Xabiru Libra Gumilar

643 31 2
                                    


Laki-laki tinggi dengan jaket hitam berlambang singa di dada kirinya itu turun dari tangga rumah nya dengan santai. Remaja berusia 19 tahun itu tidak menyadari ada sepasang mata yang menyaksikan nya dengan tajam.

"Mau kemana kamu?!" Bentak pria tua itu.

"Ini udah jam berapa? Jangan main terus!"

Laki-laki itu tidak menjawabnya dia terus berjalan dan menghiraukan pertanyaan Ayahnya itu.

"Xabiru jawab papa hei!"

"Anak sialan!!"

Xabiru tidak bergeming dia terus berjalan menghampiri motornya yang terparkir rapih di halaman rumahnya. Bagi sebagian orang rumah adalah tempat pulang saat kita merasa lelah. Tapi tidak bagi Xabiru. Xabiru punya rumah, Xabiru punya Ayah dan ibu tapi dia tidak merasakan kehangatan dalam rumah itu.

Xabiru pergi mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. persetan dengan Ayah nya yang terus berteriak memintanya untuk tidak keluyuran terus. Xabiru muak dengan tuntutan-tuntutan gak jelas yang Ayah nya berikan. Dia masih muda dia masih anak SMA masih butuh main bukan ngurusin pekerjaan kantor yang gak jelas itu. Xabiru gak suka di atur.

Xabiru berhenti sejenak di pinggir jalan untuk menghubungi temannya. Gak lucu bukan dia datang ke basecamp tapi gak ada siapa-siapa. Iya memang, Xabiru suka yang sepi tapi tidak dengan kesepian.

"Lang, lo dimana?"

"Kenapa bro?"

"Basecamp ada siapa?"

"Gak tau, paling anak-anak kelas 10"

"Cih males, gue ke rumah lo ya?"

"Sok aja"

Sebelum menancap gas kembali Xabiru melihat jam di tangannya, jam 11 malam. Gak papa lah jam 3 pagi dia akan pulang pikir nya. Xabiru kembali menancap gas motornya dan menuju rumah Galang yang tak jauh dari sini.

Di sepanjang jalan Xabiru terus memikirkan aturan-aturan yang Ayah nya berikan. Kenapa harus dirinya? Anak lelakinya bukan dirinya saja? Ada kakak sama adiknya? Iya dia tau kakak nya tidak mungkin bisa di ganggu karena sedang fokus kuliah di Jogja, dan adik nya masih kelas 2 SMP. Ya tapi kan? Ahh sial kenapa Xabiru tidak mengerti sih.

Xabiru memasukan motornya ke halaman rumah Galang. Xabiru menautkan kedua alis nya bingung melihat mobil putih terparkir disana. Ada kakak nya Galang?

Xabiru berjalan masuk yang pintunya terbuka lebar-lebar. Ini sudah biasa Xabiru bukan dua kali atau tiga kali datang ke rumah Galang. Orang tua mereka juga saling kenal.

"Eh den Biru, mau ketemu den Galang ya" Sapa Bi Sumi Art di rumah Galang.

"Eh Bi Sumi, iya nih Galang nya ada?"

"Ada di kamarnya, non Siska juga ada"

Deg.

"Kapan dia kembali?"

"Pengecut kalo gue gak berani temui dia"

"Tapi, gue gak siap" Xabiru meremas jaketnya dan menggelengkan kepalanya.

"Den Biru gak papa" Bi Sumi menyentuh pundak Xabiru dengan panik.

"Biru gak papa" jawab Xabiru dengan wajah pucat.

"Mau bibi ambilin air?"

"Gak Bi, makasih. Biru pulang dulu tolong jangan bilang sama Galang kalo Biru ke sini ya" jawab Xabiru dengan memohon.

"Tapi den"

"Tolong ya Bi. Biru pergi dulu" setelah menyalami tangan Bi Sumi Biru keluar dengan terburu-buru.

Xabiru Where stories live. Discover now