PROLOG

6.1K 239 16
                                    


" Saya mengambil engkau menjadi istriku,

untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya,

Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit,

untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, 

Di hadapan Tuhan saya berjanji"

Suara itu bergetar, karena ia sadar  sepenuhnya jika janji yang diucapkannya adalah sakral.

Ditatapnya wajah cantik dibalik Wedding Veil itu.

Calon istrinya itu tersenyum dan matanya terlihat berkaca-kaca.

Ia yakin matanya juga tengah berkaca-kaca, bahagia, haru jadi satu.



"Saya menerima engkau menjadi suamiku,

untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya,

Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit,

untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, 

Di hadapan Tuhan saya berjanji".

Air mata bahagia itu jatuh, sepenuh hati ia mengucapkan janji itu pada pria gagah yang berdiri dihadapannya.

Ia akhirnya percaya pada ucapan pria itu bahwa mereka memang ditakdirkan untuk menjadi satu, menikah dan  menjadi suami dan istri.

Lalu seorang pendeta meminta mereka berdua untuk berlutut.

Kedua tangan saling menggengam di atas Alkitab.

Pendeta menumpangkan tangannya diatas kepala mereka.

Ada perasaan luar biasa yang menyelimuti mereka berdua.

Lalu pendeta itu memberkati dua insan yang sedang diliputi haru dan bahagia itu.

Dan mereka pun resmi menjadi sepasang suami istri yang sah dihadapan Tuhan.

Berbekal Janji mereka mulai mengarungi samudra dengan bahtera yang bernama Rumah Tangga.

......

Janji itu hanya kata,
Karena itu sangat mudah di ucapkan.

...

TENTANG JANJIWhere stories live. Discover now