Kegelisahan Bos Besar

17.2K 588 2
                                    

Mencoba menyadarkan diri, Arland segera mengambil smartphone nya. Dan secepat mungkin menghubungi Ica, namun sayangnya nomor Ica sudah tidak aktif. Dikirimi pesan pun hanya muncul tanda satu centang saja.

Tak menunggu lama Arland segera memanggil Willy, asisten kepercayaannya. Ia memerintahkan Willy untuk menemukan Ica secepatnya.

Bukan hanya berpangku tangan, sebenarnya Arland telah mencari data Ica di data pegawai yang ia miliki. Namun karena jumlah pegawai dikantornya sangat banyak ia tak berhasil menemukannya. Arland merasa bodoh kenapa dulu tak mendapat detail informasi tentang Ica.

Mendapat tugas cukup membingungkan dan informasi yang kurang detail membuat Willy cukup merasa frustrasi.
"Cari secepatnya, kalau bisa saya mau kamu menemukan dia hari ini juga" itulah kata bosnya yang Willy ingat tadi.

Baru kali ini Willy melihat bosnya gemetar hebat. Entah apa hubungannya dengan perempuan yang sedang dicari itu. Namun ia tahu bahwa ini hal mendesak.

Arland mendatangi rapat dengan pikiran kalut. Tubuhnya disini namun pikirannya entah kemana. Bayangan bagaimana keadaan bayinya sungguh membuatnya cukup drop. Ia sangat takut kehilangan darah dagingnya itu, ia juga tak akan memaafkan dirinya bila kelakuannya ketika khilaf bisa sampai menghilangkan nyawa seorang gadis yang malang.

Beberapa manager telah menyampaikan presentasi dari masing-masing divisi yang berada dibawah mereka. Namun Arland hanya diam dan memijat pelipisnya yang sudah sangat pusing sekali. Para manager cukup bingung, biasanya Arland selalu aktif menanggapi, memberi saran dan masukan, bahkan tak jarang menuntut pertanggung jawaban ketika ada program yang melenceng jauh dari perencanaan.

"Mohon maaf untuk rapat hari ini akan saya beri feedback Minggu depan, terimakasih atas presentasinya. Silahkan untuk data kalian bisa diserahkan pada sekretaris saya." Arland bersuara cukup tegas kemudian segera mengakhiri rapatnya.

Ia tahu bahwa ini tidak profesional, namun Arland merasa tidak akan bisa fokus meskipun rapat dilanjutkan.

Sudah tiba jam kepulangan kantor. Willy masuk dan memberi laporan bahwa perempuan yang dicari bos nya belum bisa ditemukan hari ini.

Arland menghembuskan napas dengan berat. Pikirannya kalut, benarkah bahwa Ica telah menyerah?
Saking pusingnya Arland sampai membenturkan kepalanya ke tembok.

Mohon maaf sekali baru sempat update.

Mohon kritik dan sarannya ya. Terimakasih

Mengandung Bayi Bosحيث تعيش القصص. اكتشف الآن