5. GRADUATION

52 5 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan seluruh sekolah SMA di Korea Selatan, termasuk Hanlim Multi Arts. Jay mengenakan seragam lengkap dengan selempang putih bertuliskan 'PARK JONGSEONG' dan berdiri di lapangan sekolah merayakan kelulusannya, laki-laki itu memutuskan untuk melakukan upacara pelepasannya di Korea saja. Tiga orang yang ia tunggu kehadirannya kini datang dengan pakaian formal yang sangat rapi.

"Happy graduation my boy." Krist memeluk anak bungsunya yang lebih tinggi beberapa cm itu dengan erat, lalu memberi sebuah kecupan singkat di pipi. Dengan posisi tangan yang masih memeluk pinggang Jay, Krist menatap anaknya dan tersenyum lebar.

"Makasih ma," jawabnya dengan senyum tak kalah lebar meletakkan tangannya di atas lengan sang mama sambil mengangguk.

Singto juga ikut memeluk, namun tidak erat seperti Krist dan hanya menepuk-nepuk pundak Jay.

"Kamu keren bisa bikin kisah punya pengalaman pertukaran pelajar. Ilmu yang kamu punya sekarang jangan cuman kamu pakai buat sekolah aja, terapin di kehidupan kamu juga. Jangan pernah ngerasa tinggi, kita kadang masih perlu banyak belajar karena ada banyak hal yang gak kita ketahui. Happy graduation ya Jay,"

"Ih terharu.. Makasih banyak pa.." Jay melangkah memeluk papanya itu yang membuat Singto sedikit terkejut hingga badannya sedikit terhuyung, namun ia bisa menahannya.

"Nih, hadiah graduation buat lo dari gue sama mama, pakai duit papa. Intinya dari kita bertiga." Fiat menyodorkan hadiah kepada Jay.

Jay menggerakkan kepalanya seperti mengejek, namun tetap menerima hadiah itu dengan tertawa

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Jay menggerakkan kepalanya seperti mengejek, namun tetap menerima hadiah itu dengan tertawa. "Iya, makasih ya kak," Dan akhirnya mereka berempat mengambil foto bersama.

"Kamu beneran ga pulang dulu ke rumah habis ini?" tanya Krist yang akhirnya membuat Jay berpikir.

"Hm.. Pulang aja deh kayaknya, tapi seminggu setelah ini. Aku kangen meluk mama soalnya," jawab Jay mengernyitkan hidungnya. Hal itu membuat Krist tersenyum senang. "Jatah papa aku ambil dulu ya," sambung Jay.

"Loh? Mainnya gitu ya," sahut Singto dengan wajah tak percaya.

"Masih ada kak Fiat,"

"Udah lulus SMA kok masih minta peluk sama mama," sindir Fiat.

"Husstt, lo itu gak di ajak." Jay menaruh jari telunjuk di bibirnya sambil menatap ke arah Fiat. Kakaknya itu hanya bisa merotasikan matanya kesal, niatnya ingin menggoda adiknya tapi malah ia yang kena.

"Udah, ayo!" Krist segera mengajak Jay untuk pergi dari sekolah, merayakan kelulusan dengan makan bersama di restoran. Namun anak itu hanya diam yang membuat Krist bingung.

"Eh.. Anu ma.. Temen aku mau datang. Kalian bisa kok nunggu aku di gerbang, nanti aku nyusul," jawab Jay tersenyum.

"Oh, yaudah gapapa kita tunggu sini aja,"

"Gapapa ma gausah. Kayaknya Jay bakal lumayan lama, nanti kalian cape nunggu,"

"Oh gitu.. Yaudah kita bakal nunggu kamu di tempat duduk dekat parkiran," ucap Singto dan di angguki oleh Jay. Setelah keluarganya pergi, Jay terlihat seperti sedang memanggil seseorang dari kejauhan yang sepertinya sedang menunggu.

POLAROID LOVETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon