Aku berani menatapmu tanpa menunduk.

9 3 0
                                    

Saskia memandangi gaun putih yang sudah ia kenakan, gaun dengan lengan panjang bak tuan putri berhijab, ia mengenakan cadar.

Ia sempat pangling beberapa detik, untuk menanyakan apakah ini Saskia?.

Ia dulu hanya melihat dirinya yang sering kali terbuka auratnya kini bak terjaga dengan ketat beserta baju yang sangat tertutup rapat.

Gaun ini akan ia pakai untuk pernikahannya  esok hari, keluarganya juga akan datang esok. Hatinya tak karuan.

Ia lalu terduduk mencopot kembali cadar yang ia pakai barusan, wanita itu tersenyum hangat sendirian di dalam kamar lalu ia merebahkan tubuhnya pelan.

Ia menatap atap atap kamar, jam sudah menunjukkan pukul 21:56 malam. Ia ingin tidur, namun hal itu harus di gagalkan karena tiba tiba pintu terketok dari luar, buru buru ia mencopot gaun yang ia kenakan dan mengenakan baju tidur kembali, wanita itu memakai hijab langsungan yang Fahiza belikan. Saskia membuka pintu, menampakkan beberapa wanita berhijab dari keluarga Bima berkerumun, beberapa wanita itu tersenyum.

"Kak, kami dateng buat ngutekin kuku kakak, boleh?".

Mendengar itu membuat Saskia tentu saja tersenyum pelan. Saskia mempersilahkan mereka masuk.

"Kak Saskia kalau mau tidur, tidur aja nggak apa kok," ucap Zanara, adek sepupu Bima.

"Kak Saskia malam ini jangan keluar, katanya pamali, apalagi kalau sampai ketemu bang Bima" ucap salah satu dari mereka yang bernama Vidia.

Saskia heran, "Kenapa?".

"Katanya nanti dapat sial," ucap Vidia kembali.

Saskia mengangguk mengiyakan saja, mungkin itu tradisi keluarga.

"Bang Bima juga di kutekin ya?," Tanyaku saat mereka sudah sibuk menghiasi kuku kuku milikku di sini.

Di antara mereka yang bernama Fellicia mengangguk lagi, "Tapi bukan kutek, namanya Henna, warna coklat".

"Loh aku kok warna putih?," Tanyaku heran.

"Vidia yang saranin soalnya kak Saskia cantik aja pakai yang putih," ucap Vidia, sedangkan Saskia mengangguk angguk.

"Loh kak Saskia kenal bang Bima dimana?," Tanya Fellicia.

Saskia tersenyum, dan rasanya malu sekali untuk menceritakan apa apa saja yang sudah terjadi. Namun ia yakin ia harus bercerita juga pada keluarga Bima.

Saskia menceritakan dengan detail apa apa saja yang sudah berlalu kepada mereka berlima.

"Wah kak Saskia keren banget," puji Aisyah, sepupu Bima paling kecil dan paling muda.

"Awas kak hati hati sama bang Bima, dia brutal kalo sama istri nanti," ucap Jagad menakut nakuti Saskia.

"Iya?," Tanya Saskia takut.

Vidia langsung memukul Jagad lembut lalu tertawa, "Enggak kak, bohong doang".

Kalimat itu membuat Saskia ikut tertawa.

"Kakak takut nggak kalau semisal malam pertama ternyata bang Bima brutal?," Pertanyaan Jagad membuat Saskia bergidik ngeri, walaupun begitu ia juga punya rasa trauma jika benar saja Bima seperti itu.

"Heh kamu ini ngomong apaan sih," jengah Felicia yang sibuk membersihkan kutek yang belepotan mengenai tangannya.

"Hati hati hey," ucap Saskia pelan, Saskia tersenyum.

"Kalau sama kalian aku buka hijab itu dosa enggak?," Tanya Saskia.

Semuanya tertawa pelan, "Enggak loh kak, kan kamu cewek, tapi kalau cewek non muslim jangan di lihatin sama aja dosa".

Ketika Allah MencintaimuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt