UNCLE

445 35 6
                                    

Kredit untuk para kreator Ejen Ali, Wau Animation.

Mohon kebijakan pembaca!

Pada dasarnya, perjalanan Ali bersama Bakar.

Diketik dari sudut pandang Bakar.

Selamat membaca!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

E.A.F.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Oeek! Oeeek!"

Suara tangisan bayi yang terdengar di ruang bersalin milik Aliya, sukses menandakan bahwa anak itu lahir dengan sehat. Semuanya baik-baik saja, baik ibu dan si bayi sama-sama selamat dari proses persalinan yang rumit.

Meskipun begitu, Bakar masih tidak berani untuk masuk ke dalam ruang bersalin. Ia masih takjub membayangkan bagaimana kakaknya mampu mengeluarkan tenaga yang besar demi mengeluarkan bayi itu dari dalam perutnya.

"Bakar, ayo masuk!" ajak Ghazali dari dalam ruangan.

"Nanti saja, Bang!" tolak Bakar dengan halus.

"Bakar... kamu tidak mau melihat keponakanmu?" panggil Aliya dengan suara yang lemah namun masih cukup keras untuk didengar olehnya.

Bakar akhirnya masuk ke dalam ruang bersalin itu. Ia melihat wajah sang kakak telah dipenuhi oleh peluh keringat, yang langsung saja di-lap oleh Ghazali dengan lembut.

"Permisi, ini bayi anda. Jenis kelaminnya laki-laki, bayi anda sangat sehat. Dia sangat tampan," puji seorang suster sambil meletakkan bayi tersebut di sebelah Aliya.

Ghazali dan Aliya tersenyum lembut sambil menatap ke arah bayi tersebut. Pun Bakar yang tadinya menatap Aliya, kini ikut melihat ke arah sang bayi.

Bayi itu sangat kecil. Bakar takut mendekatinya, takut  makhluk kecil itu akan jatuh, menangis, atau terluka bila ia sentuh atau hanya sekadar mendekati.

"Maaf menggangu, bapak, ibu. Tapi kami membutuhkan nama bayi ini untuk pendataan." ucap suster itu lagi.

Aliya menatap ke arah Ghazali dengan lembut, seolah membiarkan pria itu mengambil alih pembicaraan.

"Eh, emm... namanya adalah Ali. Ali bin Ghazali." Ghazali gugup ketika memberitahu nama anaknya itu, tampaknya ia berpikir bahwa Aliya tidak akan menyukai nama tersebut. Pria itu bahkan bertanya pada Aliya, "A-apa kamu suka namanya?"

"Nama yang bagus," puji Aliya.

Dengan itu, maka sudah menjadi resmi. Bahwa mulai detik ini sampai seterusnya, bayi yang baru terlahir ke dunia ini, memiliki nama Ali bin Ghazali.

Ini adalah sebuah momen penting, Bakar membuat catatan mental untuk selalu mengingat momen ini seumur hidupnya. Sebuah momen dimana ia pertama kali bertemu dengan keponakannya.

....

"Ali... Ciluk ba!" Bakar dapat melihat Ghazali selalu bermain dengan Ali selepas pulang kerja.

Ejen Ali Fanfiction Where stories live. Discover now