2. Rutinitas Hari Minggu

18 9 0
                                    

Siap untuk ketidakjelasan cerita ini?
Silahkan dinikmati ya hehe<3






















Entah untuk yang keberapa kali nya-bahkan saat matahari baru menampakkan sinarnya, pandangan yang aku lihat ketika keluar dari kamar adalah...bunda yang sudah sibuk dengan mesin jahit dan kain-kain bahan nya. Senyuman dan tatapan lembut bunda adalah hal yang paling aku suka, tapi aku tahu...dibalik itu bunda menyimpan lelah nya, hanya untuk dirinya sendiri.

Buatku, bunda itu sosok wanita terhebat. Bunda itu sosok wanita terkuat. Bunda adalah wanita yang paling aku sayang. Bunda tak pernah mengeluh capek karena merawatku, bunda tak pernah marah saat aku melakukan kesalahan. Bunda adalah orang pertama yang selalu memuji apapun yang aku lakukan. Bunda bilang bahagia nya sederhana, bisa melihatku tumbuh dengan layak, disenangi banyak orang ,dan yang paling penting, bunda bisa melihat ku tersenyum saat di hadapannya. Sesederhana itu memang.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh kaum rebahan, kaum mageran, dan kaum bermalas-masalan. Ini hari minggu. Jika orang lain akan rebahan seharian dengan segala fasilitas yang dimilikinya, tapi tentu tidak denganku. Bahkan hari minggu adalah hari tersibuk buatku. Tak ada waktu untuk sekedar bermain handphone atau leha-leha. Bahkan aku harus bangun sangat pagi untuk melakukan ini dan itu.

Seperti sekarang contohnya.

Disaat bunda sedang sibuk dengan mesin jahit nya, aku akan membantu bunda mebersihkan rumah, mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa bunda lakukan jika aku sedang sekolah. Dimulai dari membuat sarapan,menyapu,menge-pel,mencuci baju,dan tentu saja membantu pekerjaan bunda dalam menjahit.

Sebenarnya aku bisa menggunakan mesin jahit, tapi ya...jahitannya nggak serapih punya bunda, jadi kalau aku yang jahit, bisa-bisa mengacau dan membuat pelanggan bunda kabur. Tentu itu tidak lucu. Jadi tugasku itu hanya menggunting bahan dan mengantarkan jahitan. Ya, itu tugas tercocok untuk ku. Sedari pagi aku membantu pekerjaan bunda. Tadi setelah kami makan siang bersama, bunda melanjutkan pekerjaan nya, sedangkan aku kini sedang mengayuh sepeda ku menuju rumah Bu Rima-salah satu pelanggan bunda, untuk mengantarkan baju nya yang sudah selesai bunda jahit.

★★★

Jam sudah menunjukan pukul 14.00, itu artinya aku harus begegas menuju rutinitas selanjutnya. Aku berpamitan pada bunda. Mengayuh sepeda ku lagi menuju rumah Danu-bocah laki-laki yang suka sekali membaca. Jika kalian bertanya 'Untuk apa Feya pergi kerumah Danu?'. Jawabannya adalah...aku meminjamkan buku-buku bacaan ku kepada Danu dan teman-temannya. Ini adalah rutinitas di hari minggu, aku akan menjadi tempat peminjaman buku untuk Danu dan teman-teman nya, membaca buku bersama mereka, mengajarkan mereka beberapa hal, dan banyak lagi yang bisa kami lakukan.

Aku selalu merasa senang karena kedatangan ku selalu disambut oleh anak-anak kecil itu. Raut gembira mereka saat melihat ku datang bersama buku-buku yang kubawa, dan ucapan selamat datang seperti 'Hai kak Feya,selamat datang dan terima kasih karena mau menyisihkan waktu untuk kesini' yang membuat ku tersenyum. Sangat bahagia.

Mereka berbondong-bondong mengambil buku bacaan yang aku simpan di kantung plastik. Mengambil buku yang menurut mereka asik, dan mulai membaca nya dengan tenang. Sesekali mereka akan bertanya padaku jika ada yang tak mereka mengerti. Dan aku sangat menikmati itu.

Danu-adalah anak dari Mba iyem, tukang kue keliling yang kadang lewat di depan rumah ku. Rumah nya lumayan jauh, karena itu aku memilih naik sepeda untuk sampai kesana. Lagipun, aku tak mungkin membawa banyak buku dengan kedua tangan ku kan?. Selain Danu, ada teman-teman nya yang lain, seperti nashwa,dimas,iki,dan nessa.

Ini Tentang Feya (On Going)Where stories live. Discover now