5 Years Later

72 6 1
                                    

Katamu, dunia ini sempit. Jadi sejauh apapun aku berlari, kau akan tetap menemukanku. Ini hanya soal waktu. Mirisnya, waktu tidak ada yang pernah tahu. Bahkan setelah lima tahun, kau belum berhasil menemukanku.

Oh, ini lucu sekali. Aku berharap kau menemukanku tanpa bertanya pada diriku sendiri, siapkah aku bertemu denganmu?, lagi.

*
*
*
*
*

Sebuah venue pernikahan megah pelan-pelan terisi tamu undangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah venue pernikahan megah pelan-pelan terisi tamu undangan. Membuat kedua mempelai gugup di ruang ganti. Tidak lagi ada tawa yang berderai di sana, tangan kedua mempelai tergenggam saling menenangkan.

Jika kalian mengira mempelai wanita itu Sejeong, kalian salah. Sejeong baru saja datang dengan blazer dan rok hitam senada, rambut panjang kecokelatan diikat sebagian ke belakang. Terlihat begitu anggun dan bernilai.

"Kalian segugup itu?" tanya Sejeong pada kedua mempelai

"Ya! Kau benar-benar datang?" ujar si mempelai wanita yang langsung memeluk Sejeong

"Kan aku sudah janji" balas Sejeong

"Sepertinya aku akan menangis" kata mempelai wanita alias Jihyo

"Ya! Jangan menangis! Riasanmu bisa hancur" ujar Sejeong sambil melepaskan pelukan Jihyo

"Gomawo" ujar Jihyo

Sejeong hanya mengangguk sambil mengelus pelan lengan sahabatnya itu. Sebelum meninggalkan Korea lima tahun lalu, satu-satunya janji yang diucapkannya pada Jihyo di bandara adalah kehadirannya di hari pernikahan Jihyo. Maka, Sejeong tidak akan mengingkarinya.

Meskipun Sejeong tahu, saat dia menginjakkan kaki di tempat kelahirannya ini semburat-semburat sakit dan kecewa akan menguar kembali.

Seperti saat ini, tak sadar penglihatan Sejeong berkeliling, mencari seseorang yang Sejeong sendiri bingung akan sanggup menemuinya atau tidak.

Acara akhirnya dimulai, kedua mempelai keluar dengan senyum hangat dan bahagia, saling mengucap janji suci sehidup semati, lalu berciuman mesra.

Sejeong bertepuk tangan, ikut terharu sekaligus bahagia. Sahabatnya sejak kecil kini telah resmi milik seorang pria yang dicintainya. Keduanya begitu saling mencintai, Sejeong tahu persis. Karena dulu, bahkan Sejeong dan Jihyo berkeinginan menikah bersama. Dulu, saat Sejeong masih punya kekasih dan bahagia.

Seorang wanita paruh baya yang Sejeong kenal sebagai ibunda dari Jihyo menghampirinya, menyuruhnya menuju meja penuh makanan dan membebaskanya untuk mengambil apapun.

Sejeong membungkuk berterimakasih, dan bangkit menuju meja berisi kue-kue yang lucu. Dia mengambil sepotong yang menurutnya menarik, karena nafsu makan Sejeong sedang buruk.

Book of UsWhere stories live. Discover now