02. Male God

3K 602 78
                                    

Dia Park Chanyeol. Tahun ini, umurnya akan menyentuh angka dua puluh lima. Setelah lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan elektronik di kota mereka selama beberapa tahun, Chanyeol memutuskan untuk resign dan menandatangani kontrak lain dengan salah satu agensi livestreaming.

Betul. Dia berhenti dari pekerjaan yang memberikan gaji tetap, dan memilih untuk melakukan livestream yang penghasilannya tidak menentu. Tergantung dengan seberapa banyak gift yang diberi oleh penontonnya. Apalagi, total gift yang ia dapat harus dibagi separuh untuk agensi.

Di antara sekian banyak kategori dari livestreaming yang ada, Chanyeol memilih untuk menjadi game anchor. Area gunfight. Setahun penuh dia streaming di platform tersebut, penontonnya ada di tahap rata-rata. Tidak terlalu banyak, tapi mencukupi standar yang ditetapkan oleh platform itu.

Di awal, kamera yang menyala tidak menyorot ke area wajah, melainkan ke kedua tangan yang sibuk bergerak di atas keyboard dan mouse. Daya tarik dari channel miliknya selain karena dia lumayan jago main game, adalah suara.

Suara rendah yang berat dan terdengar sangat maskulin. Apalagi ketika masih pagi dan Chanyeol baru memulai livestreamnya. Surga dunia bagi mereka yang memiliki voice-con.

Nama channel livestreaming Chanyeol sama seperti nama media sosialnya yang lain. chanxyeol. Tapi, penonton livestreamingnya memutuskan untuk memanggil dengan nama Loey sebab ada tattoo bertuliskan Loey di sisi jemari.

Dua bulan yang lalu, channel miliknya trending karena Chanyeol dengan bodoh tidak sengaja melakukan face reveal. Hal bodoh yang seharusnya tidak bisa terjadi tapi terjadi.

Dia lupa mematikan livestreaming.

Berbicara dengan roomatenya sejenak sambil membenarkan posisi kamera dan meletakkannya di atas sehingga seluruh wajahnya terlihat. Lalu, duduk diam di kursi gaming sambil main ponsel. Tidak sadar kalau semua penontonnya tengah menggila di kolom live chat.

Sejak saat itu, jumlah penonton channel semakin membludak. Selain berhasil memuaskan mereka yang memiliki voice-con, sekarang Chanyeol juga menjadi male god untuk orang-orang yang memiliki face-con.

"Selamat pagi."

Suara berat yang terdengar sangat rileks memenuhi ruangan tersebut.

[PAGIIIIII!]

[Selamat pagi Loey!]

[Bagaimana rumah barumu?]

Kolom live chat bergerak cepat dipenuhi dengan berbagai emoticon dan balasan selamat pagi. Chanyeol menguap, "Kami belum selesai beres-beres. Tapi, aku sudah selesai merapikan gaming room karena aku akan menunjukkannya pada kalian hari ini."

Kamera ia ambil untuk memulai room tournya. Mengarahkan benda itu ke seluruh penjuru ruangan agar penontonnya bisa melihat. Menjelaskan dengan sabar set up komputernya, memberitahu nama-nama toko di mana mereka bisa membeli aksesoris-aksesoris yang ia pasang, lalu mengarah ke rak di sisi meja yang memajang banyak figuran serta beberapa tanaman palsu berukuran kecil. Kulkas kecil di samping sofa, dan lain sebagainya.

Ketika pintu ruangan yang ternyata tak tertutup rapat terbuka, Chanyeol tersentak kaget.

[Ada orang yang masuk?]

[Siapa?]

[Housemate?]

Tapi, pria itu langsung menghela napas lega dan tersenyum lebar sambil berseru, "Mongryeongaaa~"

Kamera diarahkan ke si pelaku pembuka pintu. Anjing corgi lucu yang masuk beberapa langkah ke dalam ruangan. Menatap Chanyeol dengan mata bulatnya dan mulut terbuka. Chanyeol langsung menghampiri dan berjongkok. Mengarahkan mata kamera ke mereka berdua.

"Mongryeonga, say hi!" ujarnya, "Hiii~"

Si corgi menggonggong. Bergerak mendekati kamera dan mengendus benda tersebut. Lalu, berjalan mengitari Chanyeol dan kembali menatap pria itu.

"Apa? Aku tidak punya snack."

[Aku baru tahu kalau Loey punya anjing?]

[Lucuuuuuuuu!]

[HAI MONG... SIAPAPUN ITU NAMANYA, HAAAIII!]

Kemudian, samar-samar suara orang lain terdengar dari luar, "Mongryeongaaaaa!" membuat anjing montok tersebut langsung berlari keluar.

[Eh, itu siapa?]

[Housematenya?]

[Tapi, perasaan yang kemarin tidak punya anjing?]

[Orang baru?]

[Btw, kalian tahu kan kalo Loey tidak membaca komentar dari tadi?]

[....]

Benar. Chanyeol dari tadi tidak membaca satu pun kalimat yang ada di kolom live chat karena sibuk sendiri menjelaskan dan berkicau mengenai apa saja yang ada di kamar komputernya. Setelah Mongryeong keluar, kali ini pintu ditutup dengan rapat. Kemudian, kembali ke tempat duduk dan meletakkan kamera ke posisi semula. Barulah ia mulai mengecek apa saja yang penontonnya bicarakan.

[Housematemu sekarang bukan orang yang sama dengan yang kemarin?]

[Sepertinya berbeda. Suaranya tadi beda.]

[^ Memangnya kau mendengar jelas suaranya seperti apa tadi?]

[Kalau pun berbeda memangnya kenapa? Teman Loey pasti tidak cuma satu 🙄]

[Kalian ke sini mau bergosip tentang housemate orang atau mau menonton Loey main game?]

[... Hanya aku saja atau nama Mongryeong terdengar tidak asing?]

[^ Mungkin di lingkunganmu ada yang namanya Mongryeong?]

[No. Kalau tidak salah nama peliharaan Professor di kelasku juga Mongryeong.]

[Memangnya hanya Professormu saja yang boleh menamai peliharaannya Mongryeong?]

[^ ???? Aku hanya bilang? Kenapa sewot begitu?]

Chanyeol mengerjap. Pura-pura tidak membaca live chat, dia membuka aplikasi steam.

"Oke, that's it. Ayo kita mulai main game."

Bersambung.

Male God : man who is typically handsome, caring or wealthy that a girl is infatuated with; one's dream guy or Mister Right in real life.

US [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang