25.

1.1K 132 4
                                    

Bel jam istirahat sudah berbunyi berulang kali menandakan waktu istirahat telah tiba untuk siswa-siswi HYBE school.

Jeonghan yang sedari tadi memejamkan mata dengan menyadarkan kepala di atas meja menggunakan kedua tangan sebagai tumpuan terbangun. Jeonghan mengangkat kepalanya dan menatap penjuru kelas.

"Jeonghan, enak tidurnya?" Pertanyaan yang dilontarkan dari guru killer—sastar—yang baru saja selesai mengajar membuat Jeonghan menatap ke depan—menatap sang guru.

"Gak, ibu berisik." Jawaban santai Jeonghan barusan membuat teman kelasnya berusaha menahan tawa agar tidak lepas.

Meskipun Jeonghan memejamkan matanya, dia masih mendengarkan penjelasan gurunya yang panjang kali lebar itu. Jeonghan malas sekali jika pembelajaran sastra, apalagi gurunnya yang mengajar bagi Jeonghan saat menyebalkan dan cerewet, makanya dia memejamkan matanya dari awal pembelajaran sastra.

Jeonghan tersenyum senang melihat wajah guru killer itu terlihat kesal dan langsung pergi begitu saja sari kelas.

"Gila lo, Han. Bisa-bisanya jawab kaya gitu," ujar Jihoo diakhiri tawa.

Jeonghan menyandarkan tubuhnya di kursi. "Males banget gue sama itu guru, sok iye banget," balas Jeonghan kemudian. "Kantin yok! Gue udah laper, nih."

"Ayok, lah. Bentar, gue beresin buku-buku gue dulu"

🌺🌺🌺

Siswa-siswi HYBE school terlihat berhamburan di kantin sekolah untuk makan siang ataupun hanya bembeli jajan, seperti Seungkwan contohnya. Gadis berpipi chubby itu baru saja selesai mengantri untuk mengambil makan siang.

Seungkwan berjalan menghampiri Jeonghan dan para sahabatnya, tapi baru empat langkah berjalan dia dikejutkan dengan siswa perempuan yang tiba-tiba menabraknya hingga nampan makanan yang dibawa tumpah mengotori seragamnya.

"Lihat-lihat dong jalannya!"

"Kok, gue yang disalahin? Lo sendiri yang nabrak gue."

"Ngaca, ya. Badan lo itu kayak gentong, menuhin jalan."

Prang!

"Sialan lo!" Seungkwan membuang nampan makanan yang dibawa—

Plak!

—lalu menampar pipi siswa perempuan yang menabraknya hingga wajah sisiwa perempuan itu menoleh ke arah samping.

Suasana kantin yang awalnya terdengar ramai langsung hening seketika saat mendengar suara nyaring dari sebuah nampan jatuh. Seungkwan menjadi pusat perhatian saat ini.

"Udah berkali-kali lo ngehina tubuh gue dan gue selalu diem. Tapi semakin gue diemin, lo malah semakin ngelunjak!" Jika disaat-saat sebelumnya Seungkwan selalu diam kalau di hina, maka kali ini dia tidak akan diam lagi. Seungkwan semakin lama semakin muak dan kesal pada—Dahyun—orang yang menabraknya tadi.

Dahyun memegangi pipinya yang di tampar Seungkwan. Dahyun menetap Seungkwan dengan wajah terkejut. "Lo berani nampar gue?!"

"Iya, kenapa? Mau bales?" Seungkwan mengangkat wajahnya dan memasang muka garang. "Silahkan, tampar gue sekarang! Tampar nih gentong di hadapan lo! Cepet tampar!" Seungkwan menggertak Dahyun sambil melangkah maju mendekatinya.

Dahyun yang mulai merasa was-was mundur dengan perlahan. Wajahnya mulai terlihat panik.

Seungkwan mengehentikan langkah kakinya. "Kenapa mundur? Lo taku sama gue?"

"G-gak! Gu-gue gak takut sama lo!" balas Dahyun gugup.

Seungkwan bersmirk, menatap julid Dahyun. "Cih! Bilang aja takut, dasar pengecut!"

Usai mengatakan itu Seungkwan langsung pergi dari kantin tanpa memperdulikan nampan yang dia buang atau pandangan siswa lainnya. Seungkwan tidak mood untuk makan karena Dahyun.

