Episode 1: Baru Sampai di Jepang

931 117 12
                                    

Pesawat besar di langit yang melaju cepat meninggalkan Indonesia. Penerbangan ini nonstop menuju Jepang.

Gadis dengan jilbab kuning lebar yang menutupi sampai ke bawah dada juga belakang dan sebuah notebook di tangan, berisi coret-coret jadwal harian dan bulanan yang akan dilakukannya di Jepang, tersenyum gugup di kursi berlapis kulit asli.

"Ya Allah, aku baru pertama kali menumpang pesawat besar. Masya Allah. Lebih besar dibandingkan foto-foto rilis pertamanya. Berapa ukurannya? Paling besar di dunia? Tiga kali pesawat biasa. Dan aku menumpang di kelas eksekutif. UA memang punya banyak uang ya." Ya, dia sampai bisa naik pesawat besar itu karena tiket pesawatnya dibiayai oleh sekolah UA itu sendiri.

"Apakah mereka segitunya menginginkanku bersekolah di tempat mereka sampai-sampai tiket ke Jepang aja harus mahal-mahal ya?" lanjut gadis bergamis coklat itu bertanya pada dirinya sendiri. "Mudah-mudahan aku bisa melewatinya dengan lancar, amin."

Gadis ini bernama Azizah, seorang santriwati dari Indonesia yang terpilih menjadi salah satu dari murid pertukaran pelajar ke Jepang.

Setelah akhirnya Azizah berhasil membiasakan diri. Dia pun memakan habis makanan yang disiapkan pramugari barusan, tak lama setelahnya dia terlelap sepanjang penerbangannya.








Bandara Shizuoka, Jepang

Sesampainya di bandara yang dituju barulah ia terbangun dan melihat keluar kaca jendela pesawat, benar dia sudah sampai di bandara Shizuoka. "Alhamdulillah, sudah sampai dengan selamat."

Azizah berdiri untuk mengambil tas ranselnya di kabin, kemudian kembali duduk sambil mengamati banyaknya orang yang antre untuk turun sesuai dengan nomor urut.

Azizah segera berdiri setelah kesemutan di tempat duduk, akhirnya sudah gilirannya untuk turun dari pesawat, merasa lega ia menunjukkan senyum manis. Dengan menggendong tas ranselnya di belakang, mata Azizah berbinar-binar menatap pintu keluar, tinggal satu langkah lagi menuju Isekai yang ia mimpikan. "Bismillahirrahmanirrahim, mudahkanlah perjalanan hamba mu ini, Ya Rabb."

Telapak kaki yang terbalut sepatu itu berhasil berpijak pada lantai lapangan penerbangan, udara sejuk segera hadir menerpa wajah mulus Azizah, saat itu juga kebebasan seolah menghentikan terkaman buas dari rasa lelah di dalam tubuhnya.

Menghirup udara dengan begitu kencang, kakinya melangkah menuju tempat pengambilan barang.

Berdiri mematung di antara ratusan orang yang sibuk mengambil koper, Azizah hanya menunggu setidaknya separuh orang ini lenyap baru ia mengambil kopernya, jujur dia tidak begitu menyukai kerumunan orang.

Melangkah maju, tangannya mengambil koper berwarna coklat tua yang terseret keluar oleh sebuah alat, gadis itu menarik kopernya pergi dari sana.

Beberapa langkah ia pergi, ponselnya berdering, Azizah membuka handphone yang ternyata ratusan pesan dari Abah, Mama, dan teman-temannya yang kebanyakan dari mereka menanyakan apa dia sudah sampai atau belum, apa muntah atau tidak, bagaimana pemandangan di sana, dan permintaan teman-temannya untuk dikirimkan oleh-oleh khas Jepang. Dan Azizah cuma menjawab dengan sejujur dan semampunya.

Selesai membalas ratusan pesan itu, handphone nya berdering lagi, kali ini adanya panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal dan dia mengangkatnya.

"-Moshi-moshi, apakah ini Nak Azizah?-" Suara melengking seorang wanita terdengar dari handphonenya.

"H-haik, apakah Anda yang akan menjemput saya di bandara?" tanya Azizah mencoba memastikan.

"-Un, kami yang akan menjemputmu di sana. Kami masih dalam perjalanan, kamu tunggu saja di sana, oke?-"

My Dream Is To Become A Muslim HeroineOnde histórias criam vida. Descubra agora