1. KEDATANGAN JAY [I]

55 9 0
                                    

Jay berjalan di koridor asrama lantai empat dengan menyeret koper dan tas ransel di punggungnya. Ia menelusuri mencari kamar bernomor 417 dimana itu akan menjadi kamarnya. Jangan lupakan jika asrama ini berisi satu kamar 2 penghuni.

Perlahan ia membuka pintu yang tidak terkunci itu, menampilkan sosok laki-laki yang sedang duduk mengerjakan tugasnya.

"Oh, hai!! Selamat datang kak!! Yang jadi teman sekamar gue ya?" ucap laki-laki manis itu kepada Jay. Yang di tanya cuman tersenyum dan mengangguk sekali sebagai jawaban.

"Mau di bantu ngemasin?"

"Gapapa gausah, lo lagi belajar. Lanjut aja bisa sendiri,"

"Gapapa udah mau selesai juga kok,"

Hening tercipta beberapa detik sampai akhirnya Jay mengiyakan permintaan teman sekamarnya ini. Akhirnya mereka sibuk dengan meletakkan baju Jay di lemari serta mengeluarkan barangnya seperti charger, buku, dan lainnya. Tidak ada percakapan yang terdengar dari keduanya hingga akhirnya Jay yang membuka. Lagipula laki-laki itu sepertinya punya kepribadian tertutup.

"Nama lo siapa?"

"Oh iya maaf belum kenalan. Nama gue Jungwon kak,"

"Oh oke. Nama Korea gue Jongseong. Simpel nya panggil Jay aja,"

Punya nama Korea? Itu artinya...

"Bukan orang korea kak?"

Jawaban itu Jungwon dapati dengan anggukan.

"Lo tinggal di asrama sendiri?"

"Gak sih. Gue punya kembaran di kamar sebrang, nomor 424,"

"Kenapa ga sekamar aja?"

"Bosen kak. Di rumah udah se kamar masa di luar se kamar lagi? Lagian dia juga udah punya room mate, namanya kak Sunghoon dari PANGOK High School,"

Jay mengerti. Hal itu terlihat dari cara ia mengerucutkan bibirnya.

"Kalau kakak darimana?"

"Pertukaran pelajar dari Amerika ke HANLIM MULTI ARTS,"

"Eh? Kakak ikut program pertukaran pelajar kelas 12 itu ya? Wah keren. Berarti Kak Jay kakak tingkat gue di sekolah dong? Gue masih kelas 11 kak di sekolah Hanlim juga,"

Jungwon tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Orang di hadapannya ini ternyata adalah seseorang yang cerdas hingga dapat mengikuti program pertukaran pelajar yang di laksanakan selama 10 bulan, itu artinya sampai ia lulus, mengingat ia sudah kelas akhir dan tidak mempunyai banyak waktu lagi.

"Wah... Ternyata kita satu sekolah ya. Sama kembaran lo juga berarti?"

Anggukan antusias merupakan jawaban dari Jungwon.

"Lo dari luar juga sampai harus tinggal di asrama, Won?"

"Oh, gak kok. Rumah gue di Seoul juga, cuman karena berangkat dari rumah ke sekolah jauh jadi gue sama twins mutusin buat sewa asrama aja,"

Kegiatan mereka mengemasi barangnya Jay akhirnya selesai. Semua sudah pada tempatnya, sprei kasur pun sudah di pasang.

"Gue mandi dulu. Makasih udah mau bantuin," Jay menepuk pundak Jungwon dan mengambil handuknya.

(Sunoo Side's pov)
"KAK SUNGHOONNN!!"

Suara dari kamar seberang terdengar menggema di kamar sang pemilik hingga keluar koridor, dan tidak ada satupun penghuni yang terganggu karena sudah biasa.

"Apa sih Noo apaaaa..." jawab Sunghoon sambil tertawa tanpa rasa bersalah setelah mencabut sambungan wifi di kamar mereka. Padahal Sunoo sedang fokus dan serius menonton Hotel Del Luna. Sunoo hanya bisa tertawa pasrah dan menggeram kesal dengan wajah cantiknya.

"Kenapa di cabut wifi nyaaaa aihhhh,"

Jika bisa mengulang waktu dari awal, Sunoo tidak masalah jika akan sekamar lagi dengan Jungwon di asrama jika pada akhirnya ia akan menemukan room mate seperti Sunghoon. Sayangnya semuanya sudah terjadi, aturan pun tidak mengizinkan untuk berganti teman sekamar kecuali teman sekamarnya pindah.

Jay yang baru keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya seketika terpaku. Teriakan itu sangat nyaring.

"Itu kenapa?" tanya Jay pada Jungwon dengan wajah khawatir. Sebagai penghuni baru yang baru saja datang tadi sore tiba-tiba malam ini di sambut dengan teriakan.

"Paling Sunoo di ganggu sama kak Sunghoon. Gausah di tanggapin kak, udah biasa kok mereka emang gitu tiap hari,"

"Kembaran lo? Yakin dia gapapa?"

"Iya kakk. Udah biasa kok,"

Meskipun dengan wajah ragu, Jay mengangguk pelan dan meletakkan handuknya di belakang pintu. Baru saja ia hendak merebahkan dirinya, Jungwon tiba-tiba duduk di belakangnya dengan memegang handuk bekas ia tadi yang membuat Jay tidak jadi membaringkan tubuhnya.

"Rambut kakak masih basah loh,"

"Udah gak terlalu basah juga kok. Lagian udah biasa gini di rumah,"

"Tetap aja. Jangan di biasain kak, nanti bisa sakit," Ucap Jungwon sambil mengusap pelan rambut Jay dengan handuk.

"Sekali lagi makasih Won,"

"Heem!" jawab Jungwon antusias dengan mengangguk lucu dan senyum nya yang manis.














































































kiw kiw, ramein dong. sepi amat😔


.
.
.

TBC

.
.
.

POLAROID LOVEWhere stories live. Discover now