Chapter 17

3.3K 389 73
                                    

"Nanti, kita tunggu Man sampai." Ucap Kaizo.

[Name] dan Kaizo kini menunggu Ramen Man diruang parkir kapal angkasa. Mereka bersender didinding Stasiun TAPOPS.

[Name] yang bingung lantas bertanya, "Kemana dia, Kapten?"

"Tandas." Jawab Kaizo singkat.

"Ooh.."

Sunyi, begitulah gambaran situasi [Name] dan Kaizo saat ini. Antara malas atau malu dalam memulai percakapan.

Kaizo yang tidak suka situasi ini langsung buka pembicaraan terlebih dahulu, "Kau tinggal di Bumi?"

"Tak, iyalah! Kan saya dah cakap kat chat tadi, kenapa?" Kata [Name] tanya balik.

"Agak terkejut.. kerana kau tinggal di planet yang sama ngan Fang menjalankan misi dulu." [Name] membentuk bibirnya huruf o pertanda ia mengerti.

[Name] sebenarnya mau tanya tentang tempat tinggal Kaizo dan Fang walau ia sudah tahu dan sekedar basa-basi saja, namun terlepas dari masa lalu Kaizo, [Name] nampaknya mengurungkan pertanyaannya itu.

Tapi, [Name] tak tahan. Ia ingin tahu reaksi Kaizo, "Kapten, saya nak tanya boleh..?" Jujur, [Name] ragu. Dijawablah deheman singkat oleh lawan bicaranya.

"..Sebelum ni, Kapten ngan Fang tinggal dimana?" Kaizo langsung menatap mata [Name] yang seolah-olah menyiratkan rasa penasaran.

[Name] terkejut, tatapan Kaizo menjadi agak sendu ketika mata mereka saling bertemu, "Ngg.. maaf, Kapten.. nak jawab tak pe!"

Kaizo terdiam lalu menundukkan kepalanya, menatap kosong lantai Stasiun TAPOPS yang berwarna biru.

Lalu duar! Terciptalah keheningan..

Mereka berdua tenggelam dalam pikirannya masing-masing, [Name] menyesal telah mempertanyakannya.

Belum mengeluarkan sepatah katapun, [Name] kalah cepat dengan Kaizo, "Aku ngan Fang berasal dari Planet GogoBugi.. dulu planet tu damai, tak de ancaman hingga Bora Ra dan konco-konco dia datang menghancurkan planet kami.."

"Yang selamat dari kejadian tu cuma aku ngan Fang, Ibu dengan Bapa.. aku tak tahu keadaan mereka sekarang selepas mengorbankan diri." Kaizo menghela nafas singkat lalu kembali menatap [Name].

Ntah yang terkejut kesekian kalinya, Kaizo melihat netra coklat [Name] berair. Seakan-akan siap mengalir kapan saja.

"Saya minta maaf sekali lagi, Kapten.. harusnya-" Permintaan maaf [Name] terpotong begitu saja karena Kaizo lagi, "Tak mengapa, tapi jangan bagi tahu siapapun pasal ni."

[Name] pun mengiyakan saja, toh dia tipe wanita yang menjanjikan soal merahasiakan sesuatu.

Tapi [Name] heran, "Kenapa Kapten nak bagi cerita dengan saya?"

"Kerana.. aku yakin kau bisa menjaga rahsia ku.." Jawab Kaizo dengan senyum tipisnya memandang [Name] lekat, netra merahnya terlihat sedikit bersinar dari sebelumnya.

[Name] sepertinya tidak baik-baik saja, jantungnya berdegup kencang. Biasanya ia tidak sedekat ini dengan Kaizo.

"..Terima kasih kerana Kapten dah percaya padaku." Balas [Name] dengan senyuman juga.

Kaizo suka perasaan ini, sudah lama dia menanti-nantikan seseorang yang mungkin bisa menjadi rumahnya.

"Nanti selepas memberontak, jom singgah makan..!" Tawar [Name] mengubah suasana hati Kaizo.

"Boleh."

Dari kejauhan, seorang alien dan robot bundar sedang melihat interaksi kedua makhluk hidup beda spesies.

Paramita | Kaizo x ReaderWhere stories live. Discover now