14. Live Up to His Expectations

2.2K 519 55
                                    

[Mana Professor?]

Helaan napas keluar dari bibir Chanyeol. Selalu. Sekarang, tiap dia livestreaming, pertanyaan itu selalu muncul di kolom live chat.

"Professor sedang pergi ke rumah orang tuanya," jawab Chanyeol. Main solo match selama tiga puluh menit, kemudian memutuskan untuk berhenti ketika ia melihat pertanyaan yang menarik perhatiannya.

[Ngomong-ngomong, kalian kenal sudah berapa lama?]

Dahinya mengerut untuk menghitung tahun, "Mungkin sepuluh sebelas tahun?"

[!!Σ(・o・;)]

[10 TAHUN?!! Σ(゚Д゚;)]

[Hampir separuh hidupmu, kalian selalu bersama.]

"Not really," gumam Chanyeol pelan. Tangan berpangku dagu. Mengingat masa lalu, "Aku sempat berpisah selama dua tiga tahun dengannya setelah lulus SMA."

[Eh, kenapa?]

[Apa karena Prof sedang mengejar pendidikannya?]

[Apa Prof ke luar negeri?]

[Lagi pula, jika dipikir-pikir, umur tiga puluh dua dan sudah jadi Professor, itu tergolong sangat sangat cepat.]

Membaca komentar-komentar itu sejenak, Chanyeol kembali menghela napas, "Karena aku ditolak."

[EH?!]

[SERIUS?!]

[Ku kira hubungan kalian mulus-mulus saja.]

Pangkal hidung Chanyeol mengerut. Mulus apanya. Ia berdecak, "Tiga tahun menjadi tutorku, membohongi modul pembelajaran dan meningkatkan taraf kesulitannya, lalu menjebakku untuk masuk kuliah. Dia tahu dari awal kalau aku suka dengannya. Tapi, ketika aku akan menyatakan perasaan, dengan ekspresi lembut dan senyum manis, dia malah bilang ; Yeol-ah, setelah ini, akan lebih baik kalau kita tidak bertemu lagi."

Pria itu berdesis sebal, "What a cruel man."

Walau sebenarnya, Chanyeol tahu benar bahwa semua ini tidak ada sangkut paut dengan Baekhyun. Perasaan yang muncul di hatinya, bukan tanggung jawab pria tersebut. Dia juga sadar dari dulu bahwa Baekhyun tidak memiliki sedikit pun ketertarikan dengannya. Hanya melihat Chanyeol sebatas murid yang ia ajar.

Tidak hanya dengan Chanyeol, Baekhyun tidak ada keinginan untuk memiliki hubungan romantis dengan orang lain pula. Pikirannya terlalu penuh oleh tujuan yang ingin ia capai. Pria itu mendedikasikan dirinya untuk ilmu pengetahuan. Kalau bisa, mungkin dia akan lebih memilih untuk menikahi penelitiannya dari pada manusia.

[Terus, kenapa kalian bisa menjalin hubungan sekarang?]

Senyum di bibir Chanyeol melebar, "Mungkin karena dia lelah dikejar-kejar olehku terus. Dan kalau tidak salah, penelitiannya sempat tertunda lama karena tingkahku."

[... Loey, you're a bad man.]

[Despicable.]

Si anchor mengangguk ringan, "En. Professor juga bilang aku anak nakal dari dulu. So, of course i need to live up to his expectations."

Menebalkan kulit di wajah hanya untuk mengganggu ketenangan hidup monoton Baekhyun. Kalau mereka tidak bertemu di suatu seminar ketika Baekhyun masih menjadi asisten Professor waktu itu, mungkin hubungan mereka tidak akan seperti sekarang. Chanyeol sungguh mengejarnya mati-matian. Nyaris menunda kelulusan kuliah karena permasalahan cinta.

Untungnya, akhir perjuangan Chanyeol berbuah manis. Pujaan hatinya menyerah menjadi single dog dan membiarkan dirinya diurus oleh Chanyeol.

Karena Baekhyun selalu fokus dengan pendidikan dan tidak punya pengalaman berhubungan dengan orang lain, Chanyeol mendapat keuntungan dari sana. Semua rasa penasaran Baekhyun mengenai hubungan romantis mereka, akan Chanyeol puaskan.

Pria itu punya tempramen yang lebih tenang dari pada Chanyeol. Sangat jarang marah karena menurutnya emosi seperti itu hanya akan membuang tenaga. Jika Baekhyun mau melakukan sesuatu, maka dia akan bilang mau. Jika tidak mau, maka dia akan tegas bilang tidak mau. Chanyeol tidak akan memaksa.

Yang paling Chanyeol suka adalah, Baekhyun tidak pernah merasa malu untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan. Tidak merasa malu pula untuk menunjukkan perhatiannya pada Chanyeol. Jika dia ingin mencium, maka dia akan cium. Jika ingin bilang cinta, maka akan langsung bilang. Jika ingin memanja Chanyeol, maka akan dilakukan.

Well, mereka berdua sesama lelaki. Ada kalanya mereka ingin memanjakan pasangan. Ada kalanya juga mereka ingin dimanja.

Sekarang, Chanyeol lebih dari sekadar bahagia. Semua effort yang dia lakukan untuk mengejar Baekhyun, dibalas berkali lipat oleh pria itu. Walau kadang dia sibuk dengan pekerjaannya, atau kadang harus pergi keluar kota untuk mengambil data dan sebagainya, Chanyeol bisa mengerti. Sebelum mereka menjalin hubungan pun, hal-hal tersebut sudah menjadi keseharian Baekhyun, jadi dia tidak berhak untuk protes. Setidaknya, ditengah kesibukan yang ia hadapi, Baekhyun berusaha semaksimal mungkin agar Chanyeol tidak merasa diabaikan atau kesepian.

Pintu kamar dibuka. Pria yang sedari tadi diomongkan masuk sambil melepas coat yang ia pakai.

"Sudah pulang?" Headset Chanyeol kalungkan ke leher. Mengeluarkan pertanyaan retoris sambil tersenyum.

"Mh-hm."

Coat digantung. Masker dilepas. Melangkah mendekati Chanyeol untuk melingkarkan tangan di bahu pria itu dan mengecup pelipisnya lembut.

"Let's go on a date tomorrow?"

Hari liburnya hanya seminggu, dan jarang bisa dia dapatkan. Maka dari itu, Baekhyun tidak mau menghabiskannya hanya dengan main game.

"Okay."

Tatapan Baekhyun teralih ke layar komputer, "Kalian dengar? Besok Loey akan mengambil satu hari libur."

[KAMI MENGERTI PROFESSOR! (≧∀≦ゞ]

[Selamat bersenang-senang!!]

[Semoga besok harinya cerah! (≧∇≦)/]

[Selamat berkencaaan! (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و]

Bersambung.

Let me tell you something ; Chanyeol fell first, but Baekhyun fell harder 💛

Alias ; KARMA KAN LU BAEK. MAKAN TUH NGGA USAH KETEMU LAGI. BUCIN KAN LU SEKARANG.

US [ChanBaek]Where stories live. Discover now