Chapter 20

43.5K 4.1K 122
                                    

©Claeria



Aku mengusap dagu, kebiasaanku ketika sedang berpikir. Kepalaku bergoyang ke kiri dan kanan, menatap bergantian strawberry shortcake dan blueberry cheesecake di balik etalase kaca.

Di sore hari setelah gajian ini, aku ingin memanjakan diriku sendiri dengan sepotong cake dari Le Sucre, kafe langgananku di lobby gedung kantor. Namun, aku lupa kalau sepertinya banyak orang yang berpikiran sama denganku. Ketika jam baru menunjukkan jam lima lewat sepuluh menit saja etalase Le Sucre sudah hampir kosong.

Mataku menatap strawberry shortcake yang tampak lezat dengan buah stroberi segar di atasnya. Namun, aku juga tidak bisa mengindahkan cheesecake yang seolah terus memanggilku sejak tadi untuk memilihnya.

Atau aku pesan dua-duanya saja? Ah, tidak boleh! Bisa-bisa perutku akan makin membuncit dan dikira benar-benar hamil oleh Mas Shua!

"Mas, strawberry shortcake satu!"

Huh?

Ketika aku mengucapkan itu, kalimat yang persis terdengar diucapkan oleh seseorang yang berdiri di sampingku.

Karena tidak punya tenaga untuk berebut kue, aku menggeser telunjukku yang tadinya menunjuk kue itu ke sebelahnya, "Blueberry cheesecake aja deh!"

Hah?! Lagi?

Aku berseru heran dalam hati ketika mendapati orang itu lagi-lagi mengucapkan hal yang sama dan ikut menunjuk blueberry cheesecake.

Merasa bingung dengan kemiripan selera kami, aku langsung menoleh ke arah sebelahku. Aku melebarkan mataku tidak percaya, mulutku bahkan menganga mendapati sosok perempuan berparas cantik yang kini turut menatapku sama terkejutnya.

"...Kamu," wanita tinggi langsing yang tampak seperti keluar dari majalah fashion itu menelengkan kepalanya. "Kita pernah ketemu sebelumnya. Pacarnya Josh, kan?"

Aku hampir saja refleks menggeleng kalau tidak mengingat bahwa Mas Shua berpura-pura bahwa aku adalah pacarnya demi menolak wanita ini tempo hari. Alhasil, aku hanya tersenyum sopan dan mengangguk.

"Jadi kamu mau strawberry shortcake atau blueberry cheesecake?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Sejujurnya aku tidak berniat berinteraksi terlalu lama dengan Jean. Walau sejujurnya aku penasaran alasan dia berada di tempat ini. Tidak mungkin dia hanya ingin membeli kue kan? Buat apa jauh-jauh datang ke gedung perkantoran seperti ini cuma untuk membeli kue?

"Aku pilih blueberry cheesecake saja," jawabnya.

Setelah kami masing-masing memilih cake yang kami inginkan, aku bergegas membawa nampanku yang berisi strawberry shortcake dan coklat hangat ke arah meja yang ada samping jendela kafe, meninggalkan Jean di belakang.

Dalam hati aku tak bisa berhenti bertanya-tanya mengenai alasan kedatangannya ke sini. Apakah dia sedang menunggu Mas Shua? Kalau tiba-tiba Mas Shua muncul, apakah situasinya tidak akan menjadi canggung kalau aku ada di sini juga? Kalau begitu, sebaiknya aku pergi atau bagaimana?

Ah, masa bodoh! Kenapa aku harus memikirkannya? Aku kan sudah berencana untuk me time dan menikmati kue di sini. Lagipula memangnya kenapa? Aku kan bukan siapa-siapa untuk Mas Shua.

Dengan hati yang mantap, aku mengangguk lalu memotong ujung kue di hadapanku dengan garpu. Baru saja hendak menyuap potongan kue dan buah stroberi yang tampak menggoda, aku menyadari bayangan yang tiba-tiba muncul di atas piringku.

Ketika mendongak, aku menemukan Jean yang sedang membawa nampannya berdiri di samping mejaku.

"Boleh aku duduk di sini?"

Dikejar Pinangan Mas Shua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang