pemberian yang dibuang

Începe de la început
                                    

Ara mencoba menghentikan "kenapa dibuang?" Tanya Ara.

"Ini terlalu manis! Tidak sehat untuk orang tua saya!" Balasnya.

"Iya maaf, Tapi Ara buatnya dari tadi pagi." Senyumnya menahan tangan Aydan yang tetap membuangnya.

"Ck! Orang cuma kue aja." Ejeknya yang membuat hati Ara hancur bagai tertusuk duri.

"Ara tau ini cuma kue, tapi Ara buat dan ngasih ini ke Papa penuh cinta, kalau ini kemanisan karena gak baik untuk kesehatan orang tua Kak Aydan kembalikan aja ke Ara, jangan dibuang." Lirih Ara tak terasa air matanya mulai menetes.

"Sini kembalikan, mubazir kalau dibuang, sini." Lanjut Ara menghapus air matanya kemudian menengadahkan kedua tangannya agar kue tersebut dikembalikan ke Ara.

Aydan menatap Ara hanya dengan tatapan datar, kemudian ia menyerahkan setengah kue itu lalu meninggalkan Ara ditempat itu juga.

"Kak Aydan jahat banget sih, inikan aku buatnya susah payah, kenapa harus dibuang sih." Batin Ara menatap kuenya yang tersisa setengah.

"Aku makan aja deh, sayang kalau dibuang." Monolognya menuju dapur dan duduk di meja makan.

"Enak banget kok, cuma salah aja kalau dikasih ke papa, bener sih kata Kak Aydan, takut gak baik buat kesehatan papah." Lanjut Ara menghabiskan sisa kue tersebut.

Namun sepanjang malam Ara hanya memikirkan hal tersebut, ia tidak bisa tidur, apa benar kue tersebut sampai membuat kesehatan mertuanya terganggu,
"Kok dibuang sih, tega banget" Tangis Ara dengan pikiran yang terus berputar sampai pada waktu ia melaksanakan sholat subuhnya.

°°°

Paginya Aydan sudah terburu untuk pergi ke kantor, tentu saja ia tidak memikirkan Ara sekalipun kejadian tadi malam. Tanpa berdosa ia meninggalkan Ara menyuruhnya untuk pulang sendiri dan berpamitan pada Tyo dan Nadin.

"Ara kenapa kamu tinggalin disini? Memangnya dia ngga mau ikut kamu?" Tanya Tyo.

"Aydan ga punya waktu Pah, bentar lagi udah telat, lagian jarak rumah ke kantor itu beda Arah, Aydan gak bisa, Aydan pergi dulu, Assalamualaikum." Alasan Aydan kemudian berpamitan pada Papanya.

"Dan.. Waalaikumussalam." Geleng Tyo terhadap sikap Aydan kalo ini.

"Maafin anak mama ya Nak." Ucap Nadin mengelus pundak Ara merasa kasihan.

"Iya Ma, gapapa, udah." Jawab Ara tersenyum.

Akhirnya setelah Ara sarapan pagi di rumah mertuanya, ia pulang ke rumah Aydan menaiki taxi.

"Aku tau hatimu itu sulit digenggam Kak Aydan, tapi biarkan aku bertahan semampuku." (Didalam taxi Ara membatin)

Sesampainya dirumah ia segera membersihkan ruangan yang agak berantakan, maklum karena bibi sedang pulang kampung.

Ara menyiapkan berbagai makanan di meja makan untuk Aydan karena sebentar lagi pasti ia pulang.

Tak disangka ternyata Aydan pulang larut malam, entah apa penyebabnya.

"Assalamualaikum." Ketuknya lalu membuka rumah yang ternyata tidak terkunci.

Mata Aydan langsung mendapati Ara yang lagi-lagi tidur disofa ruang tamu.

AydanAra [End] Completed✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum