Perbincangan

7.6K 334 21
                                    

Sementara itu, di sebuah tempat makan di mall terbesar di kota itu.

Para ibu muda sosialita sedang berkumpul. Kabar kelahiran anak dari pemilik AR Corporation sudah meluas di kalangan para pengusaha.

Telah terjadinya persalinan mendadak di kantor itu sangat cepat tersebar.

Kebetulan sore itu adalah jadwal arisannya para nyonya istri pengusaha muda. Pada pertemuan kali ini bukan hanya menjadi ajang pamer barang branded, serta perhiasan mewah saja. Mereka juga sedang heboh dengan kabar persalinan istri Arland Royhan.

Dalam perkumpulan itu ada Celine dan Vely yang merupakan istri dari Chiko dan Firman yang tak lain adalah sahabat 4 serangkai Arland.

Ya, 4 serangkai tersebut terdiri dari Chiko yang merupakan pemilik RS terbesar di kota itu, dia punya istri bernama Celine Hartawan yang tidak lain adalah kerabat Januar Hartawan.
Firman yang memiliki beberapa hotel berbintang dengan fasilitas mewah.
Serta tentunya ada Januar dan Arland.

Mereka sudah berteman sejak kecil, saling membantu dalam keadaan senang dan susah, tak terkecuali ketika Arland kehilangan orang tua, Chiko yang pernah diusir dari rumah karena terlalu pembangkang waktu muda, Firman yang hampir mati akibat kecelakaan saat sedang melakukan hobinya balapan, serta musibah berat yang paling terakhir adalah Januar yang kehilangan istri tercintanya, Sarah.

Mereka saling mendukung dan membantu saat satu orang terkena musibah.
Saat Arland kehilangan orang tua mereka menemani dan membantu Arland bangkit dari kesedihan. Ketika Chiko diusir mereka menampung dan juga menasehati dan menyadarkan dari kesalahannya. Saat Firman dalam kondisi sekarat mereka siap mendonorkan darah dan bergantian menemani terapi hingga berangsur pulih. Saat Januar frustrasi kehilangan istrinya, mereka berusaha menggagalkan usaha Januar untuk mengakhiri hidup.

Dan sepertinya di tahun ini kesetiakawanan mereka kembali diuji.

Para nyonya itu sudah asyik membahas gosipnya.
"Dari berita yang ku dengar, bayi nya Pak Arland lahir di kantor lho sist" ucap seorang wanita yang berpenampilan paling mencolok diantara semuanya.

"Iya, aku juga baca ini kabarnya. Itu saking sibuknya apa gimana ya, kok bisa istri bos besar itu bisa lahiran di kantor" wanita yang cukup kalem mencoba menyambung pembahasan.

"Yaelah guyss, mau sesibuk apapun kalau masalah lahiran harusnya udah direncanain lah. Itu tuh ya jelas karena Bos Arland ngga cinta sama itu perempuan, makanya ngga diperhatiin. Sampe lahiran di kantor aja dibiarin."  Ucap Dinda, istri dari salah satu pegawai Arland yang memiliki posisi tinggi di kantor.

"Bener juga Din, iya pasti begitu. Secara kan kabarnya Pak Arland nikah karena si cewek hamidun duluan" sambung seseorang lagi.

Obrolan semakin menyebar kemana-mana. Ada yang mencoba berpikir positif, ada juga yang semakin menambah bumbu agar gosipnya semakin hot.

Celine dan Vely sesungguhnya merasa geram, mengingat yang sedang dibicarakan adalah sahabat dari suami mereka. Namun mereka pun tidak mau berkomentar terlebih dahulu karena belum tahu info detailnya. Takutnya kata-kata mereka malah bisa memicu masalah yang seharusnya tidak perlu terjadi.

"Hellaawww,,,, lahiran dikantor? Whaaat? Ga punya malu banget itu perempuan" kini Arula yang mulai berbicara. Ya, betu Arula mantan Arland. Ia bisa ikut perkumpulan ini meskipun bukan istri pengusaha, bukan juga anak konglomerat. Ia sudah lama bergabung karena dulunya adalah pacar Arland. Makanya para perempuan sosialita muda itu bisa menerima Arula dalam perkumpulan mereka. Sudah terlanjur bergabung, mereka belum menemukan cara yang tepat untuk mengusir Arula.

Bukan hanya karena sudah putus dari Arland dan tidak bergelimang harta lagi, mereka ingin menendang Arula karena memang kata-katanya sering kasar dan cukup toxic. Dia juga suka main tangan serta mencari masalah dengan beberapa anggota lainnya. Namun, bukti yang kuat belum di dapat hingga bisa mengeluarkan Arula dari perkumpulan itu.

