chapter 10

174 45 31
                                    

hai semuanya, aku bikin au chat random dari cast cerita Albian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai semuanya, aku bikin au chat random dari cast cerita Albian. jangan lupa follow akun au aku di Instagram ya @au.purpledaisy

* * *

"Akhirnya kamu pulang ke rumah ini, Albian."

Albian yang merasa namannya disebutkan itu hanya menatap datar ke arah pria yang sedang berkumpul dengan istri barunya dan anak sambungnya. Sebenarnya Albian tidak ingin datang ke rumah Papanya, namun ada beberapa barang yang belum sempat ia bawa ke rumah barunya.

"Cuman mau ngambil barang yang ketinggalan." jawab Albian sambil melangkah menuju lantai atas.

Anak sambung dari Papanya Albian hanya menatap Albian datar dan dingin, sejujurnya ia tidak ingin mempunyai keluarga seperti ini. Namun sang Mama memilih menikah kepada Wahyu, papa Albian. Mau tidak mau anak itu harus terima.

"Bian, kamu masih marah sama Papa?" tanya Wahyu saat melihat putra kandungnya membawa ransel yang di isi dengan barang-barang pribadinya.

"Menurut Papa?" Albian melirik ke arah anak sambung Wahyu.

"Hei, kalian kapan akur? Kalian ini sudah menjadi Kakak beradik,"

"Aku nggak akan pernah akur sama dia."

"Lo pikir, gue mau akur sama lo?" Lelaki yang sedari tadi hanya diam menatap keberadaan saudara sambungnya itu kini membuka suara.

Sadewa, ia menatap Albian yang juga menatapnya dengan tatapan benci.

"Seharusnya lo nggak ada disini dan ngerusak keluarga gue!"

"Gue juga sebenarnya nggak mau ada disini, tapi ini semua takdir."

"Kalau bukan nyokap lo yang genit ke bokap gue, keluarga gue harmonis tanpa ada lo dan nyokap lo!"

"ALBIAN! TUTUP MULUT KAMU!" Wahyu mulai emosi dengan putra sulungnya.

"Apa? Bener kan? Kalau aja Tante Lina nggak genit sama Papa, mungkin Mama sama Papa nggak akan cerai dan aku sama Diva nggak akan kehilangan rasa kasih sayang orang tua!"

"Panggil dia Mama, Bian!"

"Mama aku cuman satu, Mama Karin bukan Tante Lina!"

Lina yang merasakan sesuatu yang menusuk di dalam hatinya itu langsung menangis, sampai sekarang anak sambungnya itu masih belum menerima dirinya dengan baik di keluarga Najendra.

"Jaga omongan lo, Bangsat!"

Sadewa langsung bangkit dari duduknya dan langsung meninju wajah Albian sampai sudut bibir lelaki itu berdarah, Sadewa tidak terima jika Albian berbicara seperti itu soal Mamanya. Albian juga merasa bahwa omongannya itu terlalu berlebihan, namun memang begini kenyataannya.

Kesabaran Albian juga ada batasnya, sampai sekarang ia masih belum terima jika keluarganya hancur karena ulah Sekretaris Papanya itu dan yang lebih parahnya lagi Tante Lina adalah Ibu dari Sadewa, teman Albian sendiri.

ALBIAN || SCOUPS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang