Hospital Love (2/4)

53 6 0
                                    

Selalu ada kata pertama kali dalam setiap hal di dunia ini. Selain itu, juga selalu ada ungkapan selamat tinggal dalam setiap pertemuan.

Kurang lebih begitulah yang terjadi di rumah sakit setiap harinya, dimana para tenaga kesehatan bertemu pasien baru setiap harinya, juga harus melepas pasien yang sembuh ataupun dipanggil Tuhan.

Begitu juga Doyoung, dokter spesialis bedah umum yang memulai hari pertamanya di Rumah Sakit Universitas Kyunghee. Sekarang dia tengah duduk berdua dengan direktur rumah sakit di ruangannya, katanya sebagai proses menyapa.

"Kenapa tidak melanjutkan ke sub-spesialis?" tanya Kang Dongwon, direktur rumah sakit

"Sudah cukup, aku memang ingin jadi dokter spesialis bedah umum saja" jawab Doyoung tenang

"Kau teman seangkatan Kim Sejeong sonsaeng, kan?" Kang Dongwon melanjutkan

"Nee" jawab Doyoung singkat

"Ah, dia benar-benar aset bagi rumah sakit kami, dokter muda kompeten yang mengambil sub-spesialis kardiotoraks, Korea tidak punya spesialis bedah kardiotoraks banyak" jelas Kang Dongwon

"Iya, dia memang pintar sejak kuliah"

Doyoung bisa bernapas lega, saat ponselnya bergetar menandakan panggilan darurat dari IGD. Karena itu artinya dia bisa pergi dari percakapan tak penting itu dengan alasan yang benar.

Tapi kelegaan Doyoung tak berhenti sampai di situ. Semua berubah saat dia menghampiri salah satu brankar di IGD, karena yang menjadi pasien pertamanya di rumah sakit baru ini adalah...

"Kim Sejeong!" seru Doyoung panik

"Dokter mengenalnya?" respon Mina, salah satu residen bedah umum

"Apa yang terjadi?" tanya Doyoung langsung

"Kecelakaan lalu lintas, perut Kim Sejeong sonsaeng-nim membentur keras kemudi. Tanda vitalnya terus menurun, kesadaran pasien juga" jelas Mina

Doyoung memperhatikan Mina yang membuka bagian perut Sejeong dengan perlahan, lalu sedikit mengernyit saat melihat memar yang begitu lebar di sana.

"Sudah diperiksa CT?" tanya Doyoung

"Sudah, dok"

"Hasilnya?"

"Disini"

Doyoung meninggalkan brankar Sejeong mengikuti langkah Mina menuju komputer yang ada di IGD, Mina membuka file nya dan menunjukkan pada Doyoung.

Doyoung mengernyit, mengambil alih komputer untuk melihat lebih jelas hasil pemeriksaannya, "Seolma"

"Ada robekan di liver, ssaem" ujar Mina memperjelas

"Kondisi vitalnya bagus?" tanya Doyoung

"Ani-yo, tekanan darahnya menurun, makanya aku menghubungi dokter. Kurasa pendarahannya banyak, karena kesadaran pasien pun menurun"

"Siapkan ruang operasi!" perintah Doyoung

"Nee"

Doyoung kembali menemui Sejeong di brankar pasien, berusaha mencari ponsel gadis itu di pakaian ataupun tas yang ada di sekitarnya. Lalu saat berhasil menemukannya, Sejeong malah berusaha meraih tangan Doyoung dengan gerakan lemah.

Doyoung mengamati Sejeong yang hanya mampu bicara melalui matanya. Lalu Doyoung bisa menangkap bahwa Sejeong memintanya lakukan saja apa yang harus dilakukan dan jangan hubungi siapapun.

"Arrasseo" ucap Doyoung

Doyoung menghela napas berat menyaksikam mata Sejeong yang merem-melek. Doyoung tahu betul bagaimana sakit yang Sejeong rasakan saat ini, tapi nampaknya Sejeong mulai tidak merasakan sakit itu lagi.

Book of UsWhere stories live. Discover now