chapter 14

127 34 26
                                    

hai semuanya, aku bikin au chat random dari cast cerita Albian. jangan lupa follow akun au aku di Instagram ya @au.purpledaisy

* * *

Meisha meletakkan roti panggang yang dibuat oleh Santi tadi ke atas piring. Ucapan Albian tadi tidak ia jawab melainkan Meisha mengalihkan pembicaraan dengan cara menawarkan memakan roti panggang.

Albian hanya mengangguk saat Meisha mengatakan bahwa lelaki itu belum makan. Setelah pulang sekolah tadi Meisha mengabarkan bahwa ia akan pulang menggunakan angkutan umum, dengan begitu Albian menancap gas motornya menuju mansion tidak lupa juga ia pamit kepada Bi Irma bahwa malam nanti Albian akan tidur di mansion saja.

Saat ini mereka berdua berada di ruang makan, Meisha yang sedang berada di dapur untuk menyajikan makanan dan minuman untuk Albian sedangkan Albian hanya berduduk santai di meja makan.

Mata Albian teralih dari ponselnya lalu menatap seseorang yang baru saja masuk ke dalam mansion, rahang Albian mulai mengeras. Bagaimana bisa seseorang itu bisa masuk? Padahal ia sudah meminta agar penjagaan mansion lebih ketat jika seseorang yang Albian anggap brengsek itu masuk.

"Ngapain lo kesini?" tanya Albian yang masih duduk di kursi meja makan.

Sadewa tersenyum miring sambil menatap sekeliling, ada banyak bingkai foto yang diisi oleh foto Diva, Albian, Karin dan foto-foto motor antik yang menjadi hobi Albian mengoleksi motor antik. Tidak lupa dengan foto anak kucing yang menjadi hewan peliharaan kesayangannya Albian.

"Seharusnya mansion ini jadi milik gue,"

"Emangnya lo siapa? Sampai bisa bilang kalau mansion ini punya lo?" Albian berdiri dan menaruh kedua tangannya di depan dada.

"Gue cucu Kakek Andika juga."

"Mungkin Kakek gue nggak pernah anggap lo itu cucunya," remeh Albian.

Iya, mansion itu adalah pemberian Kakeknya setelah rumah yang ia tempati bersama Bi Irma serta Diva. Sebenarnya Albian tidak ingin menerimanya namun Kakeknya memaksa dan mengatakan bahwa mansion itu akan terbengkalai begitu saja jika tidak ditempati.

Maka dari itu Albian menanggap mansion itu adalah tempat penenangnya jika dirinya sedang ada masalah, hanya tempat itu yang sepi dan ia bebas ingin melakukan apapun disana. Albian juga tidak jarang berkunjung kesana, walaupun dirinya tidak ada di mansion tetapi asisten rumah tangga yang bertugas disana tetap harus membersihkan mansion.

Lagi-lagi Meisha membeku mendengar Albian dengan berbicara dengan seseorang yang suaranya hampir ia kenali, dan seseorang itu mengatakan bahwa dirinya adalah cucu dari lelaki tua yang bernama Andika.

Siapa orang itu? Siapa Andika?

Meisha keluar dari dapur sambil membawa nampan yang berisi roti panggang di atas piring serta susu cokelat.

Sadewa menatap kedatangan Meisha dari arah dapur, betapa terkejutnya Meisha melihat ada Sadewa disana begitupun Sadewa yang melihat ada Meisha di mansion ini.

Yang Sadewa tahu, tidak sembarang orang bisa masuk ke mansion mewah milik Albian ini. Salah satunya adalah dirinya sendiri, Albian sudah memerintahkan kepada penjaga agar Sadewa tidak bisa masuk kesana.

"Meisha? Ngapain lo disini?" tanya Sadewa, lalu pandangannya teralih kembali pada Albian.

"Berani juga lo berbuat mesum di mansion ini," Sadewa tersenyum miring.

"Jaga omongan lo!" bentak Albian.

"Daripada sama dia, mending sama gue aja, Sha." Sadewa berjalan lalu menarik tangan Meisha, untung saja gadis itu sudah meletakkan nampan di atas meja jika tidak sudah pasti akan terjatuh berhamburan.

ALBIAN || SCOUPS [On Going]Where stories live. Discover now