SingKit Fams [ 🦁🐢🐭🦅 ]

546 17 0
                                    

"FIATT!! BANGUN! NANTI KESIANGAN LOH INI UDAH JAM BERAPA?"

Suara teriakan Krist yang menembus pintu kamar Fiat yang tertutup di pagi hari itu membuat sang korban yang namanya dipanggil mengerutkan alisnya dengan mata terpejam. Di lain sisi sang pelaku yang memanggil Fiat masih sibuk dengan makanan yang ia buat untuk menyambut seseorang.

"Ini masih jam 7 loh Krist, kamu ngapain bangunin Fiat se-pagi ini?"

"Biarin, biar latihan bangun pagi. Uke kok bangun siang. Gimana dia mau nikah sama Oaujun nanti,"

Singto yang mendengar pernyataan terakhir Krist hanya bisa terkekeh sambil menyeruput kopi nya yang masih panas.

"Padahal kamu juga sering–"

"Ssst! Udah ya kak gausah di ungkit. Lagian biarin aja sih, biar dia gak ngikutin kebiasaan buruk aku yang suka bangun siang. Kasian Fiat kalau dia ada jadwal pagi terus gak ada yang bangunin,"

Singto tersenyum. Bukan, bukan karena pernyataan bahwa ia ingin Fiat menjadi lebih baik dari Krist, tapi...

"Jadi ini ceritanya kamu udah ngerestuin Ojun sama Fiat?"

Krist yang mendengar itu tubuhnya seketika membeku beberapa detik sambil mengerjapkan mata dan menatap sang suami yang tengah tersenyum padanya.

"A‐apasih kak! Udah deh mending bantu aku sini,"

"Loh? Kan udah aku bantu disini, bantu doa sambil bonus liatin kamu,"

"Halah..." Krist tidak bisa berbohong jika ia sedang tersenyum mendengar gombalan Singto. Jarang ia mendengar hal ini, karena Singto itu tipe yang tidak mengucapkan cintanya lewat kata, dia itu tenang, tapi tidak se-tsundere Bright.



•••🪷🪷🪷•••



"Kak Fiat udah siap? Yuk langsung berangkat aja kita,"

"Eh? Udah ma, tapi Fiat berangkat sama Kak Ojun. Sekalian mau beli hadiah buat adek katanya. Adek aku yang manusia, bukan Pluto sama Muffin,"

Belum sempat Krist menjawab, Singto sudah lebih dulu menutup mulut istrinya dan langsung menanggapi Fiat.

"Oh yaudah kalau gitu, bilang sama Ojun hati-hati kalau bawa mobil, asal jangan telat banget. Nanti adek ngambek. Kalau gitu papa sama mama duluan,"

Dengan tenaga Singto yang lebih besar tentu ia mampu menyeret Krist masuk ke dalam mobil tanpa bicara dan mulai melajukan mobil nya menuju bandara.

"Kenapa sih kak?!"

"Kamu tuh yang kenapa coba. Fiat udah besar sayang, Ojun juga bukan tipe seme aneh-aneh kok, aku liat kakak selama ini aman aja sama dia. Jangan galak-galak dong, kesian loh. Gimana nanti kalau Jay datang-datang bawa gandengan hayo? Apalagi dia udah lulus SMA loh..."

"Diem! Tau ah, malas banget,"

Tingkah Krist itu tentu membuat Singto hanya bisa menggelengkan kepalanya. Apa ini maksudnya adalah seorang bayi yang tidak mau bayi nya tumbuh dewasa?

"Eh itu adek bukan sih kak?"

Dengan cemilan di tangan yang ia beli tadi, matanya menyorot di pintu masuk bandara dan melihat anaknya yang berpakaian gelap dengan outer se-lutut dan sepatu boots hitam tinggi nya.

"Jay!!" panggil Krist dengan senyum lebar dan Singto yang tersenyum senang. Jay yang mendengar panggilan sang mama langsung berlari memeluk Krist.

"Papa..." Ia tentu tidak lupa dengan kehadiran sang papa. Ah, tidak lupa dengan kakaknya yang baru saja datang.

POLAROID LOVEWhere stories live. Discover now