Bagian 17

2.8K 159 9
                                    

Cinta terbaik adalah saat mau mencintai seseorang yang membuat akhlak mu semakin baik, jiwamu semakin damai dan hatimu semakin bijak
-Al-Habib Umar Bin Hafizd-

🥰🥰🥰

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga tak menyangka bahwa hari ini adalah hari pernikahan Haura dan Gus Agam. Hari yang dinanti-nantikan akhirnya telah tiba.

Haura kini sudah siap dengan pakaian pernikahan syar'i berwarna putih lengkap dengan cadar yang berwarna senada, Haura tampil lebih cantik dengan pakaian yang begitu pas ditubuh mungilnya serta polesan make-up yang natural. Tidak lupa dengan mahkota permata kecil di atas kepalanya dan juga ukiran Henna berwarna merah maroon.

Kini Haura duduk didepan cermin sambil menatap dirinya di pantulan cermin ia berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan mengingat dirinya yang akan menjadi seorang istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini Haura duduk didepan cermin sambil menatap dirinya di pantulan cermin ia berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan mengingat dirinya yang akan menjadi seorang istri.

"Mbak, mau tanya boleh?" Tanya Mua tersebut saat selesai menghias Haura.

Haura mengangguk."Boleh kak."

"Emm... Mbak menikah karena cinta atau karena dijodohkan?"

"Maaf ya mbak kalau pertanyaan saya menyinggung." Lanjut Mua tersebut merasa tidak enak.

Haura tersenyum."Saya menikah karena dijodohkan dan juga wasiat dari kakek saya sebelum meninggal." Jelas Haura.

Mua tersebut mengangguk mengerti.

"Zaman sekarang ternyata masih ada yang namanya dijodohin. Tapi, semoga keluarganya mbak sakinah mawadah warahmah." Ucap Mua sambil tersenyum.

"Aamiin... Terima kasih kak atas doanya."

Tok! Tok Tok

Suara ketukan pintu sontak saja mereka yang berada didalam kamar menoleh ke arah pintu.

Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya dengan penampilan sederhana namun elegan tengah tersenyum manis ke arah putrinya.

"Udah selesai jeng?" Tanya Bunda Kania kepada Mua tersebut.

"Alhamdulillah sudah mbak."

"Kalau begitu saya permisi kebawah dulu." Mua tersebut lalu berjalan keluar kamar.

Bunda Kania beralih menatap putrinya dengan perlahan ia berjalan kearah Haura.

"MasyaAllah putri bunda cantik sekali," puji bunda Kania dengan senyum yang tidak luntur sedari tadi.

Haura memalingkan wajahnya kesamping, ia tidak ingin menatap bundanya. Karena setiap kali ia menatap sang bunda rasanya air matanya akan jatuh saat itu juga.

"Hey sayang lihat bunda." Bunda Kania memang dagu Haura, membuat Haura langsung mendongak menatap bundanya.

Bunda Kania tersenyum manis."Bunda tidak menyangka bahwa putri yang dulunya nakal sekarang akan menjadi seorang istri rasanya baru kemarin bunda gendong kamu Nak, bunda hanya ingin mengingatkan jadilah istri yang baik dan selalu patuhi perintah suami kamu Nak." Haura tidak bisa lagi menahan air matanya, ia segera memeluk sang bunda dengan sangat erat.

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang