23. Kamu Cantik

127 17 4
                                    

***

Niatnya yang ingin segera kembali ke malang hanya sekedar niat. Karena Om Aihan menahan Azura dan Eyang untuk menunggu acara peluncuran aplikasi yang telah di keluarkan oleh Ainun's Technology. Aplikasi dagang yang langsung booming karena benar-benar recomended, selain karena programnya yang sangat mudah, juga karena telah menjangkau hampir pedagang di seluruh di indonesia.

Maka Azura menahan diri, karena tinggal di jakarta, tepatnya di rumah lelaki itu membuatnya tidak tenang setiap hari.

Angkasa hanya akan datang ke rumah di malam hari setelah lelah bekerja, dan ia hanya berdua dengan Ibu Anggi karena Eyang tinggal bersama Om Aihan. Walaupun sebelumnya Om Aihan memintanya untuk tinggal di kediamannya, Azura menolak, terlebih lagi karena masalah kemarin, tentang hubungan Angkasa dan Anara.

Beberapa kali juga Anara datang ke rumah itu, membawakan cake buatannya yang disambut baik oleh Ibu Anggi. Gadis itu berpikir, mengapa Anara bisa seberani ini karena sebenarnya Ibu Anggi menunjukan sikap seolah-olah ia menerima Anara.

Hanya saja, Azura tidak ingin terlalu ikut campur, walau sebenarnya ini adalah urusannya. Namun sejak awal, Ibu Anggi memang menolaknya sebelum Eyang berkata memergoki mereka.

Azura masih berdiri di depan cermin tinggi itu, sibuk dengan make up brush yang sekarang menyentuh lembut wajahnya, lalu kemudian mengoleskan bibirnya dengan lip product yang bewarna merah merona, merah bibir yang tidak terlalu jreng. Setelah merasa make upnya dirasa cukup, Azura menghampiri lemari Angkasa, membukanya dan mendapati dress hitam yang menggantung disana.

 Setelah merasa make upnya dirasa cukup, Azura menghampiri lemari Angkasa, membukanya dan mendapati dress hitam yang menggantung disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dress hitam yang lengannya berbahan sifon, sehingga menampakan sepanjang lengannya yang tertutupi kain transparan itu. Dress yang sangat cocok untuknya, tidak terlalu terbuka dan sesuai dengan umurnya.

Azura menoleh ketika mendapati suara pintu terbuka, menemukan Angkasa yang berdiri di ambang pintu dengan setelan jaz hitam, senada dengannya.
Lelaki itu mendekat setelah beberapa saat hanya terdiam memandanginya, satu tangannya merapikan bagian lengan yang sedikit mengerut, lalu tersenyum begitu keduanya berhadapan. "Gimana? Udah siap?"

Azura mengangguk, meraih tas hitam senada dan memegangnya dengan anggun, lalu berjalan mendahului Angkasa. Namun lelaki itu meraih tangannya, menautkan jemari keduanya dan Azura menolehkan seluruh badannya, menatap Angkasa dengan tanya.
"Kamu cantik banget malam ini" dan Azura tersipu malu.

Keduanya berjalan bersama, melewati tangga dan begitu saja masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya menghampiri Dua orang tua yang juga berpakaian senada. Kini mereka akan menuju hotel dimana acara itu dilaksanakan.

Butuh tiga puluh menit untuk sampai di sana, sudah mulai ramai dengan tamu-tamu yang memakai pakaian yang bewarna sama, terlihat indah karena pencahayaan hotel yang lebih ke kuningan, memberi kesan mewah pada setiap apa yang menerpanya. Azura duduk bersama Ibu Anggi, yang juga ternyata disana ada Anara. Sebisa mungkin ia mengendalikan diri, tidak mau menarik perhatian, atau bahkan tidak sudi bila Anara tahu ia sedang merasa tersaingi sekarang.

This is HurtWhere stories live. Discover now