11: Bolos

1.9K 136 9
                                    

Happy Reading...
"Nih!" Abi melempar sebotol air mineral dari jarak jauh kearah Angga.

Tangan Angga dengan sigap menangkap lemparan botol yang mengarah ke kepalanya.

"Kembaliannya masih gue bawa!" Teriak Abi yang dibalas anggukan oleh Angga, anak itu berada di seberang lapangan karena berbeda team.

Seperti yang sudah dijadwalkan pada setiap hari rabu. Kelas 11 IPA 3 melaksanakan pelajaran olahraga, hari ini diadakan pengambilan basket yang dibagi menjadi dua team berdasarkan nomor absen ganjil-genap.

"Kenapa tangan gua tremor gini?" Batin Angga menatap tangannya yang gemetaran menggenggam air mineralnya.

Angga menggeleng tidak mau mengambil pusing, ia segera meneguk airnya hingga tersisa setengah botol. Sungguh hari ini cuaca begitu panas membuatnya haus bukan main.

"Ayo Ngga join!" Samuel berdiri dihadapan Angga sambil mengulurkan tangannya.

"Udah mau jam istirahat." Jawab Angga malas.

"Ayolah, kita kurang pemain ini."

Angga menarik pergelangan tangan Samuel sebagai tumpuannnya untuk berdiri. Angga dan Samuel segera masuk ke tengah lapangan, Angga mengangkat tangannya tinggi-tinggi minta dioper bola.

Tubuhnya yang lincah nan tinggi berlari-lari ditengah lapangan, ia lihai dalam mengoper bola, sehingga tidak pernah salah sasaran.  Mendengar namanya disebut beserta tepukan tangan yang mengarah kepadanya menambah semangat Angga semakin membara.

Seorang cowo mengoperkan bola ke arah Samuel yang jelas-jelas berada pada posisi di dekat pemain lawan.

"Sam!" Angga mengangkat tangannya.

Samuel mendrible bola yang dioper oleh temannya tadi, di depannya ada lawan yang berusaha merebut bolanya. Untung Samuel lebih tinggi dari lawannya sehingga ia berhasil mengoperkan bolanya ke arah Angga.

Bola yang dilempar Samuel tidak bisa Angga jangkau. Angga berlari kearah gerombolan penonton yang berada di pinggir lapangan. Bola tersebut mengarah ke mereka!

Hap!

Dengan nafas ngos-ngosan Angga berhasil menangkap bola orange tersebut hingga tidak mengenai para penonton.

Hanya berjarak beberapa centi bola basket tersebut pasti sudah mengenai kepala seorang siswi apabila Angga tidak cekatan menangkapnya.

Siswi tersebut menutup matanya sambil bergidik ngeri.

"Udah kalik Put!" Seru temannya yang sudah lebih dulu menghindar.

"Hah?" Bahkan sampai detik inipun Putri tidak merasa tubuhnya terhantam bola, harusnya sejak tadi bola itu sudah mendarat.

"Lo." Beo Angga. Putri tersentak kaget, ya tuhan Mas Angga?!

"Gapapa kan?" Angga menatap keseluruhan tubuh Putri.

Putri hanya bisa menggeleng saking gugupnya.

"Putri?" Angga mengernyitkan matanya, merasa familiar dengan wajah gadis itu.

"Sorry ya, nggak kena kan?" Samuel menghampiri mereka.

"Ngga, bolanya!" Seru kawan-kawan Angga, bukanya meminta maaf mereka malah menyuruh Angga segera kembali ke tengah lapangan.

...

Putri berpangku tangan diatas meja, kejadian tadi siang terus menghantui fikirannya hingga sekarang. Gadis itu sampai tidak bisa fokus dengan pelajaran setelah jam istirahat tadi. Wajah Angga yang berada sedekat itu pada posisinya terus terbayang dalam benaknya.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang