Sahutan dari para siswi yang ada di koridor, Meisha menoleh ke arah belakang lalu mengikuti arah pandang dari beberapa siswi tersebut. Jauh di depannya sudah jelas Meisha mengetahui siapa para lelaki itu, pantas saja temannya ini kegirangan karena bertemu dengan Jeihan, disenyumkan pula.

"Kak Jeihan punya gue!" ucap Ashel pelan, hanya Meisha yang mendengar.

"Udah ayo ke kelas," Meisha merangkul pundak Ashel lalu mereka berjalan menuju kelas.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


"Pulang sekolah ke warung kopi, gas?" ucap Hazen.

Kelas 12 IPS. Mereka semua memasuki kelas yang bertuliskan 12 IPS di papan atas pintu.

"Baru juga sampai, udah ngomongin pulang aja." sahut Wildan.

"Tau lu, ngopi mulu. Tugas tuh lo pikirin." sambung Jeandra.

"Eh emang ada tugas? tugas apaan cok?" panik Wira.

Senakal-nakalnya Wira masuk ke dalam geng motor Blackwolf yang sudah tercatat sebagai tukang tawuran itu, Wira tetaplah siswa pintar. Hampir seluruh mata pelajaran ia kuasai, tidak hanya Wira yang berprestasi namun beberapa dari mereka juga memiliki kepintaran tapi sesuai pelajaran yang mereka suka. Contohnya seperti Albian, lelaki itu bisa dibilang cukup pintar dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris.

"Panik banget kaya bocah ambis," sahut Januar.

BRUKKK

Pintu kelas 12 IPS terdorong karena ada seseorang yang menendang dari luar, hantaman pintu ke dinding kelas cukup keras sehingga membuat para murid yang ada di kelas itu terkejut.

Disana terlihat ada enam lelaki yang memasuki kelas 12 IPS, tatapannya juga langsung tertuju kepada Albian serta teman-temannya.

"Woi, masih pagi nggak usah ngajak ribut." Hazen melangkah ke depan namun langsung di tahan oleh Albian.

"Apa? nggak suka?" tanya Sadewa sinis.

"Jelas kita semua nggak suka, ini kelas IPS. Lo semua anak IPA, tempat lo di lantai atas!" sahut Januar.

"Gue kesini punya urusan sama bos lo." ucap Sadewa menatap Albian yang juga menatapnya datar.

"Nggak ada yang namanya bos." Albian membuka suara tanpa mendekati lelaki itu.

"Gue kira lo bisu." ledek Dika yang berada di belakang Sadewa.

Sontak membuat anggota Mortal Enemy tertawa dengan ucapan Dika.

"Pergi dari sini." kali ini Jeihan membuka suara.

"Gue nggak punya urusan sama lo!"

Sadewa mendorong bahu Jeihan yang membuka lelaki itu terhuyung ke belakang, untung saja Albian yang berada di belakangnya langsung menahan.

"NGGAK USAH DORONG-DORONG!" Hazen tidak bisa menahan emosinya pagi ini, lelaki itu langsung mendekati Sadewa lalu memukul wajahnya.

Disana lah mulai pertengkaran antara Blackwolf dan Mortal Enemy, mereka saling pukul satu sama lain. Albian pun langsung berdiri di tengah-tengah untuk memisahkan teman-temannya yang kebakar emosi.

"Mau lo apaan sih?" tanya Albian setelah berhasil memisahkan mereka.

Rambut Albian semakin berantakan, memisahkan orang yang sedang bertengkar tidak mudah. Albian sempat menjadi sasaran tinju salah satu anggota Mortal Enemy, namun Albian tidak ingin membalasnya dan tujuannya hanya ingin memisahkan mereka.

"Gue mau lo jauhin Meisha!" ucap Sadewa.

"Jadi lo kesini cuman buat ngomong itu?" tanya Albian santai.

"Cuman itu? Lo udah bikin gue malu kemarin di kantin!"

"Punya malu lo?" sahut Jeandra.

"Gue bilang, gue nggak punya urusan sama lo semua!" baru saja Sadewa ingin maju selangkah tapi langsung di tahan oleh Albian yang berada di hadapannya.

"Pergi dari sini." perintah Albian, terdengar pelan namun penuh penekanan.

Dengan begitu Sadewa dan teman-temannya pergi dari kelas 12 IPS yang sudah ramai dengan para murid sedang menyaksikan pertengkaran tersebut.

Tidak lupa dengan Sadewa yang sempat melempar air botol yang ada didekatnya, entah punya siapa. Sadewa benar-benar benci Albian. Albian hanya menatap botol plastik yang terjatuh karena ulah Sadewa.

* * *

TBC

Yeay bisa update lagi, Alhamdulillah.

Jangan lupa vote untuk chapter ini ya!

Bantu promote juga, ajak teman-teman kalian buat baca ALBIAN !

IG : anzolv_

ALBIAN || SCOUPS [On Going]Where stories live. Discover now