"Bu, aku berangkat." Nala memakai sepatu dan melesat tanpa menoleh sedikit pun. Bahkan ia tak sempat berpamitan pada Kak Tama.

Sementara Ibu bingung melihat tingkah anak gadisnya yang sudah beranjak remaja. Sementara Kak Tama baru saja mencuci tangan di sink untuk memakan roti lapis sosis ala sederhana yang ia buat.

Lalu Kak Tama tercengang ketika roti lapis sosis buatannya hilang dalam sekejap.

"Bu, roti dan sosisku ke mana?" Teriak Kak Tama.

"Tuh, dicomot adikmu barusan, terus pergi."

Kak Tama langsung berteriak histeris memanggil Nala.

"ROTI LAPISKU!!!"

-0-

"Baju itu sangat cocok untukmu." Puji Santa dibalik pantulan cermin, menganga melihat Nala mengenakan pakaian pesta yang ketat di tubuh kurusnya.

Beruntung Nala tumbuh dengan tubuh yang berbentuk cukup proposional. Berisi di titik yang seharusnya. Nala tampak cantik dan seksi dengan pakaian berwarna hitam. Memiliki potongan rendah di ujung pakaian dan belahan di dada.

"Kebuka banget nggak ya? Takut Raskal nggak suka." Nala mengomentari belahan di paha dan dadanya. Baginya cukup terbuka untuk seusianya. Tapi Santa tak melihat hal itu berlebihan.

Seringai nakal terbit di bibir Santa.

"Aku yakin Raskal akan suka. Jewer kupingku kalau Raskal bilang nggak." Ucap Santa percaya diri, lalu menyetuh bahu Nala dibalik cermin, "Setelah acara kelulusan, besoknya Raskal ulang tahun. Kamu jadi kasih dia kejutan?"

"Jadi," Nala mengangguk mantap, "tapi aku masih belum tau mau kasih kejutan apa."

Santa menyeringai lagi, "kiss him?"

"Hah?" Nala berbalik melihat Santa cengengesan.

"Kiss him. Cium bibir. Itu hadiah terbaik menurutku saat ini. Apalagi kamu dan Raskal belum pernah ciuman 'kan?"

Santa benar. Selama Nala dan Raskal berpacaran dua tahun, Raskal tak berniat ingin mencuri ciuman Nala. Beegitu pun Nala yang malu memintanya walau ingin. Semakin beranjak remaja, penasarannya semakin menumpuk, salah satunya bagaimana rasa ciuman pertama itu di masa sekolah.

"Tapi, Santa," Nala menunduk malu. "Aku.. nggak berani.. takut Raskal nggak nyaman.."

"Kamu bisa mengatakannya lebih dulu. Bilang kamu ingin cium dia."

"Segamblang itu?"

Santa menyentuh bahunya lagi dan menatapnya lamat, "Kamu nggak perlu harus menunggu, Nala. Say it loud and kiss him."

"Kalau dia nggak mau kucium?"

Santa tersenyum penuh arti, "kamu bisa jewer telingaku selama dua hari kalau Raskal menolak."

-0-

Setelah semua siswa kelulusan memakai topi toga, acara berakhir begitu meriah.

Malam semakin larut, satu persatu siswa kelulusan meninggalkan gedung sekolah. Ada yang langsung pulang ke rumah, dan ada juga yang masih ingin merayakan kelulusan dengan pergi ke tempat lainnya bersama teman-teman.

Termasuk Nala, ia beralhir di sebuah restoran minimalis yang cukup jauh dari lokasi sekolahnya. Raskal sengaja menyewa tempat tersebut untuk mengajak sebagian teman-temannya merayakan kelulusan mereka.

Juga merayakan hari ulang tahunnya yang sebentar lagi akan tiba dua jam lagi.

Di pojok sana Nala bersama teman-teman perempuan duduk dan bergosip ria, sambil menikmati minuman soda yang disediakan restoran. Sesekali ia mencicipi kudapan manis lalu ia kembali asik mengobrol dan tertawa.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang