10.

1.4K 143 0
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Jihoon dan Seungkwan tidak langsung pulang. Mereka berdua pergi ke ruang seni terlebih dahulu untuk membahas acara tahunan bersama para anggota osis dan beberapa siswa yang terpilih untuk pengisi acara.

Sesampainya di ruang seni mereka berdua masuk dan langsung disambut osis yang sudah berkumpul di ruangan tersebut.

"Akhirnya kalian datang juga," sapa Kun, ketua osis angkatan baru.

Jihoon duduk di pinggir panggung teater. "Yang lain, mana?"

"Sebentar—eh, itu mereka." Kun menunjuk beberapa siswa yang ikut terpilih untuk memeriahkan acara tahunan. Begitu mereka semua masuk, Kun kembali berujar, "Ji, tahun ini para guru mau menggabungkan antara anak musik sama anak dance buat tampil dalam satu stage. Jadi, gue mohon bantuan lo sama Soonyoung, ya?"

Jihoon melirik makhluk sipit yang duduk di sebelahnya, begitupun sebaliknya. Jihoon mendecih pelan melihat si sipit alias Soonyoung tersenyum lebar padanya. "Gue gak masalah yang penting gue sama si sipit—"

"Nah! kebetulan banget, Ji. Kita udah ngasih usul ke guru kalau lo sama Soonyoung bakal main stage bareng." Kun memotong ucapan Jihoon.

"Gila lo. Ogah gue!" tolak Jihoon cepat.

"Kenapa gak mau manggung sama gue? Gue keren loh, Ji?" tanya Soonyoung pede.

"Keren-keren. Keren dari namanya lo?" tanya Seokmin, dia merupakan anggota osis dan siswa yang terpilih untuk mengisi acara tahunan jadi tidak heran jika dia ikut berkumpul.

"Dari wajah yang tamvan ini."

Jihoon menggidik ngeri. "Geli gue."

"Ayolah, Ji. Para guru udah setuju dan gue yakin pasti penampilan kalian bakal pecah karena jarang banget anak musik sama anak dance main stage bareng," ujar Kun memohon.

Kun benar-benar sudah membayangkan betapa pecahnya panggung nanti jika Jihoon si pemain alat musik terbaik dan Soonyoung si penari terbaik di sekolah tampil bersama dalam satu stage.

"Kenapa gak sama Seokmin atau sama Seungkwan aja?"

"Gak bisa. Seokmin sama Seungkwan udah klop, mereka bakal diduetin nanti," balas Kun.

"Ck! Gue males banget."

"Udahlah, Ji. Terima aja. Lo pengen sekali-kali manggungkan? Dan ini adalah pertama kalinya lo ditawari buat manggung jadi terima aja," usul Seungkwan.

Jihoon berfikir sebentar. Ada benarnya juga usulan Seungkwan, dia sudah lama ingin manggung dan ini adalah kesempatan untuknya.

Jihoon melirik Soonyoung sebentar lalu menghelakan nafasnya pelan. "Okeh, gue mau."

Soonyoung bersorak senang karena Jihoon meyetujui kerja samanya. Setelan acara kumpulan ini berakhir nanti Soonyoung akan mengucapkan terimakasih banyak pada Kun yang telah mengusulkan mereka untuk tampil dalam satu stage.

Jihoon menatap sinis Soonyoung yang kegirangan. "Biasa aja dong, gak usah ngereong."

"Gue seneng, Ji. Akhirnya lo mau main di satu stage bareng gue."

"Idih." Jihoon menatap ilfil Soonyoung.

🌺🌺🌺

"Obatin dulu Hao-nya, Jun. Marah-marahnya nanti," ujar Seungcheol saat melihat Jun marah-marah kepada Hao yang sedang diobati.

"Iya, Hao—Jun, pelan-pelan ih! sakit," protes Hao saat Jun tanpa sengaja menekan luka di pelipisnya.

"Iya, maaf-maaf."

