23

1.1K 52 0
                                    

Suara langkah kaki bergema dilantai rumah sakit,, terdapat beberapa remaja yang kini berlari dengan nafas yang tersenggal-senggal, tak lupa dengan muka paniknya yang begitu kentara

"VINOO!". Teriak dirga marah


BUGH!


Pukulan telak pun mengenai vino, sehingga membuatnya tersungkur, namun dirasa belum cukup, dirga pun memukulnya dengan keras kembali


BUGH BUGH


"JAWAB PERTANYAAN GUE BAJINGAN, LO APAIN ARSYA HAH". teriak dirga murka sambil mencengkram kerah baju vino kuat, tak lupa matanya menatap penuh tajam dan menusuk ke arah vino

" LO APAIN DIAA!"

Vino hanya diam saja, tak ingin memberontak dan melawan , dia hanya diam menerima beberapa pukulan yang diberikan oleh dirga

"Udah dir udah,, ini dirumah sakit!". Lerai reval dan juna mencoba memisahkan pertengkaran mereka berdua. Bisa bahaya kalau ngk dicegah

" LEPASIN BANGSAT,, JANGAN GANGGU GUE,, GUE MAU KASIH PELAJARAN SAMA BAJINGAN SATU INI". masih tidak terima dirga

"Dir gue mohon dir , lo tenang oke,, ini bukan salah dirga,, ini murni kecelakaan dir". Ucap nauval mencoba memberi pengertian kepada dirga

Dirga masih ingin menghajar vino, namun dengan cepat reval beserta varo mencegahya

" Lo boleh luapain masalah lo, tapi lo liat kondisi dulu goblok,, lo mau kita diusir dari rumah sakit ini hah!! ". Kesal varo, bisa-bisa mereka diusir dari rumah sakit

"Saran gue lebih baik cari pelakunya aja deh, daripada ngerusuh kayak gini". Ucap marven, jujur dia sebenarnya juga sedikit kesal , namun perkataannya ada benarnya juga

" Gue setuju sama marven,, emang lo rela tuh pelaku bebas setelah nabrak arsya hah! ". Ucap reval setuju dengan marven

Dirga yang masih tak rela membiarkan vino akhirnya mendengus kasar, dan melepaskan cekalan tangan reval dan varo dari tubuhnya

" Lo beruntung untuk saat ini, awas aja nanti". Tunjuknya kearah vino yang masih terdiam


























Mereka masih menunggu sambil melihat kearah ruang operasi yang dari tadi masih tertutup tanpa adanya tanda-tanda dokter akan keluar

Varo melirik teman-temannya yang sama cemasnya juga, berharap keadaan arsya baik-baik saja disana. Tatapannya pun berhenti kearah vino

"Lo udah ngabarin bokap sama nyokap lo belum". Tanyanya. Dia tau kok, meskipun vino dingin atau lebih tepatnya kasar ke adiknya, bukan berarti dia tidak peduli kepada arsya, dari raut wajahnya sangat terlihat sekali kalau dia khawatir, takut , sedih mencampur jadi satu, dlihat  tampilannya saat ini benar-benar bukan mencerminkan seorang vino sama sekali.

Bajunya sangat berantakan, rambutnya juga awut-awutan , benar-benar kacau

Sedangkan vino yang mendapat pertanyaan dari varo hanya menggelengkan kepalanya. Saat ini sepertinya belum waktu yang tepat untuk memberitahu mereka

"Saran gue, lebih baik lo cepet hubungin tante windia sama om arya deh, ngk mungkin kan lo sembunyiin terus perihal kondisi arsya saat ini". Ucap nauval

" Gue setuju juga sama marven dan reval, mereka ortu lu, mereka berhak tau keadaan anaknya". Perjelas varo

"Lebih baik lo hubungin gih". Suruh reval

" Hmm". Jawab vino dengan gumaman kemudian pergi untuk menghubungi orang tuanya

Sedangkan dirga hanya mendengus kasar melihat kepergian vino,  ingatkan dia untuk memukul orang itu nanti. Karena sungguh dirga benar-benar ingin mematahkan tulang-tulang yang ada ditubuhnya.





















Vino pov:

"Halo ma "

Iya sayang kenapa?. Tumben nelpon

"Arsyaa... ". Ucapan vino terhenti. Hatinya masih ragu, namun orang tua mereka harus tau

Iyaa sayang?,, arsya kenapa

"Ma, maafin vino". Ucap vino sambil menundukkan kepalanya, takut reaksi orang tuanya tentang keadaan putra bungsu nya

Lo kok minta maaf,, emang ada apa hmm















































" Arsya kecelakaan".



















































Kembali ke dirga dan kawan2

Mereka masih duduk dan tenang,  sesekali mata mereka menatap ruang operasi yang tak kunjung terbuka

"Gue mau beli makanan dulu, barang kali ada yang ikut". Reval beranjak dari duduknya

" Gue ikut". Ucap juna diikuti dengan marven.

"Yaudah, gue cabut dulu". Ucap reval diikuti yang lain

" Hm". Dehem nauval

Setelah mereka bertiga pergi, kini hanya tersisa dirga, nauval serta varo.
Nauval melirik kearah samping kanannya , tepatnya dirga

"Arsya kuat,, di pasti bisa". Ucap nauval sambil mengusap punggung dirga bermaksud menenagkan

"Iyaa". Jawab dirga pelan sambil sedikit tersenyum kearah nauval


Lo kuat ar. Batin dirga






























































Hai2 gimana nihh seru ngk?
Jangan lupa vote and comment yak😉

Hubungan Terlarang (Hiatus) Where stories live. Discover now