"Wo-WoAh!"

Hao menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. Gadis China itu memperhatikan Seungkwan dan Dahyun sedari tadi dengan, Jeonghan, Jisoo dan juga Jihoon.

"Bagus, dia ngelawan. Kalau gak dia akan terus dibully, dia gak boleh diem aja kalau ada yang bully ataupun ngatain penampilannya. Semakin dia diem maka semakin menjadi Dahyun bully dia," ujar Jeonghan di setujui Jihoon yang sedang asik menghabiskan makan siangnya tanpa memperdulikan kejadian barusan.

"Kita susul dia gak?" tanya Jisoo pada yang lain.

Jeonghan menggelengkan kepalanya. "Biarin aja, dalam kondisi marah Seungkwan butuh waktu sendiri."

🌺🌺🌺

Keluar dari toilet Seungkwan masih saja mendumel kesal karena Dahyun. Seungkwan mengelap baju seragam bagian dadanya yang telah di bersihkan menggunakan tissue.

Seungkwan lelah terus-menerus di bully maupun dikata-katai karena berat badannya. Seungkwan sudah berusaha untuk diet, tapi diet itu tidak mudah. Menurunkan berat badan dari 65 kilogram ke 50 kilogram seperti saat ini saja butuh perjuangan dan proses yang lama. Seungkwan harus menahan lapar untuk beberapa bulan dan selalu berolahraga sampai dia kelelahan.

Saat SMP kelas 3 Seungkwan bahkan sampai masuk ke rumah sakit karena kekurangan karbohidrat dan kekurangan asupan gizi saat berusaha diet. Seungkwan di rawat di rumah sakit selam dua hari dan semenjak itu ibunya melarang Seungkwan untuk diet ketat.

Sebenernya berat badan 50 kilogram dengan tinggi 165 untuk ukuran anak perempuan itu tergolong ideal, jika di negara lain. Tapi sayangnya Seungkwan menepati negara yang terlalu mementingkan penampilan dan kesempurnaan.

Seungkwan menaiki anak tangga untuk kembali ke kelas dan dari arah berlawanan Seungkwan berpapasan dengan Vernon. Namun, Seungkwan mengabaikan Vernon, gadis itu terus berjalan tanpa memperdulikan Vernon.

Vernon memelankan jalannya sambil menatap kepergian Seungkwan.

"Gue kasihan sama Seungkwan, dia di bully mulu sama, Dahyun."

"Salah dia sendiri gak bisa jaga berat badan."

"Tapi mantan dia ganteng. Temenya, si Moonbin juga ganteng."

"Di manfaatin doang mungkin sama mantanya dulu."

"Dia kelihatan marah banget di kantin tadi. Dahyun, juga kelewatan."

Vernon mengalihkan perhatiannya pada sekumpulan siswa perempuan yang sedang bergosip di sisi bawah tangga. Vernon sedikit penasaran dengan apa yang terjadi antara Seungkwan dan Dahyun di kantin.

Vernon berjalan mendekat sekumpulan siswa perempuan itu lalu bertanya menggunakan nada dan ekspresi datar.

"Seungkwan sama Dahyun kenapa?"

Sekumpulan siswa anak perempuan yang sedang bergosip itu terkejut dengan kedatangan Vernon. Tidak lama kemudian sekumpulan siswa perempuan itu menjadi gugup.

Vernon datang menghampiri dan bertanya pada mereka yang tentu saja hal itu sangat jarang mengingat Vernon adalah laki-laki dingin dan cuek.

"Oh! I-tu, eum~ di kantin tadi, Dahyun nabrak Seungkwan terus ngatain Seungkwan kaya gentong. Seungkwan yang gak terima nampar Dahyun," jawab salah satu dari mereka dengan malu-malu.

Vernon mengerti sekarang. Seungkwan terlihat sangat kesal karena Dahyun mengata-ngatainya lagi dan entah kenapa Vernon tidak suka jika Seungkwan di bully dan dikata-katai karena berat badannya. Melihat Seungkwan, Vernon seperti melihat teman kecilnya.

🌺🌺🌺

Senin lalu mau double up, tapi tiba-tiba otak bebel😫

See you besok!

Masa Remaja [svtgs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang