13. kembali bertemu

Start from the beginning
                                    

"Kak Iqbal kenapa ngomong kaya gitu sama aku? Aku tau aku nggak sesempurna aisyah aku nggak se sholeha perempuan yang kaka cinta tapi bukan berarti aku adalah perempuan yang serendah kaka bilang" balas karina sedikit menaikkan suaranya

Iqbal menggeram kala mendengar nada tinggi karina. "Kenapa kamu malah bawa bawa aisyah? Kamu mau bandingin diri kamu dengan dirinya? Ck jelas kalian sangat berbeda! Dan apa maksudmu menaikkan nada bicara kamu kepada saya?" Iqbal malah semakin tersulut emosi mendengar nada bicara karina yang meninggi

"Maaf" karina menyesali perbuatannya yang tidak sengaja meninggikan okta suaranya tadi

"Udah salah malah ngelunjak lagi jadi orang"

Di katain lagi? Apakah Iqbal tidak ada rasa belas kasian terhadap dirinya meskipun sedikit? Kenapa mulut laki laki itu gampang sekali mengeluarkan kata kata yang sangat menusuk.

"Kak Iqbal salah faham, aku dan kak syam hany-"

Belum selesai karina menjelaskan fakta sesungguhnya malah di potong lebih dulu oleh suaminya. "Salah faham? Kamu pikir mata saya buta? Udah jelas jelas saya ngeliat kamu tadi di kantin berduaan dengan laki laki. Terus kamu bilang salah faham?"

"Nggak gitu-" ucapan karina kembali terpotong

"Saya nggak mau denger alasan apapun lagi, Ingat ya! Besok hukuman kamu bertambah kamu harus bersihin kamar mandi santri putri seorang diri, kalau sampai saya dapat kamu meminta bantuan seseorang awas aja hukuman kamu bertambah dua kali lipat dari ini"

Bahkan Iqbal begitu mudah menyimpulkan sesuatu yang betul betul laki laki itu belum ketahui fakta sebenarnya, jika saja dia tau kalau dirinya tadi sempat pingsan akibat terik matahari yang begitu panas dan juga kelaparan apakah Iqbal masih berkata demikian?

"Iya kak"

Seperti biasa Iqbal lagi pagi langsung pergi begitu saja, karina kembali menunduk menahan rasa sakit yang sudah dari tadi melanda hatinya.

"Nggak boleh pantang nyerah kar, kamu harus bisa ngeluluhin hati kak Iqbal"

Perempuan itu menyemangati dirinya sendiri seakan tidak ada cela untuk menyerah mengejar cinta dari Iqbal.

Ia akan membersihkan isi rumah terlebih dahulu lalu di lanjut membersihkan dirinya nanti, karna menurut nya jika dirinya mandi sekarang ia bisa kotor kembali jadi mandinya ia akhirkan saja.

Karina melaksanakan aktifitas nya dengan begitu telaten. dari menyapu, mengepel hingga cuci piring ia kerjakan seorang diri. Meskipun kepalanya sedikit terasa pusing namun tidak mengurungkan niat karina untuk melanjutkan aktivitas nya sebagai seorang ibu rumah tangga.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga, aku masak dulu deh. Tapi tunggu kak Iqbal mau nggak yah makan masakan aku? Kemarin aja dia nolak"

"Tapi kasian nanti kalau pulang dia kelaparan gimana? Ah masak aja deh"

Setelah beradu argumen dengan dirinya sendiri akhirnya perempuan itu memutuskan untuk memasak kembali, masalah di terima atau di tolak itu mah urusan belakangan yang terpenting ia sudah berusaha menjalankan perannya sebagai seorang istri yang berbakti kepada suami.

Di lain sisi seorang laki laki yang sedang menenangkan dirinya itu kini kian mulai tenang, emosinya sudah mulai menurun menyisahkan hati yang lapang sekarang.

Iqbal kemudian menyimpan al-Quran nya yang dia pakai tadi hatinya seketika mulai tenang saat mulutnya melantukan ayat suci Al-Quran dengan begitu khusyuk.

Sekarang ia memutuskan untuk pulang, dirinya ingin cepat cepat mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah ini. Saat membuka pintu aroma wangi menyeruak masuk kedalam indra penciuman nya. Rasanya sangat lezat dan pas sekali perutnya sangat lapar sekarang.

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now