04. Kami Tunggu Episode Selanjutnya!

2.7K 605 155
                                    

Sama seperti biasa, Chanyeol memulai livestreamingnya di jam sepuluh pagi. Berbicara dengan penontonnya selama beberapa belas menit, kemudian mulai pemanasan dengan solo match. Rencananya, dia mau menarik dua atau tiga orang penonton untuk main bersama di squad match. Tergantung nanti si penyuplai uang utama (baca: Tao) mau ikut main atau tidak.

Ketika jam makan siang tiba, Chanyeol memutar sesuatu agar penontonnya tidak bosan. Keluar dari gaming room untuk memberi makan Mongryeong, serta mengambil makanan yang dia pesan. Sebelas jam setiap hari Chanyeol melakukan streaming, waktu jeda channelnya hanya ada di jam makan siang dan makan malam.

Selesai makan, dia kembali ke depan komputer. Mematikan tontonan dan kembali ke halaman game. Baru saja membuka mulut untuk membicarakan tentang penonton mana yang bisa ikut main, komputernya mati. Serta lampu-lampu yang ada di ruangan tersebut.

Listrik di ruang komputernya padam.

Chanyeol keluar lagi. Melihat lampu di ruangan lain masih menyala, berarti hanya di ruang komputernya saja yang bermasalah. Ia segera memberi kabar pada penontonnya lewat media sosial lain. Menjelaskan apa yang terjadi, dan meminta mereka untuk menunggu sebentar karena Chanyeol akan lanjut livestream setelah memindahkan komputernya ke ruangan yang lain.

Satu-satunya yang saat ini bisa dipakai dengan bebas dan tidak berantakan : kamar tidur.

Semua peralatan komputer dan perlengkapan livestreaming, ia gotong ke dalam kamar. Menyusun benda-benda itu seadanya agar cepat selesai, dan duduk di depan komputer untuk menyalakan benda tersebut.

Ia mengembuskan napas. Menatap jam yang menunjuk pukul dua siang dan kembali fokus ke depan untuk log in akun livestream. Pacarnya selalu pulang malam, jadi Chanyeol rasa tidak apa-apa untuk memakai kamar tidur sementara. Telinga disumbat dengan headset. Melihat live chat yang mulai bergerak karena penontonnya kembali berdatangan.

[Mataku yang salah atau aku melihat tepian ranjang di situ? 👀]

[Aw aw aw apa Loey mau mencoba livestreaming yang lain? Seperti 'gulat' misalnya.]

Dahi Chanyeol mengerut, "Jangan bicara aneh-aneh. Setelah listriknya dibetulkan, kita akan kembali ke ruangan awal."

Mengabaikan komentar-komentar lain yang mengarah ke area-area berbahaya, Chanyeol langsung mengundi akun-akun penontonnya untuk memilih siapa yang akan menemaninya main squad match.

Tao juga tidak ada tanda-tanda akan muncul, jadi dia langsung ambil tiga orang.

"Mau lompat di area mana?" tanya Chanyeol.

No. 1 : "Pochinki?"

No. 2 : "Sekolah?"

No. 3 : "Aku vote Pochinki."

Sudut bibir Chanyeol terangkat, "Oke, Pochinki," ujarnya.

Area itu selalu ramai dan dipenuhi dengan suara tembak-menembak. Tapi, lootbox yang tersedia memang worth it.

Setelah menandai titik lompat, mereka segera terjun dari pesawat. Kemudian, berlari mencari lootbox untuk bersiap bertarung. Chanyeol selalu memastikan anggota teamnya memiliki senjata dan peluru terlebih dahulu. Berusaha untuk menjaga tiga orang ini agar tetap hidup dan bisa makan ayam.

Sangat berbanding terbalik jika sudah main dengan Tao. Well, bisa dibilang perbedaan perlakuan yang ada, karena Chanyeol merasa Tao sudah masuk ke dalam sirkel pertemanan dan tidak akan sakit hati jika Chanyeol bertindak semena-mena. Sementara, orang-orang ini adalah orang-orang baru yang mungkin hanya akan main satu kali saja dengannya. Jadi, dia harus memperlakukan mereka dengan baik.

US [ChanBaek]Where stories live. Discover now