sang dewi

140 15 0
                                    


Mulut Zevanya langsung terkunci saat Galang bicara begitu. Apa maksudnya? Oke, dirinya memang senang Xabiru hilang dari bumi. Tapi bukan ini maksudnya. Tadi juga dirinya bercanda bilang begitu.

"Maksud lo apa ngomong gitu?!" Suara Zevanya agak meninggi.

Galang diam saja tidak menjawab.

Zevanya terus memperhatikan gerak-gerik Galang, Galang menggeser kursinya dan langsung pergi begitu saja meninggalkan kelas. Zevanya menatap heran.

"Woy mau kemana lo? Dia akan baik-baik saja bodoh!" Teriak Rezqa kesal saat melihat Galang pergi meninggalkan kelas.

Semua murid yang ada di kelas tambah bingung saat Zevanya ikut berlari keluar menyusul Galang. Ada apa hubungan anak baru itu dan Galang Prasetya? Murid yang paling di gadang-gadang oleh semua wanita Smansa Bandung. Itu yang ada di pikiran mereka.

Zevanya melirik ke semua arah mencari Galang. Matanya terus mencari. Galang adalah laki-laki. Larinya cepat di banding dirinya yang seorang perempuan. Matanya yang tajam menemukan Galang yang tengah menuju parkiran. Zevanya berlari dengan cepat, dia tidak boleh ketinggalan.

"Galang tungguin gue" Teriak Zevanya. Galang mengurungkan niatnya memakai helm saat ada yang memanggil nya. Dia menghadap ke arah suara.

"Ngapain? Balik sana!"

"Gue ikut"

"Lo siapa? Lo hanya orang baru. Jangan ikut campur!" Ujar Galang sembari memakai helm nya.

"Tapi gue takut dia kenapa-kenapa"

"Bukan urusan Lo, sana pergi!" Galang tidak ada waktu mengurusi gadis tidak jelas yang ada di hadapannya ini. Zevanya panik saat Galang menyalakan motornya.

"Gue gak akan ikut sama lo, tapi tolong kasih tau alamat rumah dia" ujar Zevanya dengan cepat sembari menghadang motor Galang.

Galang kesal karena Zevanya tidak pergi juga dari hadapannya. Sebenarnya apa mau gadis ini?

"Gue gak pandang bulu, mau lo perempuan kek atau pun laki. Kalo lo gak pergi dari hadapan gue, gue tabrak lo. Gue gak bohong. Lo anak baru. Jadi lo gak tau apa-apa tentang gue!"

Zevanya tetap berdiri dan tidak menyingkir dari sana. Dia tidak takut Galang bicara begitu. Dia tidak akan pergi sebelum Galang memberitahu nya alamat rumah Xabiru.

"Minggir gak!" Bentak Galang.

Zevanya menggeleng.

"Kasih tau dulu alamat rumahnya"

"Lo kenapa sih, emang lo siapa nya dia hah?!"

"Kalo lo gak menyingkir dari sana gue tabrak!" Ujar Galang sembari menatap tajam Zevanya.

"Justru kalo lo nabrak gue lo akan dapat masalah. Dan akan terlambat nyelamatin Xabiru" teriak Zevanya.

Galang terus menatap tajam mata Zevanya. Dia tidak suka ada orang yang menghalangi jalannya.

"Ayo Lang. Kita akan terlambat!" Teriak Zevanya. Kedua matanya merah seakan ingin menangis.

Galang membuang napasnya kasar. Melihat mata Zevanya yang seakan tulus ingin membantu nya. Tidak ada salah nya untuk membawa dia. Lagian juga gak akan selsai ngurusin gadis keras kepala ini.

"Jangan buat masalah Ze"

"Gue ikut, gue janji gak akan buat masalah. Gue tulus mau bantuin lo. Gue khawatir sama Xabiru"

"Bahaya Ze"

"Gue bisa jaga diri Lang. Plis gue ikut ya" ucap Zevanya terus memohon.

Galang akhirnya menyerah. Tidak ada waktu lagi. Kalo di lama-lama bisa-bisa Xabiru pulang ke pangkuan Tuhan di tangan Ayahnya. Tapi  Galang sebenarnya tidak yakin dengan alibi begitu.

Xabiru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang