14. Sedikit Tentang Askara

7 1 0
                                    

Yang sayang Askara mari merapat hehe
Enjoyy!<33

Disini mau kasi sedikit spoiler salah satu masalah yang akan Feya hadapi, hehe.

Semoga paham sama alur cerita nya ya!












Senyum Askara belum luntur sejak tadi. Malahan rasanya ia ingin tersenyum terus. Biar lah ia dikata nggak waras. Jika itu membuat nya senang kenapa tidak?

Aska mebunyikan klakson mobil nya membuat satpam dari rumah besar itu dengan sigap langsung membukakan gerbang rumah untuk cucu dari Majikan nya. Tentu satpam itu sangat hafal dengan mobil Askara.

Askara memarkirkan mobil nya di halaman depan rumah. Lalu ia turun dari mobil dan berjalan menuju pintu depan rumah.

Askara menekan bel. Senyum nya masih belum luntur juga. Pintu terbuka menampilkan wanita lanjut usia yang masih sangat cantik di usia nya yang sudah kepala 6.

Askara semakin melebar kan senyum nya ketika dengan sigap wanita yang ia panggil omah itu memeluk nya erat.

"Omah kangen banget sama cucu kesayangan omah!" Omah melepas pelukan nya.

Askara menyalimi tangan omah nya.

Askara menatap omah dalam, "Razza juga kangennn banget sama omah. Maaf ya aku jarang main kesini, belakangan ini sibuk" lalu askara terkekeh singkat.

Omah tersenyum hangat menatap cucu nya itu. Cucu laki-laki yang sejak bayi selalu bersama nya. Oleh karena itu Askara sangat dekat dengan omah nya itu, ketimbang orang tua nya, Aska rasa.

"Ayok masuk Za" Ajak omah mengapit lengan Askara.

"Kamu mau minum apa? Biar omah bikinin" Lanjut omah ketika mereka sudah duduk di ruang tamu.

"Nggak usah omah. Nanti kalau mau minum Razza ambil sendiri aja" Tolak Aska halus.

"Yasudah. Kamu sudah makan?"

"Udah omah", padahal sejak pagi ia sama sekali belum makan nasi. Pagi tadi ia hanya sarapan roti dan sore nya memakan cupcake Feya. Namun itu juga sudah mengenyangkan untuk perut nya.

"Makan nasi Razza" Tekan omah. Omah sangat tahu bahwa cucu nya ini susah sekali untuk makan. Askara selalu bilang ia hanya tidak nafsu untuk memasukkan nasi ke mulut nya. Di tambah lagi, jika dirumah ia hanya makan seorang diri. Padahal bi Asih sering sekali memasak menu makanan kesukaan Askara.

"Udah omahh, Razza udah makan kok" Bohong Askara.

Omah hanya mengangguk pasrah. Percuma bila di paksa untuk makan juga. Askara pasti akan menolak, ujung-ujung nya ia akan berpamitan pulang. Merajuk seperti anak kecil.

"Bagaimana sekolah kamu? Tidak ada masalah kan?", Omah mulai mengintrogasi Askara. Ah tidak mengintrogasi sebetulnya, omah hanya ingin tahu bagaimana keseharian Askara. Omah tahu, orang tua Askara pasti tidak pernah menanyakan sesuatu yang kecil seperti itu. Anak lelaki nya itu memang gila kerja, sama seperti suami nya dulu.

"Baik omah. Lagipun Askara nggak akan bikin masalah hanya untuk menarik perhatian mama dan papa" Ujar nya tersenyum miris.

Omah mengelus lembut kepala Askara.

"Suatu saat mereka akan menyesal karena banyak melewatkan momen tumbuh kembang kamu, nak. Tapi, seburuk apapun orang tua kamu, jangan pernah sekalipun untuk membenci mereka ya?" Nasihat omah pada Askara yang di balas anggukkan kecil.

Omah sempat mengajak Askara untuk tinggal bersamanya. Tapi Askara menolak, katanya kasihan bi Asih tidak ada yang menemani.

"Opah kemana omah?" Tanya Askara mengedarkan pandangan mencari keberadaan opah nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Tentang Feya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang