"Sutradara Jang memang agak keras, tapi dia selalu berhasil mendapat gambar yang bagus." Kata Taehyung sambil memasukkan kedua tangan ke saku celana. "Kau akan lihat nanti."

Jisoo menatapnya sejenak, lalu mengangguk singkat.

Tepat pada saat itu terdengar suara sutradara Jang yang menyatakan syuting akan dimulai lagi.

Taehyung menoleh ke arah si sutradara, lalu kembali menatap Jisoo. "Bertahanlah sebentar lagi," katanya sambil tersenyum menghibur sebelum berbalik dan meninggalkan Jisoo.

Jisoo menatap punggung Taehyung yang menjauh sejenak, lalu menunduk  menatap cangkir teh yang masih penuh dan bergetar dalam genggamannya. Ia menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya, dan meletakkan cangkir itu ke tanah.

                                    ***

Akhirnya syuting hari itu selesai juga.
Jisoo mengusap-usap bagian belakang lehernya sambil mengumpulkan barang-barangnya. Ia menatap jam yang tertera di layar  ponsel. Kalau ia bergegas, ia bisa naik kereta bawah tanah yang terakhir. Besok ia harus bangun pagi-pagi karena ia diminta tiba di lokasi syuting jam delapan pagi. Sekarang ini ia hanya ingin tidur.

"Jisoo."

Jisoo berbalik ketika mendengar sutradara Jang memanggilnya. "Ya?"

"Kau akan pulang sendirian?" Tanya sutradara Jang.

"Ya," sahut Jisoo dan tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa. Aku masih sempat naik kereta terakhir."

Sutradara Jang mengerutkan kening sejenak. "Sekarang sudah terlalu larut. Tidak baik membiarkan seorang gadis berjalan sendirian," katanya. Kemudian ia memandang berkeliling, ke arah para staf produksi yang sedang sibuk mengumpulkan dan merapikan perlengkapan. Matanya berhenti pada Taehyung yang sedang membantu mengangkat perlengkapan ke mobil.
"Oi, Taehyung," seru sutradara Jang.

Taehyung menoleh. "Ya?"

"Kau bisa mengantar Jisoo pulang?" Tanya sutradara Jang kepada Taehyung. "Aku tidak mau dia pulang sendirian malam-malam begini."

Mata Jisoo melebar. "Tidak," katanya cepat. Terlalu cepat dan terlalu keras sampai kedua pria itu menoleh memandangnya. Jisoo menggoyang-goyangkan tangan dan tersenyum gugup. "Tidak perlu repot-repot," katanya dengan suara yang diusahakan tidak terdengar panik. "Aku bisa sendiri. Sungguh."

Taehyung berjalan menghampiri mereka. "Aku tidak keberatan. Lagipula, aku setuju dengan Hyung. Sekarang sudah malam dan sebaiknya ada yang mengantar mu pulang. Kau tinggal dimana?" Tanyanya.

Jisoo menggoyangkan tangannya lagi. Kali ini lebih cepat. "Sungguh, aku tidak perlu diantar. Aku bisa pulang sendiri. Aku sudah terbiasa pulang sendirian," katanya sambil meraih tas dan topinya. Ketika ia melihat Taehyung membuka mulut seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, Jisoo cepat-cepat membungkuk. "Selamat malam," katanya cepat, lalu berbalik tanpa menunggu jawaban dan berjalan pergi.

Mengamati punggung Jisoo yang menjauh, Jang Taeyoo bergumam. "Rasanya tidak benar membiarkannya pulang sendirian  malam-malam begini."

Taehyung menoleh. "Tapi dia sendiri tidak mau ditemani," balasnya. Lalu ia mengangkat bahu. "Hyung tidak perlu cemas, tidak akan terjadi apa-apa."

Jang Taeyoo mendecakkan lidah dengan pelan. "Tapi tetap saja..." Gumamnya enggan. Ia menghela napas dan berbalik. "Ya sudah. Ayo, Taehyung. Kita bereskan tempat ini dan pulang."

"Ya. Tentu saja," gumam Taehyung. Namun ia tidak beranjak dari tempatnya berdiri sampai sosok Jisoo menghilang di belokan di seberang jalan sepi itu.

                                  

LOVE IT Where stories live. Discover now