Hao mendengus pelan. Sepulang sekolah tadi, Hao ingin mampir ke supermarket untuk membeli es krim tapi Jun tidak menurutinya. Hao yang kesalpun akhirnya memutuskan pergi ke minimarket sediri dan ngotot ingin pulang sendiri tanpa Jun. Akan tetapi, di perjalanan menuju minimarket Hao dicegat oleh empat orang yang tempo hari mengikutinya dan juga Jun menggunakan motor.

Hao sempat melawan menggunakan jurus taekwondonya karena mereka hendak bermacam-macam dengannya. Namun, Hao berakhir kalah melawan empat laki-laki yang jelas kekuatannya lebih besar darinya itu. Hao yang benar-benar butuh pertolongan saat itu akhirnya dibantu Jun, Mingyu dan Seungcheol yang tiba-tiba muncul.

"Kalau lo gak ngotot mau pergi ke minimarket dan pulang sendiri, lo gak akan luka kaya gini. Ngeyel sih jadi orang," ujar Jun sedikit kesal bercampur khawatir pada Hao.

Hao memanyunkan bibirnya. "Ya mau gimana lagi. Hao, pengen banget makan es krim tapi Jun gak nurutin jadi Hao ngeyel deh."

"Lain kali jangan ngeyel, oke?" ujar Jun sembari menempelkan plaster di pelipis Hao yang tergores.

"Asal Jun mau nurutin kemauan, Hao. Kalau gak mau ya Hao tetep ngeyel," balas Hao polos membuat Mingyu melepas tawanya.

Hao menoleh menatap Mingyu yang duduk diatas motor dan tertawa. "Mingyu, kenapa ketawa?! Gak ada yang lucu ya."

"Ups- sorry," kata Mingyu.

Jun bangkit dari jongkoknya lalu memasukkan sisa kapas, plaster dan obat merah yang selalu dia bawa ke dalam tas. "Sekarang ayo pulang," ajak Jun pada Hao.

Hao menggeleng. "Hao, mau beli es krim dulu."

"Nanti lo sakit kalau maka es krim, Hao."

Hao menyilangkan kedua tangannya di dada. "Gak mau tau. Pokonya Hao pengen makan es krim, titik. " Setelah mengatakan itu Hao mengalihkan padan kearah lain. "Lagian Hao mau beli satu doang kok," lanjutnya.

Jun menghalakan nafasnya pelan, dia tidak bisa menolak keinginan Hao kali ini. "Oke, lo tunggu di sini. Biar gue yang beli es krimnya."

Hao dengan cepat menatap Jun, dia menunjukkan senyumnya dan mengangguk menuruti perintah Jun.

Jun iku tersenyum, di mengusak rambut Hao sebentar lalu masuk ke dalam minimarket untuk membeli es krim.

"Seneng banget lo, chil," ujar Mingyu melihat Hao yang duduk di kursi depan minimarket menggoyangkan tubuhnya ke kanan-kiri dan tersenyum senang seperti anak kecil.

"Iya. Hao, seneng banget heheh.."

"Padahal dibeliin es krim doang," timpal Seungcheol lirih namun masih bisa terdengar oleh Mingyu.

"Kalau cuma dibeliin es krim aja dia seseneng itu berarti kehidupannya baik-baik aja, Cheol," balas Mingyu, dia menujukkan senyum tipisnya dan masih memperhatikan gerak-gerik Hao. "Beda lagi kalau sama orang yang hidupnya gak baik-baik aja, banyak masalah. Mau dikasih atau dibeliin barang semewah apapun harganya, kalau kehidupannya gak baik-baik aja ya gak akan seseneng Hao yang cuma dibeliin es krim doang," lanjutnya.

Seungcheol tau maksud dari perkataan Mingyu barusan tapi dia egang menanggapinya dan memilih untuk diam.

🌺🌺🌺

Jangan lupakan jejak bestii😘

See you next time.

Masa Remaja [svtgs]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt