulgi menutup pintu dan berjalan ke arahnya bersama dengan dua buah bingkisan.

"Kau sudah bangun."

Irene terduduk, "Kau berbicara dengan siapa?"

"Pildo, dia datang untuk mengantarkan baju dan sepatu."

Seulgi meletakan satu bingkisan ke dekat kaki Irene sementara yang lain masih ada ditangannya.

"Pakai ini, aku ingin mengajakmu olahraga pagi." kata Seulgi lalu ia masuk ke dalam kamar mandi.

Irene membuka selimut dan melihat keadaan tubuhnya.
"Ku pikir dia akan menelanjangiku."

Setelah berganti baju, keduanya keluar dari kamar bersamaan dengan pakaian olahraga mereka.

"Kau tidak membawa ponsel?" tanya Seulgi saat masuk ke dalam lift.

Irene menggeleng, "Aku tidak membawa apapun selain gaun dan sepatu yang kau inginkan."

Seulgi mengangguk lalu lift itu bergerak turun. Pintu terbuka saat mereka berada di lantai tujuh, beberapa orang yang menginap di hotel itu masuk. Seulgi langsung menarik tangan Irene agar menempel padanya.

Irene terkekeh, "Aku bukan anak kecil."

"Meskipun bukan, kau tetap kecil."

Irene mendengus, "Jangan menghina tubuhku."

"Aku tidak menghina." kata Seulgi lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Irene, "Aku menginginkan tubuhmu." bisiknya kecil.

Irene menatap Seulgi dengan tajam sedangkan wanita itu hanya tersenyum kecil padanya.

Mereka sampai di lantai dasar dan keluar paling akhir. Semua karyawan yang melihat Seulgi langsung membungkukan tubuh mereka dengan hormat.

"Hotel dan kasino? Disini ada kasino?" tanya Irene saat mereka keluar dari gedung.

Seulgi mengangguk, "Ada dilantai paling atas. Kakak Lisa bekerja disana."

"Oh benarkah? Wajahnya sedikit menyeramkan, dia sangat cocok berada disana."

Seulgi hanya mengangguk saja lalu melakukan peregangan kecil dan Irene mengikuti gerakannya.

"Ayahmu beberapa kali datang kesana untuk berjudi, dia memenangkan beberapa permainan dan melaju pada taruhan lebih besar, dan akhirnya dia kalah." Seulgi berdecih dengan senyuman mengejek.

"Apa?! Ck, dasar pria kurang ajar! Pasti itu yang menyebabkan dia menjualku padamu." Irene mendengus sebal.

"Kau harus bersyukur karena ayahmu memilihku. Ada banyak pria tua yang menginginkan mu."

Irene mengangguk, "Kau benar. Aku sangat bersyukur karena yang telah membeli ku adalah kau." ucapnya santai kemudian mulai berjalan meninggalkan Seulgi.

"Apa dia sedang menggodaku?" Seulgi terkekeh tak percaya kemudian berlari menyusul Irene.

Mereka berlari santai menyusuri trotoar. Banyak juga orang lain yang sedang berolahraga di penghujung minggu ini.

"Kau suka olahraga?" tanya Irene tanpa menghentikan langkahnya.

Seulgi mengangguk, "Aku butuh olahraga untuk menenangkan pikiranku."

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Where stories live. Discover now