"Kakakku baperan!"

"Dih anak bau kencur macem kamu sok-sok an!"

"Yang penting gak pendek."

"Reeeeyy!"

Rey lantas tertawa keras, senang membuat Kakaknya kesal.

"Kak Anin?"

"Hm?"

"Makasih ya udah sayang sama Rey."

°°°

"Uncle Balbal!" seruan riang itu membuat Bara seketika merentangkan tangannya.

"Aaaaa Cea angen anget ama Uncle!" ucapan gadis cilik itu berhasil membuat Bara tersenyum, tak lupa mengeratkan pelukannya pada Alleshea, Putri Kevas.

"Uncle juga," ucap Bara sambil mencium pipi kanan dan kiri Alleshea dan membuat gadis kecil itu tertawa riang. Tapi tak melepaskan boneka hiu di dekapannya.

"Cea sama siapa hm?"

"Ama Mba Sala!"

"Mau ketemu Yayah Evas?"

Cea mengangguk berkali-kali, seraya mengeratkan pelukannya pada leher Bara. Yang tengah membawanya masuk ke dalam ruangan yang entah ia pun tak tahu.

"KESAYANGAN YAYAH!!!"

"YAYAH BELICIK!"

Kevas yang baru saja diiring ke meja tempat besuk pun seketika cemberut mendapati respon Cea yang menyebalkan, gegara keseringan bergaul dengan Bara nih.

"Cea gak kangen Yayah?"

"Nda!"

"C-cea kok tega sama Yayah??"

Ini yang Bara tak suka dari Kevas, sok manja.

"Pala calon mamud kemalen malah-malah ama Mba Sala, Cea nda cuka ih Yayah!!"

Eh?

"Kok bisa??"

Mengabaikan pertanyaan sang Ayah, Alleshea beralih memeluk erat tubuh Kevas.

"Angen kok Yayah, jangan cedih. Cea kecepian nda da Yayah di lumah."

"Aaa sayangnya Yayah!"

"Buktinya udah di bawa sama Geon," ucapan Bara membuat kedua Ayah dan anak itu melepaskan pelukannya. Tapi, Kevas beralih menggendong Putrinya itu.

Kevas pun tersenyum cerah.

"Thanks Bar!"

"Yayah apan puyang na? Kok ama anget keljanya," keluh Cea.

"Sabar ya sayang, besok coba tanya Uncle Balbal yaa, biar Yayah cepet pulang?" bujuk Kevas, yang malah mendapat delikan dari Bara.

"Kok tanya uncle ci?"

"Cea pulang sama uncle mau?"

Cea mendadak cemberut.

"Nda au! Cea au na ama Yayah! Cea lindu Yayah Evas uncle!" suara Cea mendadak parau, dan beralih meneggelamkan wajahnya di ceruk leher Kevas.

"Cup cup cup, anaknya Yayah kesayangan Yayah. Nggak kok, Cea sama Yayah terus."

Cea tak menanggapi tetap memeluk erat leher Kevas. Seolah takut kehilangan lagi sosok Ayahnya ini. Cukup sehari, ia tak ingin lebih.

"Bar, Cea sama gue aja dulu," ucapan Kevas berhasil membuat kernyitan heran di kening Bara.

"Biar tar sore gue minta tolong Geon aja deh bujuk Cea, biar dia bawain si hiu banyak-banyak."

Hening Untuk Bara [TERBIT] Where stories live. Discover now