Chapter 4: New Life

2.2K 284 8
                                    

Ciuman tiba-tiba itu sukses membuat Irene terkejut. Ia ingin menarik diri tapi tangan besar Seulgi menahan tengkuknya dengan sangat kuat. Seulgi tidak akan mungkin melepaskan lumatannya dengan mudah. Dia bahkan menggigit bibir Irene dan membuat Irene mengerang dalam ciuman itu.

Irene meremas paha Seulgi dengan kuat dan akhirnya wanita itu melepaskan tautannya. Tidak cukup sampai di situ, Irene menampar pipi Seulgi dengan kuat sampai tangannya mati rasa, namun Seulgi hanya menatapnya datar seolah tamparan Irene hanyalah balon kecil yang menabrak pipinya.

Sedangkan di depan sana sang supir terperangah menatap kaca spion, baru kali ini ia melihat bos besarnya ditampar oleh seseorang, dan itu hanyalah seorang gadis mungil.

"Berani sekali menyentuhku! Kau pikir aku gadis murahan?!" marah Irene.

Seulgi menajamkan tatapannya dan itu langsung menusuk kedua iris Irene. Seulgi mendekat dan mencengkram salah satu pundak Irene dengan kuat.

"Aku menghabiskan seratus ribu dolar, kau sebut itu murah?" tanya Seulgi dengan suara rendah dan sedikit bergetar.

Irene menelan ludahnya kasar dan menatap Seulgi dengan takut. Hal itu membuat Seulgi mengendurkan tangannya dan tersadar kalau gadis dihadapannya ini hanya remaja yang tidak sebanding dengannya. Seulgi beralih mengusap leher Irene dengan lembut.

"Memang seharusnya begitu 'kan? Kau akan mendapatkan apa yang sudah kau beli." tatapan Seulgi melembut.

"Tapi aku tidak mau kau beli! Aku tidak menjual tubuhku!"

Seulgi sangat geram karena gadis ini terus berteriak, ia sangat suka dengan ketenangan tapi Irene justru membawanya pada ketegangan yang membuatnya naik pitam.

"Kalau begitu berikan kompensasi untukku. Kau bisa kembalikan seluruh uangku, ditambah denda karena kau sudah menampar dan berteriak padaku."

Irene membulatkan matanya, "Apa?! Kau gila?! Aku hanya gadis sma yang belum bekerja, aku tidak punya uang sebanyak itu."

"Maka diam! Kau terlalu berisik untuk ukuran anak sma!"

Bungkam sudah bibir Irene. Suara Seulgi sangat besar dan membuat nyalinya mengecil. Manik Irene berkaca-kaca, tapi ia yakin itu tidak akan keluar. Air matanya muncul hanya karena ia terkejut.

Seulgi menghela napasnya, ia memakai kembali kacamatanya dan duduk bersandar seperti sebelumnya. "Pildo, berhenti sebentar di minimarket dan antarkan gadis ini membeli makanan kesukaannya."

"Baik, Master." sahut sang supir.

Irene yang sudah terdiam semakin dibuat terdiam. Ia hanya bisa duduk tenang dan menatap jalanan dari jendela. Meratapi nasibnya yang di jual kepada wanita dingin menyeramkan. Ayah sialan!

Tak lama dari itu mobil berhenti tepat di depan sebuah minimarket. "Mari saya antar nona." ucap Pildo sudah bersiap untuk keluar dari mobil.

"Tidak perlu. Aku masih memiliki yang lain." ucap Irene seraya menepuk kantung plastiknya."Aku ingin pulang saja ke apartemen temanku." lanjutnya.

"Tapi nona-"

"Lanjutkan perjalanan." sela Seulgi.

Pildo mengangguk lalu menutup kembali pintu mobil dan menjalankannya seperti sebelumnya.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di King Platinum Palace. Seulgi menuruti perkataan Irene yang menolak untuk dibawa berbelanja, tapi Seulgi tidak akan membawa Irene ke apartemen temannya, Seulgi membawa Irene ke kediamannya sendiri. Gadis itu tidak akan memberontak atau menolak karena ia tertidur.

Seulgi turun lebih dulu kemudian membuka pintu Irene untuk menggendong gadis itu.

"Lakukan apa yang sudah ku katakan. Jangan sampai ada yang tersisa." ucap Seulgi pada supirnya kemudian melangkah masuk dengan Irene tertidur pulas digendongannya.

[18+] Loftily [Money, Lust, and Love] || SEULRENE [COMPLETE] ✔✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum