"Jangan lo sentuh Meisha pakai tangan kotor lo itu." aura dingin terpancar di wajah Albian.

Setelah mengucapkan kalimat itu, rahangnya mengeras dan tangan yang mengepal.

Albian yang tidak ingin Meisha disentuh lagi oleh Sadewa, ia memutuskan untuk pergi dari sana dan menyuruh teman-teman untuk bubar begitupun para murid yang berkerumun.

"Cabut." ucap Albian dingin. Lelaki itu menarik tangan Meisha  untuk pergi dari tempat kejadian.

"Sialan." umpat Sadewa saat melihat anggota Blackwolf pergi membawa Meisha.

Sementara itu beberapa murid sudah berhamburan pergi setelah Albian dan teman temannya pergi dari tempat kejadian. Ashel yang masih terdiam saat melihat seseorang yang ia kenal diantara geng Mortal Enemy. Mengapa harus bertemu laki-laki itu? Ashel benar-benar tidak mengetahui bahwa laki-laki itu satu sekolah dengannya setelah dikeluarkan dari sekolah lamanya.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


Albian membawa Meisha jauh dari belakang sekolah, ia mengantarkan Meisha ke kelasnya yang berada di lantai tiga.

"Nggak seharusnya lo ada disana," yang dimaksud Albian adalah Meisha berada di belakang sekolah tadi, menyaksikan keributan Blackwolf dan Mortal Enemy.

Meisha hanya menunduk.

"Kata Ashel itu semua gara-gara gue, kenapa? Gue masih murid baru." ucap Meisha.

"Sekarang lo masuk," Albian mendorong pelan bahu Meisha, menyuruh gadis itu untuk masuk ke dalam kelas.

Meisha hanya terdiam, menatap Albian yang juga menatapnya. "Bisa tolong jelasin semua?"

"Duduk di bangku lo, gue cabut." Albian pergi dari pandangan Meisha yang masih menatap punggung Albian.

Meisha berbalik badan dan langsung di tatap aneh oleh teman-teman sekelasnya, sepertinya Meisha baru saja di bicarakan oleh mereka. Meisha menunduk dan segera berjalan menuju kursinya.

"MANA YANG NAMANYA MEISHA!" suara teriakan itu sontak membuat murid kelas 10 IPA menoleh ke arah pintu kelas, begitu juga Meisha.

Sedetik kemudian datanglah gadis berseragam ketat dan make up yang tebal memasuki kelas 10 IPA. "Mana yang namanya Meisha?"

"S-saya..." Meisha menunjuk tangan, gadis yang berada di ambang pintu kelas itu langsung menghampiri Meisha.

Dengan tampang julid gadis itu melangkah menuju Meisha.

"Jadi lo yang namanya Meisha?" tanya gadis itu sambil memperhatikan penampilan Meisha dari atas sampai bawah.

Rosalie Nazeera. Gadis itu memiliki rambut yang panjang, berkulit putih dan tubuhnya sedikit berisi. Rosalie adalah senior Meisha di sekolah itu, saat ini Rosalie menduduki kelas 12 IPS. Rosalie juga dikenal sering melakukan pembullyan terhadap murid-murid yang bisa membuat dirinya marah, tapi tidak semua adik kelas atau teman seangkatannya itu takut kepadanya. Rosalie memiliki keturunan Belanda, Ayahnya asli orang sana sedangkan Ibunya asli orang Indonesia. Maka tidak heran jika Rosalie memiliki wajah yang cantik dan mempesona, tidak jarang dirinya menjadi incaran para kaum Adam. Di tambah lagi Rosalie sering kali memakai make up yang tebal dan mengenakan seragam ketat yang membuat tubuh idealnya terbentuk.

"Kenapa ya, Kak?" tanya Meisha takut.

Meisha tahu bahwa gadis yang di hadapannya ini adalah seniornya, karena selama MPLS kemarin Meisha sama sekali tidak melihat Rosalie.

"Secantik apa sih lo? Sampai di rebutin sama Albian dan Sadewa?"

"Maksudnya, Kak?"

"Alah nggak usah pura-pura bego!"

ALBIAN || SCOUPS [On Going]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu