Episode 5: Mohon Kerja Samanya!

569 92 10
                                    

Selama pertarungan itu, ternyata firasat Azizah dari awal tadi memang benar. Dalam pertarungan Midoriya nekat dengan mempertaruhkan tubuhnya diledakkan dan meninju langit-langit agar hancur dan tembus ditempat senjata nuklir itu berada agar Uraraka berhasil mengamankan senjara nuklir itu. Memang tim pahlawan yang akhirnya menang, tapi mereka juga yang menanggung cedera yang parah dari pada tim penjahat yang tidak ada cedera sama sekali.

Azizah tentu saja dalam hati marah akan hal itu, karna Midoriya sungguh membuat dirinya khawatir setengah mati, apalagi dengan Bakugou yang menyerangnya tanpa pikir dan belas kasihan.

"Dan juga, Pak All Might! Kenapa bapak membiarkan mereka terus bertarung bahkan saat bapak tahu mereka sudah melampaui batas!" Protes Azizah marah pada All Might karena tidak menghentikan pertarungan mereka dan membiarkan Midoriya yang terkena semua dampaknya.

"Ah... Maaf, saat itu aku merasa Nak Midoriya ada harapan untuk berhasil memenangkannya jadi..." All Might berkeringat mencoba mencari alasan yang masuk akal untuk murid muslimah yang ada di depannya.

Azizah tersadar akan sikapnya tadi terhadap All Might pun langsung beristighfar pelan, menghela nafas.

"Baiklah, saya akan mencoba memahaminya, maaf karena sikap saya yang tidak hormat akan keputusan bapak tadi." Sesal Azizah sambil membungkukkan badan kepada All Might bahwa dia benar-benar menyesal atas sikapnya yang marah pada guru.

"Ah... Tidak apa-apa, aku bisa paham akan hal itu. Kamu hanya begitu mengkhawatirkan teman-temanmu dan wajar kalau kamu akan marah." Balas All Might masih dengan senyuman gigi kinclongnya yang khas.

"Ano... Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Kaminari memberanikan diri bertanya mewakilkan seluruh murid yang tampak bingung.

Azizah dan All Might tersadar bahwa mereka secara tidak sengaja berbahasa Indonesia dihadapan yang lainnya.

"Na-Nandemonai, tidak perlu dipikirkan." Sahut Azizah dan All Might secara bersamaan kembali berbahasa Jepang, dan mereka pun menurut dan All Might lanjut menjelaskan dan memberi nilai pertarungan tadi.

'Dimana All Might belajar berbahasa Indonesia? Yang kutahu All Might cuma bekerja di sini sebagai pahlawan tapi... Dia tidak pernah beraksi di Indonesia kan?' batin Azizah bertanya-tanya.

Selanjutnya, All Might mengocok isi dua kotak tersebut untuk pertarungan selanjutnya.

"Pertarungan yang kedua, mereka adalah..." All Might mengangkat kedua tangannya dengan bola bertulis 'B' dan 'C'. "Tim B menjadi pahlawan dan Tim C menjadi penjahat."

Baik Azizah mau pun Todoroki terkejut karena mereka tidak menyangka bahwa tim mereka akan berhadapan satu sama lain secepat itu.

"Baiklah, tim yang akan bertarung ikuti aku!" Perintah All Might berjalan keluar ruang monitor dan menuju bangunan yang akan mereka gunakan untuk kelompok selanjutnya.

"Tim penjahat, masuk pertama dan atur strategi! Dalam lima menit, tim pahlawan akan masuk, dan pertempuran akan dimulai!" Perintah All Might dan Tim C pun masuk, mencari di lantai mana senjata nuklir itu berada.

"Aku menemukan senjata nuklirnya!" Seru Yaoyorozu pada Azizah dan Mineta yang berada di depan pintu ruangan yang berbeda tapi tak jauh darinya.

"Kerja bagus, Yaoyorozu-san." Puji Azizah kepadanya.

"U-Un, arigatou." Balas Yaoyorozu.

"Sekarang, waktunya menyusun rencana." Ucap Azizah menepuk tangannya. "Pertama, kita lihat dulu siapa yang kita lawan."

"Tim B, Todoroki dan Shouji." Sahut Mineta.

"Todoroki-kun punya dua quirk, setengah panas dan setengah dingin. Sedangkan Shouji-kun punya quirk yang bisa menggandakan anggota tubuhnya." Sambung Yaoyorozu.

My Dream Is To Become A Muslim HeroineWhere stories live. Discover now