42: Bangkit

1.7K 121 19
                                    

Happy Reading...
Samuel merasa bersalah saat ini. Melihat Angga yang meminum obat sambil sesekali meringis kesakitan karena tonjokan yang tadi ia berikan.

Angga tidak marah ataupun membalas. Namun anak itu tetap diam dan tidak mau bersuara barang sepatah kata pun. Niatan untuk ke sekolah sepertinya akan Samuel urungkan.

"Gue reflek Ngga," ucap Samuel tiba-tiba. "Masih sakit?"

Angga menggeleng.

"Kenapa tadi gue bisa lihat Nayla lagi Sam?" tanya Angga dengan raut sendu sambil duduk di pinggir kasur.

"Ngga," Samuel ikut duduk di samping Angga. "Bunda sama Nayla, udah tenang di surga. Lo kaya gini karena lo belum bisa rela-in kepergian mereka. Makanya sampai seolah-olah lo melihat mereka lagi. Itu semua hanya halusinasi lo sendiri Ngga."

Angga menatap Samuel, mencoba mencari kebohongan di balik mata hitam laki-laki itu.

"Lo nggak mimpi Ngga. Ini nyata. Mereka udah meninggal." ujar Samuel lagi-lagi menyadarkan Angga.

"Gue tau lo kuat. Lo pasti bisa lewatin ini semua, walaupun nggak sekarang tapi pelan-pelan lo pasti bisa." Samuel tersenyum berharap Angga menirukan hal yang sama.

Angga merespon dengan anggukan kecil, nyatanya bibirnya sulit sekali untuk mengikuti senyuman yang terukir di wajah Samuel.

"Istirahat, sekolahnya lain kali aja. Kalau lo udah siap."

Angga membaringkan tubuhnya diatas kasur, kedua kakinya masih menggantung ke bawah. Posisi tidurnya tidak benar, membuat Samuel menghela napas.

"Yang bener kalau tidur." titah Samuel.

"Males." jawab Angga sambil memejamkan mata.

Angga merasa ngantuk, wajar saja dia tidak bisa tidur belakangan ini. Terlalu banyak pikiran membuat insomnianya kambuh.

"Lo ngapain masih disini? Nggak sekolah?" Angga membuka matanya sebelum ia benar-benar terlelap.

"Nggak, gue mau disini aja temenin lo."

Angga menghela napas berat, "Sekolah gih, izinin gue, bilang aja kalau gue lagi nggak enak badan."

Samuel mengerutkan kening, buru-buru mengecek suhu tubuh Angga, "Lo lagi nggak enak badan?"

"Engga, gue cuman ngantuk." jawab Angga seadanya.

"Malah masih diem ni bocah. Buruan berangkat, keburu upacara ntar." Angga mendorong tangan Samuel.

"Beneran nggak papa gue tinggal?"

"Hm." Angga mengangguk. "Titip salam buat Putri kalau lo ketemu."

"Hm, dasar bucin!" Samuel melempar bantal ke arah wajah Angga.

Angga meringis, ngilu di sudut bibirnya kembali berdenyut.

"Sorry Ngga!" teriak Samuel sambil berjalan keluar.

---000---

Samuel menyampaikan salam Angga kepada Putri. Setelah upacara selesai, Samuel melipir pada barisan kelas sebelas hanya untuk menemukan tuan putrinya Angga. Samuel yang notabenenya amat sulit beradaptasi dengan orang lain pun membuka suara dengan kikuk.

"Sama satu lagi, gue boleh minta tolong?" tanya Samuel.

"Minta tolong apa?" balas Putri.

"Tolong lo hibur Angga, ajak dia kemana kek, ke tempat biasa kalian janjian gitu. Biar dia nggak melulu mikirin kepergian Bunda sama Nayla."

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Where stories live. Discover now