A Lies

67 9 0
                                    

Sejeong tahu perlahan perutnya akan membesar, tapi Sejeong tak tahu bahwa semua akan terjadi secepat itu. Ya memang tidak heran, dia tahu kehamilannya saja setelah delapan minggu.

Doyoung belum tahu apa-apa. Sejeong takut Doyoung tidak menerima kehadiran anaknya, karena pernikahannya dengan Doyoung adalah sebuah pernikahan tidak diinginkan, dan Doyoung melakukan itu di bawah pengaruh alkohol secara tidak sengaja.

Meskipun keduanya perlahan mulai saling menyayangi dan beberapa kali tidur bersama, tapi tetap saja keduanya punya kamar masing-masing.

Meskipun keduanya perlahan mulai saling menyayangi dan beberapa kali tidur bersama, tapi tetap saja keduanya punya kamar masing-masing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejeong mendesah kesal di depan cermin, bingung harus memakai baju apa untuk menghadap suaminya.

"Shit!" maki Sejeong sambil melempar baju-bajunya ke tempat tidurnya

Sweater sudah tidak mampu menyamarkan perutnya lagi, dan pasti Doyoung bertanya, karena Sejeong tidak terlalu suka pakai sweater.

Hingga akhirnya, sebuah mini dress biru muda terpasang di tubuhnya. Perutnya masih terlihat, tapi jika Sejeong tidak menyentuhnya semuanya terlihat normal, semoga.

 Perutnya masih terlihat, tapi jika Sejeong tidak menyentuhnya semuanya terlihat normal, semoga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan langkah ragu akhirnya Sejeong keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur. Dia mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak sarapan sebelum Doyoung keluar kamar.

Saat Sejeong tengah membuat telur mata sapi, sosok Doyoung dengan pakaian kantornya terdengar menuruni anak tangga dan langsung menuju meja makan untuk menaruh tasnya.

"Morning" ucap Doyoung hendak menghampiri Sejeong

"Kau tunggu saja di sana, ini sudah hampir selesai" cegah Sejeong, untungnya Doyoung menurut dan tidak banyak protes

Tapi dewi keberuntungan sedang tidak berpihak pada Sejeong hari itu. Saat hendak memindahkan telur mata sapi ke piring, tak sengaja sisa minyak dalam pan tumpah ke lantai.

Sejeong memekik tertahan, sekilas dia melirik Doyoung yang sepertinya tidak mendengarnya, syukurlah. Tapi Sejeong memang sedang sial.

Saat melangkah, kakinya menginjak tumpahan minyak dan terpeleset. Bokongnya membentur lantai begitu keras, hingga teriakan keluar dari mulutnya. Seketika rasa sakit terasa menjalar dari bokong ke pinggul dan kini ke perutnya.

Book of UsWhere stories live. Discover now