012.

4.3K 448 10
                                    

Nala :
Santa!

Ting..

Santa :
Apa?

Nala :
Aku bingung banget ini, gimana dong? :(

Ting..

Santa :
Aku juga.

Nala :
Kamu bingung kenapa?

Ting..

Santa :
Tiba-tiba kamu kirim pesan ke aku sepagi ini dan bilang kamu bingung. Makanya aku bingung.

Nala :
Ih, Santa!

Ting..

Santa :
Kenapa kamu bingung sepagi ini? Oh, apa jangan jangan kamu belum mengerjakan PR dari Bu Rio?

Nala :
Bukan itu!

Ting..

Santa :
Lalu apa?

Nala menggigit bibirnya, membaca pesan Santa lagi lalu jemarinya bergerak membalas pesan Santa.

Nala :
Raskal ajak aku berangkat ke sekolah bersama, dan sarapan juga. Aku bingung, Santa.

Ting..

Santa :
Bingung apalagi!? Ayoin!

Nala :
Tapi, nanti anak-anak bakal ngomongin apa ya pas aku tiba di sekolah sama Raskal? Apa mereka bakal ngejelekin? Aku takut jadi bahan omongan satu sekolah.

Nala melihat Santa sedang mengetik sesuatu di sana.

Ting..

Santa :
Bukannya mau merusak suasana, tapi, Raskal memang suka berbagi bangku motornya untuk orang-orang. Nggak hanya kamu; Jian, Lea, dan beberapa teman lainnya pernah duduk di belakang bangku motor Raskal. Dan nggak ada yang ngomongin aneh aneh tuh. Jadi pas kamu datang bersama Raskal nanti, harusnya kamu nggak bakal diomongin. Paling anak-anak cuma mikir Raskal hanya memberikanmu tebengan. Nggak ada maksud apapun selain itu. Jadi, kamu nggak usah khawatir. Dan bukankah kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk  semakin dekat dengannya?

Nala menghela napas. Terlepas dari peetanyaan Santa terakhir, ujarannya memang benar adanya. Raskal selalu memberikan bangku belakang motornya untuk ditumpangi siapapun yang meminta bantuannya. Kenyataan itu membuat Nala dipaksa pada realita.

Ajakan romantis Raskal dibayangan Nala berubah sekejap.

Sebelum Nala bertanya pada Santa, Nala kembali dikejutkan dengan beberapa pesan Raskal semalam. Nala pikir, ia semalam sedang bermimpi indah kalau Raskal mengajaknya berangkat dan sarapan bersama.

Rupanya itu memang sebuah kenyataan yang berhasil mengguncang Nala pagi ini. Pesan pesan tersebut tak buyar dari pandangannya. Pesan pesan tersebut benar dan nyata di penglihatannya. Tidak mengabur atau menghilang dengan sekali kedipan. Ajakan dan tawaran itu memang ada, dan terjadi, dari Raskal yang ditujukan padanya.

Tapi, lagi dan lagi, Nala terpental dengan fakta yang Santa sebutkan. Baru saja Nala membayangkan bagaimana romantisnya Nala dan Raskal menyusuri padatnya ruas jalan menuju sekolah. Kemudian mereka sarapan bersama dan saling melempar pandangan dengan gemericik nuansa roman yang membuat pipi Nala memerah malu.

Santa sungguh berhasil merusak bayangan Nala pagi ini.

Nala :
Aku akan berangkat dengan Raskal. Sampai bertemu di sekolah.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang