🌸Hatiku Memilihmu🌸

1K 127 72
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an"

~HAPPY READING~

💠•💠•💠

Sementara itu disisi lain Alfian dan kedua orangtuanya juga baru saja sampai di rumah milik Alfian. Mang Mamat selaku satpam di rumah Alfian langsung saja membukakan pintu gerbang agar mobil milik majikannya itu bisa masuk. Setelah mobil terparkir di halaman rumah, Alfian, Abi Husein, dan Ummi Khadijah secara bergantian turun dari mobil.

"Assalamualaikum Gus, Kyai, Ummi," ucap Mang Mamat pada Alfian dan kedua orangtuanya setelah berada di hadapan mereka. Lalu lelaki yang usianya sekitar tiga puluh tahunan itu pun segera menyalami tangan Alfian dan Abi Husein. Mang Mamat memang berasal dari Bandung, dan rumahnya juga tidak jauh dari kawasan pesantren Az-Zikra. Jadi wajar saja lelaki itu memanggil keluarga Alfian dengan sebutan seperti itu.

"Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab keluarga Alfian.

"Masya Allah, Kyai sama Ummi bagaimana kabarnya? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Mang Mamat sambil tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah kita baik Mang, kabar Mang Mamat sendiri bagaimana?" Tanya Abi Husein.

"Alhamdulillah saya baik Kyai, Kyai sama Ummi kapan sampai di Jakarta?" Tanya Mang Mamat pada Abi Husein dan Ummi Khadijah.

"Baru sampai sebelum Dzuhur tadi Mang, terus langsung ke kantor Alfian aja," jawab Abi Husein.

"Owalah begitu Kyai, pantes saja tadi kok mobil Kyai sama Ummi dibawa ke sini, tapi Kyai sama Ummi nya tidak ada," ucap Mang Mamat sambil terkekeh pelan.

"Iya tadi saya yang suruh Mang Ujang buat langsung bawa mobilnya ke sini. Mang Ujang nya ke mana ini? Kok tidak kelihatan?" Tanya Abi Husein setelah menyadari bahwa supirnya itu tidak kelihatan sedari tadi.

"Ada Kyai, tapi dia lagi tidur di pos satpam, baru selesai ngobrol-ngobrol sama saya tadi," jawab Mang Mamat sambil menunjuk ke arah pos satpam.

"Yasudah biarlah Mang Ujang beristirahat, dia kelelahan habis nyetir dari Bandung ke Jakarta," ucap Abi Husein.

"Baik Kyai," jawab Mang Mamat sambil sedikit membungkukkan badannya tanda hormat pada Abi Husein.

"Ya sudah ayo Abi Ummi masuk," ucap Alfian mengajak kedua orangtuanya untuk masuk ke dalam rumah. Bisa semakin panjang pembicaraan Abi Husein dengan Mang Mamat kalau terus dibiarkan. Pasalnya dulu Mang Mamat adalah santri di pesantren Az-Zikra jadi sudah akrab dengan keluarga Alfian.

Lalu keluarga Alfian pun langsung saja masuk ke dalam rumah. Setelah itu mereka memutuskan untuk berbincang-bincang santai di ruang keluarga.

Tidak berselang lama seorang perempuan datang dari dapur sambil membawa nampan berisi tiga cangkir teh hangat untuk keluarga Alfian. Perempuan itu adalah Bi Wati, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Alfian. Bi  Wati juga merupakan istri dari Mang Mamat. Mereka memang diminta oleh Abi Husein dan Ummi Khadijah untuk bekerja di rumah Alfian, dan membantu lelaki itu untuk mengurus rumahnya Karena Alfian tidak mungkin mengurus rumahnya sendiri, apalagi Alfian juga seorang laki-laki.

Takdir Yang Tak DirencanakanWhere stories live. Discover now