Sesampainya di moll, Gilang mencari titipan istrinya, setelah menemukan, ia membelinya dan membayar barang tersebut.

Saat melihat-lihat toko yang ada didalam moll tersebut Aydan dikejutkan dengan keberadaan dua orang yang tak jauh dari pandangan matanya. Ia memerhatikan orang yang didekat Ara yang tak henti menatap Ara

Gilang juga melihat arah pandangan Aydan

"Itu bukannya istri Lo Dan?" Aydan hanya mengangguk tipis, lalu ia menghampiri Ara.

Setelah benar-benar melihat itu Ara kemudian Aydan berbicara pada Gilang,
"Gue tinggal dulu Lang!" Ucapnya datar lalu dengan singkat padat jelas ia memanggil Ara.

Gilang yang paham situasi kemudian mengangguk,"Tahan emosi Dan! Jangan lepas kontrol!" ia tahu persis bahwa saat ini Aydan menahan amarah, setelah Ara menoleh lalu Gilang memilih beranjak dari tempat tersebut, tidak ingin melihat keributan atas masalah rumah tangga Aydan.

*Flashback off

Sesampainya dirumah, Aydan mendahului Ara keluar dari mobil dan berjalan cepat memasuki rumahnya.

Kali ini Ara merasakan hawa tidak enak saat hendak masuk kerumah, ia khawatir apa yang akan dibicarakan suaminya sebentar lagi, jujur ia merasa bersalah karena sudah berbicara dengan Haidar.

Ara melihat Aydan berdiri diruang tamu menunggu Ara masuk.

Tak sabar kemudian Aydan menarik tangan Ara yang sedari tadi seperti engga masuk rumah.

"Jangan di tarik-tarik Kak! Sakit tau!" Lirik Ara meneteskan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Dengan kasar Aydan menghempas tangan Ara dan menatapnya dalam-dalam, yang ditatap hanya menunduk.

"Kamu izin apa tadi sama saya?"

"Kak Aydan kenapa sih?" Heran Ara melihat amarah Aydan.

"Saya tanya kamu tadi IZINN apa sama saya?" Ujarnya penuh penekanan.

"Ara bilang mau keluar sama Dira." Tuturnya pelan karena ia juga tidak tahu bahwa Dira bersama Kakaknya.

"Ohh saya tahu, Kamu sengaja pura-pura mau ketemu Dira padahal kamu ingin PACARANN kan sama HAIDAR itu?" lanjutnya tanpa melepas tatapan pada Ara.

Ara mendongak, "Astaghfirullah, Ara ngga berniat kaya gitu Kak! Ara juga ngga tau kalo Dira sama Kakaknya." Kata Ara merasa kecewa dituduh seperti itu.

"Jangan bohong kamu! Kemarin kamu bilang sama saya untuk tidak menyentuh wanita, tapi kamu sendiri?" Ujarnya melihat Ara remeh.

Astaghfirullah kuatkan hati hamba, lalu Ara memberanikan menatap Aydan.

"Ara ngga seperti itu Kak! Kenapa Kak Aydan marah kaya gini?" Ucap Ara memelankan suaranya.

"Gak usah ngeles kamu! Tadi saya lihat dia natap kamu! Kamu suka sama Dia? IYAA?"

Ara memejamkan matanya, hatinya tak berhenti beristighfar.

"Engga, Ara cuma nganggep Kak Haidar seperti Kakak Ara, ngga lebih dari itu." Sanggah Ara.

"Ara minta maaf, Ara ngaku salah karena udah berbicara dengan yang bukan mahramnya, maafin Ara ya.." bujuk Ara.

Aydan mengalihkan pandangannya, ia merasa luluh dengan ucapan Ara tapi egonya terlalu tinggi.

"Kak Aydan cemburu ya kalau Ara bicara sama Kak Haidar?" Tanya Ara ditengah tengah emosi Aydan. Sungguh tidak nyambung

"Jangan kepedean kamu! Saya sedang tidak membicarakan itu!" Tutur Aydan datar.

Ara merasa emosi Aydan menurun setelah beberapa saat yang lalu sangat mencekam.

"Awas besok-besok nggak saya kasih izin keluar kamu, INGATT!!" lanjutnya lalu melenggang meninggalkan Ara ditempat.

Ara hanya memasang wajahnya cemberut sambil menunduk, namun ia tidak ingin menangis lagi, begitulah anak kecil kalau dimarahin sangat cepat berubahnya

Sebenarnya Aydan merasa salting dengan pertanyaan Ara, oleh karena itu ia putuskan untuk pergi dari ruang tamu tersebut.

"Iya juga ya, kenapa saya harus marah." Batinnya. Ia merutuki kebodohannya, pasti Ara merasa kepedean dengan sikapnya barusan.

°°°

"Khem..khem..." Dehem Ara menghampiri Aydan diatas kasur yang sibuk memegang laptopnya.

Merasa tidak dihiraukan Akhirnya Ada berbicara, "Kak!" Panggilnya.

Aydan hanya melirik kemudian melanjutkan aktifitasnya.

"Masih marah ya sama Ara?" Tanyanya.

Aydan masih tidak menjawab, ia tidak pernah memperdulikan ucapan Ara.

Ara mendekat dan duduk di posisi Ara lebih rendah di dekat kasur.

"Salim dulu Kak!" Pintanya hendak mengambil tangan Aydan.

"Untuk apa?" Sinis Aydan.

"Ara mau minta maaf sama Kak Aydan, mungkin Kak Aydan kecewa sama Ara karena Ara ngga sesuai dengan ucapan, Ara janji ngga gitu lagi yaa, Ara minta maaf yaa.." ucap Ara menunjukkan puppy eyesnya.

Aydan yang mendengarnya hanya menahan bibirnya yang berkedut ingin tersenyum.

"Hm." Jawabnya singkat. Tak lupa tangan yang sudah Ara salimi.

"Ihhh kok hmm doang? Beneran dimaafin ngga sih? Ara kepikiran soalnya." Ucapnya lalu menunduk.

"Iya Ra, udadeh saya sibuk!" Ucap Aydan merasa terganggu.

"Yaudah kalau gitu, makasiii yaaa!" Kata Ara merasa lega. Lalu ia menaiki kasur dan bersiap-siap tidur.






bersambung...

Makasiii banyak yang udah vote~~
Jangan lupa komen juga yaa..

Tunggu kelanjutannya ya gaysss, Dilarang meninggalkan cerita sebelum usai, makasii yaaa I love Youu~~










AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now