07. Bye Bye~

2.8K 556 59
                                    

"Hyung ..."

Hari itu terasa lebih dingin dari biasanya. Perasaan bahagia yang diawal memenuhi dada sebab hari kelulusan, kini telah menghilang tanpa jejak. Karbondioksida yang keluar dari mulut dan hidung terlihat secara kasat mata. Buket bunga yang ada di tangan kanan, digenggam erat.

"Hyung ..." panggilnya lagi. Kaki menarik beberapa langkah ke depan, "Baekhyun hyung, jangan pergi. Aku——"

"Chanyeol-ah," Bibir tipis membentuk seulas senyum. Scarf tebal yang melingkar di leher, menopang pipi chubby berlemak bayi. Manik sipit menatapnya dengan binar berbeda, "Bulan depan kau akan masuk kuliah. Di sana, kau akan bertemu dengan banyak orang baru. Kau ... akan menemukan orang yang lebih pantas."

"No. Hyung ... Baekhyun ... Baekhyun ..."

"Yeol-ah, setelah ini, akan lebih baik kalau kita tidak bertemu lagi."

Manik almond itu membuka. Napas keluar masuk dengan teratur. Lalu, melirik ke sisi tempat tidur yang sudah kosong. Ia menghela napas. Punggung tangan naik menutupi kedua matanya. Menetralkan detak jantung yang berdegup terlalu cepat. Bunyi pintu yang dibuka terdengar. Lalu, pinggiran ranjang yang bergerak.

"Yeol-ah, bangun."

Lengan yang menutupi mata, turun dari wajah. Membuat kedua mata bisa melihat paras kekasihnya yang tengah tersenyum. Sinar mentari yang menerobos masuk dari sela gorden, membuatnya tampak bercahaya.

Pipi diusap lembut. Memastikan bahwa Chanyeol sungguhan sudah bangun, dan berujar, "Cuci muka dan gosok gigimu. Ayo, sarapan. Aku harus pergi cepat."

Pria itu beranjak dari sisinya, dan keluar dari kamar lebih dulu. Yang lebih muda mendudukkan diri. Diam selama beberapa detik, dan pergi menuju kamar mandi untuk cuci muka serta gosok gigi. Setelah itu, menatap jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi sambil mengusap wajah yang basah dengan handuk.

Ia melangkah keluar. Berjalan menuju dapur. Melihat Baekhyun yang membelakanginya, tengah mempersiapkan sarapan yang tadi ia beli, serta Mongryeong yang sudah makan duluan. Di sisi sofa ruang tengah yang terlihat dari sana, satu koper berwarna merah serta tas tangan berwarna cokelat sudah tersusun rapi.

Dua lengan berotot melingkar di pinggang Baekhyun. Lalu, satu kecupan mendarat di pelipis. Yang diperlakukan seperti itu, terkekeh pelan. Mendongak dan meraih belakang kepala kekasihnya agar bibir bisa saling mengecup manis.

"Tiga minggu?" tanya Chanyeol. Melepas pelukannya dan duduk di kursi makan. Menerima piring yang Baekhyun beri dan mengambil satu gelas berisi air putih untuk minum.

Baekhyun mengangguk, "Mh-hm, nanti ku bawakan oleh-oleh ketika pulang."

Raut yang lebih muda menekuk tak senang, "Tidak bisa lebih cepat?"

Baekhyun menatapnya. Berpikir sejenak dan membalas, "Akan ku usahakan."

Mereka duduk berhadapan. Manik sipit menatap paras kekasihnya yang tampak bad mood sejak bangun tidur.

"Chanyeol."

Ketika pria itu mendongak, pucuk hidungnya dijawil pelan oleh Baekhyun. Ia mengerjap. Lalu, terkekeh.

Sorot mata Baekhyun melembut, "Hari ini mau coba main game lain?"

Dua alis Chanyeol naik, "Main apa?"

"Aku kemarin sempat coba main The Mortuary Assistant."

"... Mortuary?"

Baekhyun mengangguk, "Game horror. Lumayan seru. Kau selalu main gunfight, apa tidak bosan?"

Chanyeol mengerjap, "... Kamar mayat?"

"Iya. Game simulasi. Sambil mengurus mayat-mayat yang ada, kita harus mencari clue agar bisa tahu iblis apa yang ada di sana," jelasnya.

"... Akan ku coba nanti."

Yang lebih tua terkekeh, "Nanti, setelah streaming atau besok pagi, jangan lupa ajak Mongryeong jalan-jalan, okay?"

"Okay."

"Kalau ada apa-apa, langsung telepon saja ya."

Chanyeol bertopang dagu. Menatap lekat wajah di depannya yang malah tampak semakin menarik tiap tahun bertambah. Tidak ada tanda-tanda akan menua sama sekali, padahal jarak umur mereka terbilang lumayan.

Ketika pertama kali bertemu, Chanyeol masih bocah nakal yang sebentar lagi akan mengikuti ujian masuk SMA, sementara Baekhyun sudah menjadi pria menawan yang fokus mengejar cita-citanya.

"Setelah ini, aku akan libur selama seminggu. Mau pergi ke suatu tempat?"

Manik almond mengedip sekali, "Okay."

Jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri, Baekhyun lirik. Meraih tissue yang ada di atas meja makan, dan mengusap permukaan bibirnya sambil beranjak berdiri, "Aku harus berangkat sekarang."

Ia melangkah menuju ruang tengah. Diekori oleh Chanyeol dan Mongryeong di belakang. Menggeret kopernya ke depan dan mengganti sendal rumah dengan sepatu. Lalu, memeluk kekasihnya erat dan kembali mengecup bibirnya sekilas.

"Aku pergi dulu. Mongryeonga, bye bye~" Tangan kiri melambai sambil membuka pintu.

"Hati-hati," gumam Chanyeol.

"Mh-hm. Dah~"

Dan pintu rumah kembali tertutup rapat. Meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri diam di sana. Ia mengembuskan napas.

"Baekhyun?" bisiknya pelan.

"Baekhyun ..."

"... Baekhyun."

Bersamaan dengan pintu yang terbuka lagi. Kepala Baekhyun melongok masuk. Senyum lebar menghiasi, "Chanyeol-ah, I love you," ujarnya sambil memberi kiss bye. Kemudian, kembali keluar untuk cepat-cepat pergi karena akan terlambat.

Chanyeol terkekeh. Kali ini, beranjak dari sana untuk lanjut menghabiskan sarapannya di ruang makan.

Bersambung.

US [ChanBaek]Where stories live. Discover now