Bagian 24

2.6K 170 9
                                    

Jangan lupa vote+komen

{HAPPY READING}

🌹🌹🌹

"Yang itu loh Fina! geser dikit bukan atas sekali dibawah sedikit," seru Fira sedangkan sang empu sudah sangat kesal karena tadi ia salah terus.

"Aku udah capek Fir, mendingan kamu aja tuh yang ambil sendiri!" sungut Fina memberikan sebuah bambu kecil yang dipakainya tadi.

"Yaudah sini! Biar aku yang ambil rambutnya," ujar Fira mengambil bambu itu lalu mulai mengangkat bambunya ke atas berusaha untuk meraih buah rambutan yang sudah masak.

"Udah lah Fir, mendingan kita pergi aja takut ketahuan pengurus pesantren," ucap Tasya dengan nada takut, bagaimana dirinya tidak takut sahabatnya itu mengambil buah rambutan yang berada di belakang pesantren Al-hafizh tanpa izin.

"Tenang aja Tasya, kita enggak bakal ketahuan percaya sama aku," ucap Fina dengan nada percaya diri.

"Fina, Fira, mendingan kita pergi aja kalau ketahuan sama Gus Agam kan bahaya," imbuh Haura, bukan apa-apa ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini.

"Tenang aja Ning Haura enggak bakal ketahuan kok," balas Fina lagi.

"Eh, Fira udah dapat rambutannya?" kini Fina beralih bertanya kepada Fira.

Fira menggeleng, "belum,"

"Ck! kok lama banget sih! pegel nih kaki berdiri terus," kesal Fina karena sudah cukup lama Fira berusaha mengambil buah rambutan itu namun tidak dapat juga.

"Mendingan kita pergi aja, takutnya nanti ketahuan sama pengurus pesantren, apalagi ini kita membolos pada saat jam pelajaran," ujar Ayara berusaha membujuk kedua sahabatnya itu.

"Sebentar lagi Ay, pasti tidak akan keta----"

"KALIAN BERLIMA APA YANG KALIAN LAKUKAN DISITU?!" tanya seseorang dengan nada tegas.

Mereka berlima menelan salivanya susah payah saat mendengar suara seseorang yang tidak asing di pendengaran mereka.

Mereka yang ada disana memberanikan diri untuk menoleh kebelakang melihat suara siapa itu, dan detik itu juga Ayara, Fina, Fira, Tasya, dan Haura membeku di tempatnya saat mendapati Gus Agam yang menatapnya dengan tajam.

"Eh Gus Agam," ucap Fina cengengesan menampilkan deretan giginya.

Gus Agam menatap mereka berlima dengan nyalang dan juga datar membuat yang ditatap menunduk takut.

"Apa yang kalian lakukan disini?!" tanya Gus Agam dengan suara tegas menginterogasi.

"Itu Gus, kita anu Gus," Fina kelimpungan sendiri menjawab pertanyaan Gus Agam.

"Berani-beraninya kalian membolos pada saat jam pelajaran!" desis Gus Agam membuat mereka menunduk.

"Maaf Gus," lirih mereka berlima merasa bersalah.

"Kembali ke kelas kalian atau saya hukum, mau?!" mereka berlima menggelengkan kepalanya.

"Kecuali Haura kalian bisa pergi," ucap Gus Agam saat melihat istrinya yang hendak pergi.

GUS AGAM MY HUSBAND Where stories live. Discover now