perihal Tas kuning

287 23 2
                                    


Gadis dengan tas kuning di punggungnya itu berdiri sembari menundukkan kepalanya di samping Xabiru. Xabiru sekuat tenaga menahan tawanya. Sungguh. Melihat gadis di sampingnya ketakutan terlihat sangat lucu.

Upacara sedang berlangsung. Kepala sekolah sedang memberi sedikit ceramah. Xabiru sudah tidak tahan berdiri cukup lama di tambah sorot matahari mengarah ke arahnya. Xabiru melirik sekilas gadis yang di sampingnya yang masih menunduk. Xabiru heran apa tidak pusing nunduk terus? Gadis aneh pikir nya.

Upacara telah selsai. Kepala sekolah sudah membubarkan semua barisan. Bu Mela menghampiri Xabiru dan gadis ke siangan itu.

"Biru kenapa gak bawa dasi?" Ujar Bu Mela.

"Lupa Bu" jawab Xabiru dengan jujur.

"Ke ruang BK sekarang" titah Bu Mela.

Xabiru membuang napasnya dengan kasar. Sudah kudugong. Tapi walau begitu Xabiru menurutinya dia berjalan menuju ruang BK bertemu pak Ade si guru killer kedua setelah pak Dadang.

"Dan kamu, kamu murid baru kan?"

Gadis itu mengangguk.

"Ikut saya, akan saya tunjukkan kelas kamu."

Gadis itu menurutinya dan berjalan di belakang Bu Mela. Xabiru berhenti sejenak dan membalikkan tubuh nya untuk melihat gadis tas kuning itu. Xabiru terus menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Duduk dulu" ujar Bu Mela. Saat ini mereka sedang berada di ruang guru.

"Iya Bu, terimakasih."

"Nama kamu siapa?" Tanya Bu Mela.

"Zevanya Kenia Putri"

"Oh iya, ibu baru ingat. Kamu yang pindahan dari Jakarta kan?"

"Iya Bu" Zevanya mengangguk.

"Kamu sekarang masuk di IPA 2 ya"

Zevanya hanya mengangguk.

"Tau kan XII IPA 2?"

Zevanya menggeleng.

"Oke, nanti ibu suruh Osis buat bantuin kamu. Kamu tunggu dulu sebentar."

"Nada sini sebentar" Teriak Bu Mela saat melihat Nada habis dari ruangan Bu Winda.

"Iya Bu"

"Ajak Zevanya ke kelas ya. Dia murid baru pindahan dari Jakarta. Ibu mau ngajar ke kelas sepuluh. Kamu udah panggil Bu Winda kan?" Ujar Bu Mela.

"Udah Bu"

"Oke, tolong di bantu ya Nad."

"Iya, siap Bu"

"Terimakasih ya Nada. Ibu pamit dulu"

"Sama-sama Bu".

Setelah kepergian Bu Mela. Nada berbalik menghadap gadis cantik di depannya. Nada tersenyum melihatnya.

"Hai, gue Nada" Nada mengulurkan tangannya.

Zevanya tersenyum. Dia suka Nada. Nada punya aura yang positif. Zevanya yakin Nada orang baik. Mungkin Nada akan jadi teman pertamanya.

"Gue Zevanya. Panggil saja Ze" ucap Zevanya sembari menerima uluran tangan Nada.

Nada tersenyum. Karena mendapat kesan yang baik dari Zevanya.

"Ayo, sebentar lagi Bu Winda akan ke kelas"

Zevanya tersenyum dan mengangguk.

"Lo osis di sini?" Tanya Zevanya sembari berlari kecil mensejajarkan jalannya di samping Nada.

Xabiru Where stories live. Discover now