"Kak Haidar!" Saut Ara terkejut.

"Maaf maaf, saya ngga liat tadi ada orang, Kalian nggapapa?" Ungkap Haidar merasa bersalah karena dirinya hampir saja menambrak ketiganya.

Ara dan dua anak tersebut mengangguk dan mereka hendak berdiri.

"Saya bantu Ra." Tutur Haidar melihat Ara kesulitan untuk berdiri.

"Tidak usah Kak, Ara masih bisa." Tolaknya berusaha berdiri sendiri.

"Rumah kalian dimana? Kenapa malam-malam masih disini?" Tanya Haidar.

"Rumah kami disana Kak, kami lagi keluar sebentar untuk beli-beli." Saut anak laki-laki tersebut kemudian ia mendekat mengelus anak perempuan disebelahnya, sepertinya ia sangat sayang dengan anak perempuan tersebut.

"Kamu nggapapa Dek? Mana yang luka?" Tanyanya berjongkok menelisik tubuh adiknya.

Adiknya hanya menggeleng memberitahu bahwa tidak ada yang luka sama sekali.

"Kalian Adik Kakak?" Tanya Ara dan mendapat anggukan dari mereka.

"Kalau gitu Saya antar Kalian sampai rumah ya?" Saut Haidar.

Anak perempuan itu terdiam ia melihat ke arah Kakaknya menunggu jawaban, dan Kakaknya kemudian mengangguk tersenyum ke arah adiknya memberitahu bahwa orang yang mengajaknya berniat baik.

"Kamu ikut Saya Ra." Ajak Haidar pada Ara.

Ara merasa tidak enak, ia berusaha menolaknya,

"Ara pulang sendiri aja Kak, Ara nggapapa kok." Katanya.

"Tidak, kamu tetap ikut Saya, duduklah dibelakang, nanti saya yang akan jelaskan sama suami kamu." Ujarnya tanpa ingin ada penolakan.

°°°

Ara terpaksa ikut dan mengantarkan dua anak tersebut terlebih dahulu. Mereka sampai lalu mereka pamit dari rumah tersebut.

Ara masih didalam mobil tersebut, ia bingung apa yang akan dikatakannya sebentar lagi saat sampai dirumahnya.

"Jangan khawatir Ra, saya yang ngomong nanti sama Aydan." Ara tersenyum canggung dilihat Haidar.

Sesampainya dirumah Ara, ia segera turun,  ia melihat suasana rumahnya yang gelap, apa Aydan belum datang, pasalnya tidak ada mobil yang terparkir disana padahal Aydan pulang dari kantor menyusul Ara tadi siang menggunakan ojek, ia meninggalkan mobilnya di parkiran kantor.

"Saya ikut kedalam." Ujar Haidar turun dari mobilnya hendak menjelaskan pada Aydan.

"Sepertinya Kak Aydan belum pulang Kak, tidak usah masuk." Tutur Ara, ia tidak ingin pembicaraan buruk tentang dirinya membawa laki-laki masuk tanpa ada suami di dalam rumahnya lagipula ia tidak ingin mengecewakan Aydan.

"Yasudah, besok saja kalau gitu." Jawab Haidar tersenyum tipis dalam hatinya ia selalu merasa Aydan adalah laki-laki beruntung yang bisa memiliki Ara.

Ara mengangguk kemudian Haidar pamit darisana tak lupa Ara berterimakasih seadanya.

Ia masuk kedalam rumahnya, ternyata tidak dikunci, tubuhnya terasa sakit akibat benturan tadi di trotoar.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now