024

4.8K 412 15
                                    

Jangan ditanya bagaimana keadaan Nala sekarang ini.

Santa hanya bisa mengerjap dan diam memperhatikan bagaimana sahabatnya satu ini sedang senyum senyum sendirian sejak jam istirahat berakhir.

Selama jam pelajaran berikutnya, Nala pandai menyembunyikan euphorianya dibalik buku tanpa ketahuan guru. Menuduk malu dan terkadang cengegesan sendiri. Membuat Santa bergidik melihat Nala di sampingnya.

Masih tersisa dua jam lagi menuju bel pulang berdering. Santa rasanya mau kabur saja dari pada melihat sahabatnya kerasukan tidak jelas.

Waktu begitu lambat berjalan, akhirnya bel pulang berdering mengisi seluruh gedung sekolah. Nala bergegas merapikan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

"Aku pulang duluan ya, Santa." Ucap Nala setelah menutup tasnya. Santa menoleh.

"Dijemput Kak Tama?" Tanya Santa dan pipi Nala bersemu merah.

Santa tahu jawabannya.

"Pulang.. bareng.. Raskal.." Nala menunduk malu dan cengengesan. Santa mengangguk.

Kemudian Raskal muncul dengan tas di bahunya, menjemput Nala. Raskal menyempatkan menyapa Santa dengan anggukkan singkat, lalu Santa hanya tersenyum.

Melihat pipi Raskal ikut merona seperti Nala, maka Santa tak berniat sedikitpun mengganggu kesempatan mereka.

Gelagat mereka di kantin secara tidak langsung menjawab akan kelanjutan hubungan mereka. Ditambah mendengar penjelasan Jian sebelumnya ketika mereka makan bersama di kantin mengenai perasaan Raskal terhadap Nala.

Ternyata Raskal cukup banyak bercerita pada Jian tentang perasaannya. Awalnya Raskal penasaran dengan Nala, lalu intensitas mereka membuat bibir rasa sukanya pada Nala kian tumbuh dan berniat untuk mrmbawa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.

Dan melihat tatapan Raskal begitu lamat pada Nala, Santa semakin yakin bahwa Raskal memang serius mendekati sahabatnya.

Santa berbisik kata semangat pada Nala dan membiarkan sahabatnya pulang dengan sang pujaan hati. Santa terharu, perjuangan sahabatnya hampir setahun ini mengirimkan surat cinta diam-diam ke lokernya membuahkan hasil.

Santa tidak sabar menunggu cerita Nala setelah ini.

-0-

Hari demi hari hampir sebagian hidup Nala terisi oleh Raskal.

Bagaimana tidak, Raskal selalu ada menyempatkan waktunya untuk menjemput Nala ke rumah agar mereka bisa berangkat sekolah bersama dan pulang bareng, diajak makan di kantin dan terkadang makan di kelas bersama jika kantin penuh, kalau ada tugas yang sulit dikerjakan Raskal akan setia membantu Nala disaat Nala butuh. 

Dan akhir-akhir ini Raskal suka melakukan hal random yang tak pernah Nala sangka-sangka sebelumnya. Entah menjahilinya, mengirimkan beberapa stiker lucu ke ponsel Nala, dan akhir-akhir ini juga Raskal suka memainkan jari Nala. 

Seperti yang dilakukannya saat ini, tugas kesenian akan dipresentasikan hari ini setelah Bu Indah menemukan hari yang tepat karena beliau sibuk ke luar kota. Saat ini giliran kelompok Jian maju untuk mempresentasikan prakarya mereka. 

Di meja kelompok Raskal, Raskal duduk di samping Nala. Sambil memperhatikan rekan Jian mempresentasikan materi sambil menunjukkan karyanya, tangan Raskal tak berhenti mencubit-cubit kulit jari Nala. Nala yang merasakan hal itu tentu terkejut, sampai Nala harus menepuk tangan Raskal karena cubitannya semakin pedas. 

Tapi hal itu tak membuat Raskal berhenti dan ia semakin leluasa melakukannya tanpa perlu khawatir teman sekleasnya melihat kegabutan yang dilakukan. 

Seandainya saja Raskal tahu kalau perbuatannya justru menimbulkan debaran yang mengganggu konsentrasi Nala. Juga rasa cemas berlebihan jika kelakukan Raskal ketahuan oleh teman-teman atau bahkan gurunya. 

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now