1. "Kapan Nikah?"

225 21 11
                                    

— MY SOLDIERS —

"Shaka, kamu kapan nikahnya?" Pertanyaan itu kembli di layangkan kepada seorang Ryshaka yang baru saja selesai mandi setelah ia pulang dinas dari Sulawesi.

Pria yang berprofesi sebagai TNI angkatan darat itu menghela nafasnya. Jujur, ia lelah di tanyai pertanyaan serupa berkali-kali setiap ia pulang ke rumah.

"Maa..." Shaka menyampirkan handuknya di kursi belajarnya dulu. "Belum ada yang pas."

Wanita yang umurnya sudah tak muda lagi itu menghela nafasnya. "Umur kita udah gak muda lagi, Ka. Kami pengen lihat kamu nikah, dapet cucu juga dari kamu."

Shaka mendekati sang ibunda dan menelungkupkan wajahnya pada pangkuan sang Mama sambil terduduk di lantai yang dingin.

Clarysa–ibunda Shaka– tersenyum. Tangannya terulur untuk membelai kepala anak sulungnya.

"Masih mikirin dia, ya?" Tanyanya lembut.

Shaka mengangguk kecil. Pria itu mendongak menatap sang ibunda yang mulai mengalami penuaan walaupun aura cantik masih terbalut dengan kuat pada dirinya.

"Maafin Shaka, Ma. Tapi rasanya gak ada yang bisa gantiin posisi dia."

Clarysa mengangguk paham. "Tapi di usahain lagi ya, sayang? Atau mau Mama kenalin anak temen Mama?"

Shaka mendelik mendengarnya. "Gak usah, Maa. Mama kira ini jamannya Mama sama Papa? Jamannya Mama aja udah modern tapi masih aja di jodohin sama Papa. Masa iya, aku juga gitu?" Pria itu memprotes tak terima.

Clarysa tertawa mendengarnya. "Maaf. Mama cuma ngusulin ide aja."

"Tapi kan ya engga—"

Ceklekk...

"Ma... Mama dicariin Papa." Si bungsu Eyando itu membuka pintu kamar Kakaknya sambil menatap Clarysa dan Shaka dalam.

Wanita itu memgerutkan keningnya. "Tumben?"

"Jangan-jangan, Papa...."

Mata Clarysa membulat dan memukul pundak putranya dengan kuat.

"Astagfirullah. Gak boleh mikir gitu!"

Dengan cepat Clarysa melangkahkan kakinya menuju kamar mereka di ikuti oleh kedua anaknya.

Memasuki kamar kedua orang tua Shaka, pria itu disuguhi oleh pemandangan yang cukup meremas hatinya kala tuan besar Eyando tersebut hanya bisa memperbanyak sisa hidupnya dengan terbaring di atas ranjang.

Clarysa menghampiri suaminya–Revan– sambil membelai kepalanya.

"Papa tumben manggil Mama? Ada yang sakit?"

Revan menggeleng sambil tersenyum. "Mau minta peluk aja sih,"

Wanita itu tertawa sedangkan Shaka menghela nafas malas dan Zea selaku anak bungsu menahan rona merah di pipinya.

"Udah tua, Pa. Inget umur." Tegur Shaka yang hanya dipelengosi oleh Revan.

"Biarin. Daripada kamu, udah tua masih aja jomblo."

Ucapan tersebut memohok hati Shaka yang paling dalam. Ia melotot dengan pandangan kosong kala ucapan tersebut bagaikan kaset rusak di kepalanya.

"Udah. Kalian keluar sana. Papa mau sama Mama kalian ber.du.a. Sekarang kalian pergi dari kamar Papa."

Dengan malas Shaka menutup pintu kamar tersebut sedangkan Zea sudah kasemsem sendiri dari tadi.

"Kamu mikir apa, Dek?" Celetuk Shaka membuat gadis itu membulatkan matanya.

MY SOLDIERSWhere stories live. Discover now