Celine dan Vely hanya berdecak sebal mendengar Arula yang sudah mulai mengoceh. Untung saja Clarissa anak balita Celine sudah tertidur jadi ibunya tidak khawatir sang putri mendengar kicauan Arula.

"Hewan aja ya guyss, mereka malu kali kalau lahiran di tempat umum. Udah kaya kambing aja itu pelakor brojolin anak di kantor" ucap Arula dengan mulut julidnya.

Beberapa orang menanggapi ucapan Arula, ada yang tanggapannya positif ada juga yang negatif.

"Gua udah rekam ucapan lu ya La, siap-siap aja dituntut Arland karena menghina istrinya" ujar Celine sambil mengangkat HP nya. Ia sengaja memasang perekam suara karena tau Arula pasti akan mengucapkan kata tidak sopan.

"Eh, jangan sok-sokan lu, ga bakalan ayang beb Arland penjarain gua. Orang dia masih sayang banget sama gua. Liat aja, abis bayinya lahir dia pasti kembali sama gua. Dan saat itu gua bakal rubuhin rumah sakit suami lu" ucap Arula tanpa dipikir dulu.

Celine mulai geram karena Arula membawa-bawa keluarganya.
Hampir saja Celine mengambil gelas dan menyiramkan pada Arula, namun tindakannya dicegah oleh Vely.

"Udah lah Cel, ga guna nanggapin orang yang udah ga waras. Mending kita pulang aja, kasian anak-anak harus dengar kata toxic" Vely coba mengurai perdebatan.

"Oke, gua berhenti karena gua lagi bawa anak. Lain kali jangan harap gua berbaik hati lagi saat lu bawa-bawa keluarga gua" Celine menatap tajam ke arah Arula.

"Dan kalian yang tadi belain perempuan ini, lihat aja apa yang akan Arland dan suami-suami kami lakukan ke karir suami kalian" Celine menatap satu persatu perempuan yang tadi menghina Ica. Kemudian berlalu pergi bersama Vely.

Anehnya, perempuan yang membela Arula umumnya merupakan istri dari para bawahan 4 serangkai. Sedangkan istri para pengusaha besar rata-rata bermain aman dengan kata-kata elegan. Meski tak banyak yang membela Ica, namun mereka memilih netral.

Mereka sudah tahu bahwa berurusan dengan Arland tentu bisa menyambung ke Januar, jika sudah sampai dibenci Januar, sudah pasti kelangsungan usaha mereka akan terancam.

*****

Sementara itu di rumah sakit. Ica masih dalam kondisi kritis, begitu juga bayi kedua mereka yang kini di NICU. Usai dilakukan pemeriksaan ternyata bayi memerlukan penanganan lebih lanjut karena ada beberapa masalah akibat terlalu lama dalam proses persalinan.

Sedangkan bayi pertama kini semakin menggemaskan. Setelah dilakukan pemeriksaan, semua organ dinyatakan sehat. Bayi itupun sudah lahap menyedot susu formula yang diberikan perawat padanya. Dia belum dapat merasakan ASI karena sang ibu masih tergolek tak berdaya di ruang ICU.

Seperti paham akan situasi, ia begitu anteng dan menikmati setiap apa yang diberikan padanya. Ia tidak rewel meski belum dapat merasakan kehangatan sang ibu kembali. Ia juga tidak rewel selama proses pemeriksaan yang cukup panjang.
Arland begitu terharu memandangi wajah bayi pertamanya yang begitu mirip dengan wajahnya.

Rahangnya tegas, bibirnya tebal, hidung yang mancung, mata, pipi, semua persis seperti Arland dalam bentuk mini.

Setelah sang bayi dikembalikan ke tempatnya, hati Arland kembali merana memikirkan kondisi sang istri dan anak keduanya yang tengah berjuang dalam kondisi kritis.

Tangis nyaring yang tadi hadir di kesunyian malam seakan menguap begitu saja. Kini bayi keduanya sudah dalam kondisi lemah dengan banyak alat bantu kesehatan menempel pada tubuh mungilnya.

Serta ucapan dari dokter bahwa beberapa organ Ica mengalami gangguan pasca proses persalinan yang panjang.

Arland kembali termenung, sudah tidak dirasakan lagi lelah dalam tubuhnya. Ia juga tak ingat dengan perutnya yang kosong. Hanya satu harapannya, Ica dan bayi keduanya dapat sehat kembali.

Halo,, terimakasih sudah membaca.

Selalu ditunggu komen masukan, kritik dan sarannya ya.

Sampai jumpa di bab selanjutnya 😘

Mengandung Bayi BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang